CHAPTER 1

7K 429 4
                                    

Di pagi hari yang cerah, matahari bersinar terang memasuki celah-celah jendela kamar Mark yang terbuka, dan perlahan mulai membuka matanya, merasakan sinar matahari menyentuh kulitnya ia terdiam sejenak berusaha mengumpulkan nyawanya setelah bangun tidur. Setelah cukup lama terdiam akhirnya berhasil mengumpulkan kesadarannya dan mulai beranjak dari tempat tidurnya, dan bergegas ke kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.

Selesai memakai seragam sekolah, Mark beralih ke depan cermin menyisir rambutnya 'Baiklah, sepertinya ini sudah cukup' merapihkan seragamnya dan memakai kaca mata. Ia bergegas turun ke bawah kemudian untuk sarapan, sesampainya di meja makan mengambil sepotong roti yang sudah dipanggang dengan segelas susu hangat.

"Morning Mom, Dad" sapa Mark

"Morning, Morning son" sapa Ayah dan Ibu

Saat sarapan pagi hening tidak ada yang membuka percakapan, hanya ada suara sendok dan garpu yang beradu. Selesai sarapan seperti biasa, Mark menaruh piring dan gelas kotornya di wastafel dan berpamitan pada kedua orangtuanya, "Mom, dad aku berangkat ke sekolah dulu" mengecup pipi kedua orangtuanya secara bergantian dan bergegas berangkat ke sekolah dengan sepedanya.

Sampai di sekolah, Mark memarkirkan sepeda dan berjalan menuju ke kelas sesekali menyapa teman yang di kebalinya.

Mark duduk dibangkunya, "Pagi"

"Pagi" sahut Hendery

"Pagi, Mark" sahut Xiaojun

"Dimana Lucas?" Tanya Mark

"Palingbiasa telat" sahut Xiaojun

Mark mengangguk, 'Sepertinya Lucas telat lagi hari ini' melihat teman sebangkunya belum kunjung datang juga hingga bel masuk berbunyi.

~oOo~

Sinar matahari pagi menembus celah-celah jendela, Jeno semakin mengeratkan selimutnya yang melingkar di tubuhnya.

Kring... Kring... Kring...

Dering alarm memenuhi setiap sudut kamar, tapi Jeno enggan untuk membuka mata ataupun beranjak dari tempat tidurnya, "Berisik anjing!" berusaha meraih ponselnya yang berada di narkas dan mematikan alarm. Ia kembali menarik selimutnya dan mengambil posisi senyaman mungkin untuk kembali tertidur.

Tok... tok... tok...

Suara ketukan pintu terdengar keras, kembali membuat Jeno terusik "5 menit lagi, Bun" masih enggan untuk membuka matanya.

"Jeno! Wake up sayang! Kamu engga sekolah hari ini sayang?!" Teriakan Bunda selalu menjadi bagian dari awal memulai aktifitas setiap pagi hari

Tok... tok... tok...

"Lee Jeno! Bangung sayang!" teriak Bunda

Jeno menghembuskan nafasnya kasar, "Iya bun, aku udah bangun kok"

"Bangun, Jeno! Kamu harus berangkat ke sekolah!" Bunda meninggalkan pintu kamar Jeno

Jeno berdecak kesal, 'Persetan sekolah!' mengambil ponsel untuk mengecek notifikasi diponsel dan membukanya.

Sejenak Jeno melirik jam dinding, waktu menunjukan pukul 06.58. 'Ah! Ini masih pagi banget!' mengacak rambutnya kasar dan mulai menggerakan jemarinya membalas pesan itu.

'Mampus,mau alasan apa lagi gw pagi ini!' Jeno berpikir dan kembali lagimenggerakan jemarinya membalas pesan

'Malesbanget gw harus berangkat pagi ke sekolah' Jeno melemparkan ponselke kasur dan beranjak menuju ke kamar mandi bersiap ke sekolah. Setelah selesaimandi, ia bergegas turun ke bawah kemudian untuk menghampiri bundanya.

Wrong TargetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang