Kring... Kring... Kring..
Jeno mematikan alarm dan menatap jam di layar ponselnya. "05.15, rekor terpagi aku bangun jam segini. Gak apa-apa, demi si culun," pikirnya sambil beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah. Setelah selesai, ia mengambil tasnya dan menuju ke meja makan.
"Pagi, Yah, Bun," sapa Jeno dengan ceria.
Ayah menatap Jeno heran. "Tumben udah bangun jam segini?"
"Lagi pengen aja, Yah," sahut Jeno.
"Kamu nggak bikin masalah lagi di sekolah, kan?!" tanya Bunda
Jeno menghela napas. "Enggak!"
"Syukurlah, Bunda enggak harus teriak-teriak bangunin kamu," jawab Bunda.
Ayah ikut bertanya, "Ayah denger kemarin kamu ikut pelajaran di kelas?"
Bunda menoleh ke Ayah, "Beneran, Yah?" dan Ayah mengangguk.
"Iya, kemarin aku masuk kelas karena disuruh pacar Jeno," jawab Jeno.
"Pacar kamu? Siapa lagi, Jeno? Karina itu?" tanya Bunda.
"Bukan. Jeno punya pacar baru sekarang," jawab Jeno dengan percaya diri.
"Siapa?" tanya Ayah lagi.
"Nanti Jeno ajak dia ke rumah biar kenalan sama Ayah dan Bunda," sahut Jeno.
Ayah mengangguk. "Syukurlah, kamu putus sama Karina."
"Jeno berangkat sekarang, Yah, Bun," kata Jeno sambil mengambil kunci motor.
"Kamu enggak mau sarapan dulu, Sayang?" tanya Bunda.
"Enggak, Bun. Jeno sarapan di sekolah aja," jawab Jeno.
"Kamu yakin, Jeno?" tanya Ayah.
Jeno mengangguk. "Yakin, Yah. Jeno takut telat."
"Bukannya udah biasa kamu telat ke sekolah?" sahut Bunda
Jeno memutar bola mata malas. "Jeno mau jemput pacar dulu. Nanti kasihan kalau dia telat gara-gara Jeno." Dengan itu, Jeno beranjak menuju rumah Mark.
Ayah menggeleng. "Heran Ayah lihat kelakuan Jeno."
Bunda menatap Ayah malas. "Padahal itu kelakuan kamu dulu."
Setibanya di rumah Mark, Jeno menekan bel dan berharap Mark yang membukakan pintu. "Culun kesayangan Jeno."
Ceklek.
"Pa-pagi," sapa Mark dengan gugup.
Jeno tersenyum dan mengecup bibir Mark. "Pagi, Sayang." Ia menarik tangan Mark menuju motor dan beranjak menuju sekolah.
Di sekolah, Jeno dan Mark menjadi pusat perhatian, membuat Mark tidak nyaman. Sementara Jeno sudah terbiasa dengan perhatian itu.
Mark turun dari motor Jeno dan berkata, "A-aku duluan," hendak pergi namun dicekal oleh Jeno.
"Kenapa buru-buru?" tanya Jeno.
Mark menundukkan kepala. "Gak papa. A-aku mau ke kelas."
Jeno turun dari motor dan menarik lengan Mark menuju rooftop. Di sana, Jeno memeluk Mark dan mengusap kepalanya. "Kenapa?"
"Aku enggak nyaman dilihat banyak orang," sahut Mark pelan
Jeno mengangguk. "Maaf, yah. Tadi udah sarapan di rumah?"
"Udah," jawab Mark.
Jeno melepaskan pelukannya dan mendekatkan wajahnya ke Mark, ingin menciumnya. Mark menutup mata dengan rapat, hanya berjarak beberapa senti, dan Jeno dapat merasakan deru napas Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong Target
FanfictionMark bermain 'Truth or Dare' bersama Lucas, Hendery, dan Xiaojun, dan berakhir menjalankan 'Dare' dari Lucas, Hendery, dan Xiaojun. [BXB] Note : Semua watak, karakter, maupun sifat semua tokoh dalam cerita ini sama sekali tidak berhubungan dengan ke...