"Jendral, kira-kira laut itu isinya apa aja ya? " Tanya random Melati kepada pemuda yang asik menerawang jauh ke arah laut lepas.
"Hm, apa aja ya Mel?" Jawab Jendral sambil memposisikan jari telunjuknya ke dagu, seolah sedang berpikir.
Melati yang melihat itu pun sedikit terkekeh kecil, Jendral itu lucu kalau sedang berpikir, aura galaknya tak terlihat.
"Menurut lo, isi laut apa aja Mel?" Tanya balik Jendral kepada Melati.
"Menurut aku, laut itu banyak isinya" jawab Melati asal.
Pemuda yang disampingnya sontak langsung mendatarkan raut mukanya.
"Ya kalau itu gue juga tau lah Mel"
"HAHAHAHA" Suara tawa Melati menguat ditelinga Jendral.
"Menurut ku laut itu penuh misteri, banyak sebagian belum terjamah manusia"
Jendral setuju dengan Melati, "iya bener banget Mel, banyak misteri"
"Jen, desa bikini bottom itu beneran ada didalam laut ga ya?" Tanya Melati lagi.
"Entahlah mungkin beneran ada, mungkin juga nggak ada" jawab Jendral dengan seadanya, dia sendiri pun bingung.
"Jen, kenapa mulut manusia itu jahat?" Tanya Melati lagi.
"Jahat kenapa Mel?"
"Ya jahat aja, mulutnya suka seenaknya nyeletuk, tanpa tau apa yang kita lalui untuk sampai disini"
"Mel, terkadang kita butuh orang yang seperti itu, kalau seandainya kita nggak ketemu orang yang kayak gitu, kapan kita akan berubah? Berubah menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya." Terang Jendral kepada Melati yang asik memainkan pasir dengan kakinya.
"Gitu ya.."
"Jen..." Panggil Melati.
"Apalagi Mel? Astaga"
"Hehehe, mau tanya lagi boleh?" Celetuk melati dengan cengengesan.
"Satu aja ya, abis ini pulang" Jawab pemuda tersebut dengan nada yang malas.
Melati dan pikiran random nya tak pernah ketinggalan.
"Iya iya"
"Kenapa manusia harus merasakan kehilangan?"
"Mel, pernah denger hukum alam nggak?" Tanya Jendral.
"Pernah Jen, kenapa?" Jawab Melati.
"People come and go, orang datang orang pergi. Kita nggak bisa nyuruh orang tetap stay sama kita. Setiap orang ada masanya sendiri sendiri. Itu udah jadi hukum alam, Mel. Mau dipaksa segi manapun mereka bakal tetep pergi." Jendral menjelaskan pendapatnya.
"Kehilangan emang se menyakitkan itu ya Jen"
"Kalau kamu bakal pergi nggak Jen?" Tanya Melati tiba tiba.
"Setiap yang bernyawa pasti akan kembali ke pangkuan-Nya, Mel"
"Gue sih nggak bakal pergi, karena rumah gue ada disamping gue. Lo Mel, lo itu rumah gue."
"Maka dari itu, ayo pacaran Mel. Jangan gantung in gue terus" Jawab Jendral sambil menatap punggung Melati.
"Ayo, pulang Jen"
Lagi lagi Melati mengabaikan ajakan nya untuk berpacaran, tapi dia tak apa. Mungkin Melati belum mau untuk menjalin hubungan dengan nya.
"Yaudah, ayo pulang"
^tbc-Jendral dan Melati.
KAMU SEDANG MEMBACA
butterfly [one shot]
FanficIsinya one shot/two shot Lisa and para swami swaminya, baca aja kalau suka. Boleh banget request hehe, atau mau feedback langsung pc aja.