1

4.4K 229 24
                                    

Pukul 3 sore saat kelasnya pak Jongdae berakhir hari itu, membuat para mahasiswa akhirnya bisa bernafas lega sambil membereskan perlengkapan kuliah mereka. Dan semua yang mereka lakukan itu tak berbeda jauh dengan lelaki manis yang tampak mengutak-atik ponsel setelah beranjak dari tempat duduknya yang ia duduki selama hampir 2 jam.

"Jie !!!"

Suara seseorang menghentikan langkah kaki jenjangnya. Lelaki manis itu sedikit menoleh ke belakang dan tersenyum kecil saat melihat sahabat baiknya tengah berjalan tepat kearahnya dengan tangan yang tertaut dengan sang kekasih.

"Kenapa?" Tanya Jisung saat sahabatnya itu berdiri tepat didepannya.

"Acara ulangtahun aku, kamu harus dateng ya?! Gak ada alasan kali ini." Sang sahabat, Renjun menatap Jisung penuh harap. Pasalnya sudah 2 tahun perayaan ulang tahunnya dan Jisung selalu tak hadir karena berbagai alasan.

Jisung tertawa kecil lalu mengangguk. "Iya, sebentar malam aku dateng kok. Kali ini gak ada alasan apapun untuk gak hadirin pesta ulangtahun sahabat terbaik aku ini."

"Kamu juga harus kenalan sama Daddy aku." Ucap Renjun lagi. "Kita udah sahabatan lebih dari 6 tahun dan kamu doang yang belum kenalan sama Daddy."

"Emangnya harus ya?" Jisung bertanya, wajahnya terlampau polos nan menggemaskan.

"Haruslah Jie, biar Daddy aku kenal sama sahabat baik yang selalu aku ceritain ke dia." Renjun mencubit pipi  gembil Jisung membuat lelaki manis itu sedikit meringis.

"Iya iya, apa sih yang gak buat sahabat aku ini?!" Ucapan Jisung membuat Renjun tersenyum, senang.

"Awas naksir sama Daddy-nya Renjun loh Jie." Kekasih Renjun yang sedari tadi memperhatikan interaksi keduanya ikut berbicara.

"Yakali, gak mungkinlah Jeno. Aneh banget kalau gitu ya kan?" Jisung meminta pendapat Renjun.

Renjun hanya tertawa kecil menanggapi Jisung. "Sekarang kita pulang, dan malamnya aku harus ngeliat kamu dipesta ulangtahun aku. Awas aja kalau gak dateng kali ini, aku beneran marah sama kamu loh Jie." Lelaki manis yang sedang berulangtahun itu memberi sedikit ancaman kepada Jisung

"Iya Injun, sampai jumpa nanti malam."

Mereka lantas berjalan menuju mobil masing-masing.

"Gak mungkinlah aku naksir sama Daddynya Renjun! Udah kepala empat, gak banget."

"Jeno emang aneh."

Jisung keluar dari mobil miliknya saat jam menunjukan pukul 8 malam. Lelaki manis itu melihat ke sekeliling khusus tempat parkir yang tampak ramai, pada mansion mewah keluarganya Renjun.

Sudah beberapa kali ia keluar-masuk masuk mansion mewah itu, tapi kali ini ia merasa sedikit gugup karena akan bertemu sekaligus berkenalan dengan ayah dari sahabatnya itu. Pasalnya selama 6 tahun bersahabat dengan Renjun, ia hanya mendengar cerita tentang ayah sahabatnya yang sudah mendapat gelar duda sejak Renjun berada di bangku Junior High School, tanpa mengenal bahkan melihat secara langsung.

Jisung melangkahkan kakinya ragu, ia dapat mendengar dengan jelas bunyi musik yang berasal dari mansion mewah itu saat ia benar-benar semakin masuk kedalam bangunan super mewah itu.

"Jie?" Sebuah suara yang sangat dikenalnya itu membuat Jisung berbalik.

"Oh, hay? Selamat ulangtahun ya Njun, aku harap kamu selalu bahagia." Jisung memeluk singkat sahabatnya.

"Thankyou Jie, aku seneng banget kamu datang."

"Aku kan udah janji, dan aku disini sekarang." Tatapan Jisung tak sengaja bertemu dengan tatapan dari sosok pria dibelakang Renjun, membuat lelaki manis itu terdiam sesaat.

"Oh iya, Kenalin Jie .. ini Daddy aku. Dad, kenalin ini sahabat baik aku, Jisung -Park Jisung." Renjun memperkenalkan sang ayah kepada sahabatnya.

Jisung lantas menatap pria yang tampak tersenyum kecil kepadanya. Pria matang dengan wajah tampannya, tubuh tegap dan gagah walaupun sudah menginjak kepala empat membuat Jisung berdecak kagum dalam hati.

"Jisung." Jisung berucap sesopan mungkin kepada ayah dari sahabatnya.

"Jaemin."

Renjun tersenyum melihat Ayah dan juga sahabatnya itu tengah berjabat tangan dan saling melempar senyum satu sama lain. Dugaannya sangat tepat, tidak sulit untuk memperkenalkan kedua orang itu.

"Renjun tidak pernah menyusahkanmu selama ini kan Jisung?"

Kini mereka berempat sudah duduk disudut ruangan tempat acara berlangsung, setelah pemotongan kue dan acara inti lainnya. Jaemin, Jisung serta Renjun yang ditemani oleh kekasihnya, Jeno.

"Apa yang Daddy katakan? Aku ini sahabat yang baik untuk Jie dan tidak pernah sekalipun aku menyusahkannya." Renjun sedikit tidak terima dengan perkataan ayahnya.

"Benar begitu, Jisung?" Pria matang itu melirik kearah Jisung yang terlihat gelagapan. Sedari tadi pun Jaemin merasa kalau sahabat dari anaknya itu terus saja memperhatikannya.

"Jisung, kamu baik-baik saja?"

"O-oh um itu .. saya baik-baik saja om." Jawab Jisung, sedikit terbata.

Jaemin menganggukkan kepalanya pelan. Kepalanya menunduk, menatap arloji ditangannya. "Daddy harus berangkat sekarang, satu jam lagi penerbangan Daddy ke Swiss. Kalian tidak apa-apakan Daddy tinggal?" Jaemin menatap anaknya yang mengangguk pelan.

"Oke, kalau gitu Daddy pamit pergi. Nikmati pestanya, semoga dilain waktu kita bisa mengobrol lebih lama lagi." Ucap Jaemin sambil menatap Jisung yang langsung mengalihkan tatapannya, menunduk malu.

Setelah itu Jaemin berlalu pergi.

"Kamu kenapa Jie? Tumben banget diam aja dari tadi."

"Hah? Aku gak apa-apa kok."

Renjun dan Jeno saling tatap dan tersenyum. "Jangan grogi gitu,  Daddy aku kan baik juga kan sama kamu?"

Jisung tersenyum tipis, ia lalu mengangguk membenarkan ucapan sahabatnya itu.

"Aku kayaknya udah gak waras deh. Kenapa balik dari mansionnya Renjun, malah kepikiran Daddynya dia sih?"

"Sekarang aku percaya, pesona duda anak 1 itu emang asdfghjkl!"

TBC.

𝓞𝓶 𝓓𝓾𝓭𝓪 🔞  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang