Ada sebuah aturan tak tertulis di Leonidas International School; sekali kau mencari masalah dengan RED DEVILS, maka bersiaplah merasakan neraka di kehidupan sekolahmu.
RED DEVILS adalah geng berisi anak-anak billionaire yang menguasai sekolah. Perun...
Hola! Bukan hari Sabtu, tapi Dy upload ini karena ada janji hehe. Adakah yag udah nungguin?
Jam berapa kamu baca ini??
Jangan lupa tinggalin vote dan komen yaa! Yang banyak biar Dy semangatt ^^
Okay, selamat membaca~~
BILLIONAIRE BOYS CLUB
PART 1 – The QueenBee
Playlist : Something Just Like This – The Chainsmokers
3 MONTHS AGO.
CERCADILLO'S Residence, Barcelona—Spain | 07.30 AM
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah ponsel terus bergetar di atas meja rias sebuah kamar seorang gadis yang didominasi warna putih, pink dan abu-abu.
32 pesan dan 65 panggilan tidak terjawab. Angka yang pasti akan terus bertambah. Namun, gadis berambut panjang hitam, kulit putih pucat dan mata hijau cerah bagai emerald—si pemilik kamar sekaligus ponsel tampak tidak tertarik meraih ponselnya.
Dia adalah Victoria Cercadillo. Jika ini hari biasa, ia pasti sudah kesal dengan gangguan terus menerus itu. Tapi, tidak hari ini. Ini hari pertamanya memasuki Senior High School. Jadi, alih-alih menghubungi balik si 'pengganggu' seperti biasa dan memarahinya, Victoria lebih suka melihat penampilannya yang terpantul di cermin. Tersenyum puas menyadari ia benar-benar menyukai seragam barunya ini; kemeja putih lengan panjang, rok sepanjang lutut bermotif kotak dengan warna biru gelap dengan garis putih dan dasi kupu-kupu berwarna senada dengan warna dasar roknya. Perfect! Victoria hanya perlu mengenakan blazer yang juga berwarna biru gelap—yang telah siap di atas ranjang. Blazer dengan logo LEONIDAS International School (LIS) berwarna emas di bagian kanan.
Lagi, senyum Victoria sekali lagi terbit begitu meraih blazer dan melihat warna di logo sekolahnya lagi. Warna emas. Warna yang makin meyakinkan Victoria jika sekarang dia benar-benar sudah menjadi murid SHS. Dia bukan murid Junior High School lagi dengan logo sekolah berwarna perak. Setelah ini, tidak ada yang boleh memanggilnya anak kecil lagi!
"Morning, Sweetheart...." Suara ketukan disusul pintu yang terbuka—menampilkan Ibunya yang tengah tersenyum begitu Victoria selesai memakai blazernya. "Wow kau sudah siap?"
Victoria menoleh, ikut tersenyum sementara wanita berusia awal empat puluh tahunan itu berjalan ke arahnya. "Morning, Mom. Ya, aku sudah siap..."
