2

3 1 0
                                    

"Karuni..!!!! Ayo ke kantin bareng!!" Liena menghampiri mejaku sembari menggebrak pelan.

Aku yang baru mengeluarkan kotak bekalku kebingungan, 'H-huh??! A-ada apa tiba-tiba..?! Kok Liena ngajak aku pergi bareng?!'

"Huh? Kotak itu apa??" Liena mengarahkan jari telunjuknya ke kotak bekalku.

"Ah.. ini bekalku, kata Ibuku, lebih baik makan masakan rumah daripada makan jajanan di kantin.." Jawabku dengan kaku.

"Ohh! Begitu ya?! Yahh! Jadi gabisa ajak kau ke kantin deh! Sedihnyaa!" Ujar Liena dengan raut wajah sedih.

"Liena, bagaimana jika kau pergi bersama kami saja? Biar sekalian!" Ucap salah satu perempuan di kelas dengan gerombolannya.

"Ohh! Boleh juga! Aku ikut kalian deh!! Dadah, Karuni~!" Liena melambai sejenak dan langsung lari menghapiri gadis-gadis tersebut.

Aku terdiam sejenak melihat Liena pergi menuju kantin.

'G-Gila, takut banget. Ada apa tiba-tiba dia ngajak gue bicara? Gue merasa resah..' Batinku sembari menghela nafas lega.

"Liena terlihat sangat energik ya? Pasti hanya tinggal menunggu waktu saja sampai satu kelas ini menjadi sahabatnya!" Ucap Liando.

'... gasalah sih. Udah cantik, tajir, kemungkinan besar juga pinter, ceria, fashionable.. pasti semua pada mau jadi temannya.' Aku menggaruk pipi sembari tersenyum kecil, tapi aku baru terpikir.

"Lho? Liando, kau ga pergi ke kantin?"

"Ngga, kebetulan aku juga membawa bekal ke sekolah!" Seru Liando sembari menunjukkan kotak bekalnya dengan senyum lebar.

'G-gila kotak bekalnya imut banget kayak pemiliknya??!' Aku menjerit histeris dalam hati akibat terlalu gemas.

"O-oh.. gitu ya? Kita kopelan dong? Hahaha~" Aku tertawa kecil sembari menunjukkan kotak bekalku.

"Iya! Senangnya~ kapan-kapan, ayo kita samakan isi bekal kita!"

"Oh.. boleh aja, tapi jangan minta samain isinya dengan masakan high class yang harganya setinggi langit ya?"

Aku membuka kotak bekalku, dan terkejut parah.

"H-huh??!"

"A-ada apa, Karuni?!" Kaget Liando dan segera menoleh kearahku.

"B-bekalnya..."

"Bekalnya..?? Bekalmu kenapa?!" Liando melihat bekalku, dia juga ikut kaget.

"Lah?!"

"BEKALNYA KESUKAANKU SEMUA!!/Bekalnya ngga sehat banget!!" Aku dan Liando ngomong bersamaan, dan kamipun saling memandang satu sama lain.

"Tapi nasi pakai bakso goreng  dan indomie telor itu paling terbaik!" Seruku dengan lantang.

"Tapi itu semua ga sehat! Udah isinya micin semua, berminyak pula! Harusnya bekalmu isinya harus seimbang! Ada sayur, ada makanan berprotein, ada yang berkarbohidrat juga!!" Balas Liando dengan lantang juga.

"Bleh bleh bleeehh! Aku gamau dengar, aku gamau dengar! Gajelas! Hahahah!!!" Aku membekap telingaku dengan erat sembari tertawa besar.

"Karuni..!" Liando naik pitam dan mengambil bekalku sembari menyembunyikannya.

Aku yang melihat aksi Liando yang sangat berani tersebut tersentak kaget dan langsung bereaksi juga untuk bisa mendapatkan kembali bekalku.

"Liando! Balikin ga?! Aku laper banget lho!??" Seruku kesal sembari berusaha merebut kembali bekalku.

"Gaboleh! Ini bukan bekal! Ini jajanan yang ga sehat!" Ucap Liando sembari mendorongku menjauh, aku yang kesal ditambah lapar akhirnya menggenggam lengan Liando.

gtwTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang