(Karuni POV)
Aku mengucek mataku sejenak sembari menguap pelan, suntuk mendengar penjelasan sang guru di depan kelas.
'Ngantuk...' Batinku.
Brakkk!!
Suara bantingan dari pintu kelas tersebut membuat seluruh atensi kelas tertuju kepada sang pelaku.
"... Maaf, Bu. Saya telat." Ucap Zeyn.
'Lho. Si cepmek itu nampakin diri lagi setelah 3 hari kaga nongol?' Ucapku dalam hati sembari kebingungan.
"Ah.. Zeyn.. lain kali jangan ulangi lagi, duduklah." Ucap sang Guru sejenak, lalu Ia kembali menerangkan pembelajarannya.
Aku mengerjapkan mata, ternyata nyalinya gede juga buat nongol lagi di sekolah abis kena hina gitu.
'Dan... gila banget. Rambutnya jadi kece gitu? Belah dua! Idaman gue banget sih.'
Seperti perempuan lain di kelas, seluruhnya tertuju pada Zeyn yang mendadak menjadi ganteng maksimal.
"Gile, kesurupan kodam apaan dia?" Tanpa sadar perkataanku dalam hati malah terucapkan, membuat beberapa murid yang mendengar langsung tertawa lepas.
"Awkwowkok!! Kodam apaan anjir? Karuni lawak bener!!"
"Kaga jelas banget sat!!"
"Wkwkwkwk!!"
"Pfft-!" Bahkan Liando pun sampai menahan tawa mendengar perkataanku. Membuatku menjadi sangat malu.
Aku menundukkan wajahku dengan gugup, merasa sangat malu apalagi sang guru sudah mengeluarkan aura-aura tak sedap.
"L-Lian...-" Pintaku sembari memelas agar Liando dapat menghentikan tawanya.
Liando yang melihatnya langsung berhenti tertawa dan berdehem besar agar seisi kelas kembali hening.
Aku menghela nafas sembari tersenyum lega, aku memberi kedipan matahari kepada Liando sebagai ucapan terimakasih, yang lalu dibalas oleh anggukan oleh Liando.
Zeyn yang melihatnya hanya terdiam saja dari tempat duduknya. Namun pandangannya terus tertuju kepadaku, membuatku tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan nyaman.
Akhirnya akupun memutuskan untuk berbohong kepada guru dan mengatakan bahwa diriku kurang sehat jadi mau ke UKS terlebih dahulu.
"Bu. Saya mau ke UKS boleh..? Saya.. agak pusing.." Ucapku sembari akting badan sempoyongan.
"Boleh saja, tapi kau harus ditemani satu orang." Ucap sang guru.
"Sayaー" perkataan Liando terpotong oleh Zeyn.
"Saya saja, Bu." Ucap Zeyn yang memotong perkataan Liando.
'Lho lho lho? Ngapain ini anak anjir?' Batinku sembari panik.
"Baiklah, silahkan antar Karuni ke UKS, Zeyn."
"Baik, Bu." Zeyn berjalan mendekat kearah Karuni, Ia mengulurkan tangannya.
"Kau.. bisa berdiri sendiri? Mau kugendong saja?" Ucap Zeyn dengan intonasi yang lembut dan penuh kekhawatiran, yang membuatku terpana untuk sesaat.
'A-anak ini... udah jadi gila akibat terlalu tertekan dikatain cepmek ya??' Batinku sembari menatap kasihan.
Zeyn yang melihat ekspresiku malah jadi semakin tersenyum. Perlahan Ia menuntunku keluar dari kelas secara perlahan, yang mana membuatku ditatapi dengan tatapan tidak mengenakkan oleh seluruh perempuan di penjuru kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
gtw
Teen FictionAku anak yang tidak diharapkan siapapun. Hidup dalam penuh kesepian tanpa mengenal apa itu cinta. Namun pada kehidupan kali ini, pasti aku akan mengenal dan hidup dengan penuh cinta! 「 Warning!! Di dalam cerita terdapat: •Kata kasar •...