_start_Aku terbangun dari mimpi buruk ku lagi, oh Tuhan sepertinya tadi adalah mimpi yang paling terburuk. Tubuhku gelisah, pikiranku kosong, rasanya benar benar seperti nyata. Syukurlah itu hanya mimpi. Sudah seminggu aku terus mimpi seperti itu.
Ku langkahkan kan kakiku ke ranjang rumah sakit, tempat terbaring nya kekasihku yang sedang tidur. Ku usap rambutnya, tak terbayang kalau mimpiku menjadi kenyataan.
Sudah seminggu lebih kekasihku jatuh sakit, setelah didiagnosa oleh dokter. Kekasihku ternyata mengidap penyakit Meningitis, hancur rasanya mendengar ucapan dokter.
Gurat kesakitan ku lihat diwajahnya, karena usapanku membuat dia terbangun dari tidurnya.
"Kamu, kenapa An?," Tanya nya kepada ku sambil memperlihatkan senyum manisnya.
Ku lihat senyumannya, hati ku berdetak kencang. Senyum itu, senyum yang sama persis seperti yang ada di mimpiku. Rasa takut mulai menghampiri ku lagi.
"Ana, hey kamu kenapa hm?. Pasti kamu mimpi itu lagi kan?" Tanya nya lagi dengan lembut, sambil mengusap pipiku yang mulai meneteskan air mata.
"Tidak papa an, aku baik baik saja" ucapnya.
Bagaimana dia bisa tenang saja, padahal kenyataannya dia sedang menahan sakit yang amat teramat. "B-buma" ucapku sambil bergetar.
"Iya An, aku disini, ini Buma kekasihmu yang paling ganteng. Bahkan lebih ganteng dari Jihoon Treasure" Jawab Buma dengan sedikit candaannya, berharap aku mulai berhenti menangis. Tapi justru kalimatnya membuat aku semakin menangis.
"Buma, jangan pernah tinggalin aku ya" pintaku sambil sesenggukan. Buma terkekeh, kulihat tangannya memeluk ku "iya sayangku, Buma selalu ada di hatimu." Jawaban Buma membuatku sedikit tenang, garis bawahi sedikit.
"Nanti entah aku duluan atau kamu duluan yang pergi, ingat terus ya, aku selalu ada dihatimu An. Aku ga pernah pergi, karena aku sudah jadi bagian dari hidupmu" sambung Buma. mendengar kalimatnya, air matamu yang tadi mulai surut kini kembali menetes.
"Buma, kok ngomong gitu? Buma mau pergi ya???" tanyaku dengan menangis.
"Kan udah dibilangin, aku ga kemana mana An."
"Sudah dong nangisnya, lihat pipi dan hidungmu itu sudah semerah tomat " ledek Buma sambil mencubit pipi berisi ku."Sakit, Buma" jawabku sambil cemberut.
"Makanya udahan dong nangisnya"
"Ih iya iya, udah ga nangis nih"
"Mama, tadi kesini jam berapa An?" Tanya Buma, karena melihat ada banyak makanan dimeja.
"Gatau aku, kayaknya tadi Tante Dian datang pas aku ketiduran deh. Kamu mau makan Bum?" jawabku mengingat ingat.
"Kamu ga pulang An?" Tanya balik Buma.
"Loh kok malah tanya balik sih" jawabku sedikit kesal. Buma cuma cengengesan. "Aku besok aja sekalian Bum" sambungku.
"Kok besok? Kenapa ga nanti aja. Kamu pulang gih, istirahat dirumah"
"Gapapa Bum, besok aja" jawabku menyakinkan Buma.
"Jangan gapapa gapapa An, pulang An. Besok kamu bisa kesini lagi. Aku udah gapapa kok, udah mendingan"
"Yah kok gitu sih" sedikit protes. "Udah sana pulang, besok kesini lagi oke sayangku" sambil menepuk nepuk kepalaku.
"Yaudah deh, aku pulang dulu ya Buma. Besok aku dateng lagi, aku bawain salad buah kesukaanmu. Kamu baik baik ya disini"
"Iya iya, hati hati dijalan sayangku"
KAMU SEDANG MEMBACA
butterfly [one shot]
FanfictionIsinya one shot/two shot Lisa and para swami swaminya, baca aja kalau suka. Boleh banget request hehe, atau mau feedback langsung pc aja.