BAB IV

298 34 1
                                    


[ EQUIVOCAL ]

~~Dalam setiap tarikan nafas kita akan selalu ada perubahan~~

*

*

*


Arian mencoba permainan menembak dengan kartu milik Aira sembari menunggu para gadis berfoto di photo booth, tetapi dia beberapa kali gagal membidik dengan tepat.

“Rileks aja pegang tembaknya,” titah suara dari belakang yang membuat fokus Arian teralih.

Saat dia ragu-ragu untuk melanjutkan permainan, Kenzo berdiri di sebelahnya dan memperbaiki postur sambil mengarahkannya sampai muncul tulisan victory pada layar. Dia berbalik dan mendapati Kenzo tersenyum bangga, tetapi itu sama sekali tidak membuat Arian berekspresi lebih ramah.

Bunyi mesin yang mengeluarkan tiket imbalan atas kemenangan Arian mengalihkan perhatian mereka. Dia berjongkok dan mengambil semua tiket yang keluar dan langsung melemparkan semua tiket itu kepada Kenzo.

“Makasih bantuannya,” ucap Arian datar sambil berlalu pergi.

Laki-laki itu awalnya sedikit terkejut dan bingung dengan gulungan tiket yang berantakan di tangannya, namun melihat punggung yang semakin menjauh pergi itu dia tidak bisa menahan dirinya untuk tersenyum.

Kenzo tahu keramahan Arian untuknya tidak akan pernah ada lagi, tapi barusan itu memberi getaran menyenangkan di hatinya.

“Main apa sih, sampe seseneng itu menanginnya?” tegur Fernanda yang tengag memergoki Kenzo tersenyum lebar.

“Apa?”

“Muka Lo tuh senang banget sampe keluar senyum manisnya.”

Kenzo melihat tiket-tiket di tangannya, lalu tersenyum singkat mendengar ucapan Fernanda yang salah paham dengan sikapnya.

“Sini tiketnya, gue tukerin sama hadiah,” pinta Fernanda seraya mengarahkan tangan.

“Nggak, mau gue simpen,” tolak Kenzo sambil merapikan tiket di tangannya.

Gadis bertubuh langsing itu hanya bisa kebingungan melihat Kenzo yang menyimpan tiket itu ke dalam saku. Tingkah aneh yang sama sekali tidak cocok dengan kepribadiannya membuat Fernanda mengerutkan dahi dalam-dalam.

Selagi membiarkan para gadis bersenang-senang menikmati beberapa permainan lainnya, Arian pergi membeli minuman bersama Kenzo. Awalnya Sheryl mengajukan diri untuk pergi bersama laki-laki itu, tapi Kaylyn menyeret gadis itu untuk memasuki mini bioskop dan mendorong Kenzo untuk menemaninya.

“Yang hafal menu rahasia Lyn cuman Bang Ken, jadi sama dia aja, kak,” alasannya.

Sambil menunggu pesanan, dua orang itu duduk di kursi dari dua meja yang berbeda sambil membelakangi satu sama lain. Namun kursi yang berdekatan membuat kedua punggung itu nyaris bersentuhan.

“Kenapa Lo tiba-tiba berubah?”

“Diem aja bisa nggak Lo?”

“Gue serius, Ian.”

“Gue lagi nggak pengen berantem sama Lo, Zo.”

Arian langsung beranjak dan pindah ke tempat lain. Tetapi tentu Kenzo tidak akan menyerah begitu saja. Dia beranjak dan duduk di sebelah Arian dengan tangan bersilang di dada.

“Lo nggak mau tahu menapa gue masih gangguin Lo sampai sekarang?” tanya Kenzo sambil menoleh ke wajah Arian.

Meskipun orang yang mendengarnya diam tanpa jawaban atau respons, namun lirikan mata sinisnya dan bagaimana dia tidak beranjak memberi Kenzo kesempatan untuk menjelaskan alasannya.

HIATUS - [BL] ROPE RELATIONSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang