PROLOG

204 2 0
                                    

Gadis cantik memasuki mansion kediaman Jonathan. Satu persatu ia menapaki anak tangga, dengan tongkat basball di tangan nya.

Hanya satu tujuan nya yaitu, kamar dengan cat berwarna hitam.

Sesampainya di depan kamar tersebut, ia membuka pintu sambil memasang muka datar.

"Astaga.. Dio! Lo ngga kelar juga main game nya? Atau lo mau gue kelarin hidup lo, hah!" Ucap nya sambil menodongkan tongkat basball nya.

"Bentar lagi." Cleo duduk di kasur kingsize milik Dio sambil mengetuk-ngetuk tongkat nya di lantai.

Dio melirik ke arah Cleo yang hanya mengetuk-ngetukan tongkat nya.

"Tuh, ada cemilan di atas meja." Cleo yang mendengar itu langsung menoleh. Benar saja, ada banyak sekali snack di atas meja.

Tak berselang lama, ia langsung melepas kan tongkat basball dan langsung mengambil snack yang di atas meja nakas.

Dengan antusias Cleo membuka snack di atas kasur.

"Jangan makan di atas kasur!" Baru saja ingin memasukan snack ke dalam mulutnya, ia lupa kalau Dio tidak suka jika kasurnya sampai kotor.

Sudah berapa kali Dio menasehati nya tapi, sudah berapa kali juga ia melupakan apa yang Dio nasehati.

Cleo turun dari kasur Dio, lalu ia duduk di karpet. Dengan lahap ia memakan snack nya.

Setelah menyelesaikan game nya, Dio menyusul Cleo yang sedang ngemil di atas karpet.

"Besok hari pertama sekolah, gue bakal bantu lo siap-siap. Ngga ada kata terlambat, oke?" Cleo hanya mengangguk kan kepalanya. Lagipun ia tak menghiraukan apa yang Dio ucap kan, ia hanya fokus makan.

Dio dan Cleo adalah sahabat dari kecil, Mereka susah senang selalu bersama. Cleo yang pecicilan dan Dio yang cuek. Tidak, tidak jika di dekat Cleo.

Mereka baru pindah 2 minggu yang lalu, karena bokap mereka pindah markas. Markas kemarin ada di bandung, sekarang pindah ke jakarta. Karena di sana mulai tidak aman, musuh-musuh mulai mengetahui markas mereka.

Sekarang, markas mereka ada di satu perumahan. Yang sangat jarang ada orang yang masuk, karena di sana banyak rumah kosong. Dan terkenal sangat lah angker. bukannya takut, tapi itu lah yang mereka cari.

Tidak ada satu pun yang tinggal di sana. Hanya ada 2 rumah, yaitu rumah Dio dan Cleo.

"Abis ini kita main yaa!" Ucap Cleo dengan antusias.

"Ga." Cleo mendesah kecewa.

"Kenapaaa?! Gabut gue di rumah." Dio menatap Cleo sinis.

"Lo ngga ingat, berapa kali itu tongkat melayang ke kepala gue?!" Tanya Dio garang.

"Yaa maaf Dio. Kan ngga sengaja." Ucap Cleo dengan nada yang di buat-buat.

"Nggaa, pokoknya engga! Yang ada geger otak gue."

"Hisss. Yaudah terserahhh!" Cleo pulang dengan wajah cemberut. Dio menatap punggung Cleo yang mulai menjauh. Ia bingung, semakin hari Cleo semakin seperti anak kecil. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Mafia CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang