"Emhhh .." Jisung mengerang saat Jaemin meremas belahan bokongnya kuat.
Saat ini keduanya berada didalam lift dengan Jisung yang terpojok pada sudut lift. Keadaan lift mansion milik Jaemin yang hanya diisi mereka berdua itu dimanfaatkan oleh keduanya untuk berciuman.
Tangannya berada pada bahu kokoh Jaemin, jemari-jemari lentiknya itu meremat bahu kokoh ayah sahabatnya saat kejantanannya ditekan dan digesekkan satu sama lain.
Jaemin orang pertama yang melepaskan pagutan keduanya. Terkekeh geli melihat wajah lelaki muda didepannya yang tampak memerah. Lalu pria itu menggenggam tangan lentik milik si manis dengan erat, menuntunnya keluar dari lift menyusuri sebuah lorong yang tampak megah menuju kamar miliknya.
Jaemin membuka pintu kamar, lalu menarik Jisung untuk memasuki kamar pribadinya.
Tubuh ramping Jisung terjatuh diatas ranjang dengan Jaemin yang menyusul setelahnya. Merangkak lalu mengukung tubuh lelaki manis itu dibawah kuasanya. Kedua manik mereka kembali bertemu sebelum Jaemin menyambar bibir plum Jisung, menyesapnya dengan penuh nafsu.
Ciuman keduanya semakin dalam, semakin panas. Satu persatu pakaian yang terpasang ditubuh keduanya kini terlepas dan berserakan begitu saja diranjang maupun dibawah lantai.
Ciuman terlepas. Jaemin menatap lekat Jisung yang sudah begitu berantakan. Mata sayu dan bibir yang membengkak membuat suhu tubuhnya semakin panas. Mata elangnya turun kebawah, menelusuri lekukan tubuh Jisung yang tak tertutupi sehelai benangpun.
Tangan besarnya bergerak, dengan begitu sensual menyusuri lekukan tubuh ramping si manis.
"Ahhh!" Jisung memekik tertahan saat putingnya disentuh tiba-tiba. Tubuhnya yang panas terasa sangat kontras dengan jemari Jaemin yang terasa dingin. Jisung bahkan bisa merasakan darahnya berdesir setiap jari kasar milik Jaemin mengelus putingnya yang mulai mencuat.
Jaemin tersenyum tipis, menjilat bibirnya saat ia menikmati semua ekspresi yang dikeluarkan oleh wajah manis di bawahnya setiap dia menyentuh tubuh seksi tersebut. Satu tangannya merambat ke bawah, memegang kejantanan Jisung yang sudah menegang sedari tadi. Dengan gerakan pasti, Jaemin mulai mengurut kejantanan Jisung secara perlahan.
Mata cantiknya terpejam saat sesuatu yang berstektur menyentuh kejantanannya. Jisung benar-benar tak berani untuk melirik ke bawah, memastikan benda apa itu. Kedua matanya terpejam menikmati permainan tangan Jaemin yang memabukkan.
"Sweetheart .. kamu gak mau liat ke bawah?" Tanya Jaemin menggoda. Lekaki manis itu menggigit bibir bawahnya, mengeluarkan desahan tertahan. Kakinya bergetar disaat telapak tangan kasar Jaemin mengusap paha dalamnya, sensual.
"Kamu bener-bener gak mau liat ke bawah, hmm?"
"Om ..." rengek Jisung yamg merasa pelepasannya tinggal sebentar lagi.
"Yes, Sweetheart?" Jaemin menatap Jisung. Mengerti dengan raut wajah yang ditampilkan oleh lelaki manis itu, Jaemin lalu mengelus perut rata Jisung lembut. "Rileks."
Tangan besarnya mempercepat kocokan pada kejantanan keduanya. Sementara tangan satunya mencengkram pinggang si manis agar tak banyak bergerak.
"Liat ke bawah!" Jisung membuka kedua matanya, menundukkan pandangannya ke bawah dengan perlahan. Pupil coklatnya melebar saat melihat kejantanannya dan kejantanan Jaemin dikocok secara bersamaan.
Dan yang membuatnya lebih terkejut adalah ukuran kejantanan Jaemin yang terlihat sangat besar dengan urat-urat yang menonjol bertekstur.
"Ouhhhh!!" Jisung menjerit saat mendapatkan pelepasannya.
Jaemin melepaskan kejantanan Jisung dari genggamannya. Pria tanpan itu memperhatikan tangannya yang dibasahi oleh cairan milik si manis, lantas menjilatnya tanpa rasa jijik.