1

3.1K 15 10
                                    

"Oke anak-anak, saya akhiri pelajaran ini, selamat bergabung di kegiatan berikutnya, tolong persiapkan segala perlengkapan menjelang perkemahan yang akan diselenggarakan besok. Sekedar informasi, kalian kedatangan pembina baru, Kak Aldi namanya. Oke, sekian dari saya selamat menyambut akhir pekan". Seorang guru perempuan berhijab dengan kacamata bulat berkata sambil mengemasi buku-bukunya kedalam tas, kemudian pergi meninggalkan kelas.

"Selamat berakhir pekan juga, Bu...!" Jawab seisi ruangan serentak.

Di deretan bangku tengah kelas itu, seorang siswi berambut hitam lurus panjang sedang menguap. Namanya Renata Liu, salah satu siswi SMAN 2 Mahameru yang terkenal dengan kecerdasannya. Seorang atlit bulutangkis tingkat kabupaten dan merupakan anak dari salah satu pengusaha mebel ternama di Kota Lumajang yaitu Bapak Kevin Liu. Selain itu Renata merupakan selebgram yang laris mendapatkan endorsement dari produk-produk alat olahraga dan followersnya sudah mencapai 1 juta. Segala kelebihan yang dimiliki serta penampilannya yang menarik membuat Renata semakin populer di kalangan remaja.

"Pembina baru? Yang kemarin sudah akrab dengan kita, sekarang sudah ganti lagi." Seorang siswi bernama Faradina yang duduk di sebelah Renata memulai pembicaraan.

"Kalau pembina barunya ganteng bagaimana?" Renata menoleh kepada temannya sambil tersenyum menggoda.

"Bagus juga kalau begitu, tapi kita belum tahu orangnya, semoga yang kamu bicarakan benar." Sahut Faradina bersemangat.

Sistim perkemahan di sekolah ini sedikit berbeda. Kegiatan tersebut tidak diselenggarakan secara serentak satu angkatan melainkan dibagi perkelas dan tiap kelas bebas menentukan tempat untuk berkemah. Setiap kelas memiliki satu kakak pembina dalam kegiatan.

"Menurut informasi yang aku dapatkan,  Kak Aldi seorang duda keren, umurnya masih tergolong muda, tampaknya dia akan menjadi pesaingku." Seorang anak laki-laki bertubuh tinggi tegap ala-ala militer tiba-tiba ikut dalam obrolan dua siswi tersebut. Roy namanya, saat ini menjabat sebagai ketua kelas. Sifat over percaya dirinya terkadang membuat orang sedikit risih.

"Apalagi sih Roy? Sudah sana pergi, ngikut aja obrolan kita." Renata mendorong pinggang Roy yang tepat berdiri di samping kanan Renata.

Roy sedikit terhuyung, sambil melanjutkan langkahnya dia menoleh ke belakang.

"Ingat, di kelas ini aku tetap primadona, kalian jangan malu mengakui kalau kalian juga fans beratku." Kata Roy dengan nada sombong.

Renata dan Faradina mengacungkan jari tengah dengan ekspresi mengejek, lalu mengabaikan Roy begitu saja.

"Sepertinya Roy naksir kamu Ren, lagipula dia menawan. Tampaknya kalian bisa jadi pasangan serasi, deh!" Kata Fara sambil tersenyum menggoda.

Sontak saja mata Renata melotot kearah Fara. Sambil mencubit kecil lengan temannya dia berkata dangan nada ancaman.

"Kalau sempat jadi gosip, tamatlah riwayatmu. Tidak ada kata pacaran di kamusku hingga ada laki-laki sukses yang berani meminangku di hadapan papa." Kata Renata tegas.

"Terima sajalah, Ren...! Kalian cocok jadian..!!!" Entah suara sumbang darimana tiba-tiba ikut mengomentari pembicaraan mereka berdua.

Sepertinya ucapan Fara cukup keras, hingga terdengar oleh beberapa teman sekelasnya. Seketika itu juga Renata berdiri membalikkan badan ke belakang, sambil bertolak pinggang. Tatapannya tajam menyapu seisi ruangan. Sementara teman-temannya yang lain hanya tertawa kecil melihat reaksi Renata.

"Faraaa...! Kamu!" Renata berbalik menatap temannya, sambil mengacungkan jari telunjuk kirinya. Lalu perlahan mendekat ke muka Fara hingga kening mereka menempel dan jari telunjuk Renata menekan hidung Fara. Faradina hanya bisa meringis dengan muka polos, sambil mengangkat tangan tanda menyerah.

Camping GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang