[ BETWEEN US ]
~~Hal-hal kecil dan tidak penting adalah simpul penting yang mengikat garis takdir~~
*
*
*
“Pak, spesial tiga di bungkus!” ucap Arian dalam satu nafas lalu menghembuskan nafas dengan terengah-engah.
“Waduh Ian, sayangnya kamu telat. Barangnya udah ludes, tadi sisa enam sudah dibeli sama... siapa ya itu namanya?” Pak Andre, penjual menu spesial itu tampak berpikir sambil menggaruk pelipis.
Arian hanya bisa membelalakkan matanya saat mendengar ucapan penjaga kantin paling favorit.
Padahal bel sekolah baru saja berbunyi dan dia langsung berlari dengan sekuat tenaga, tapi malah tidak dapat satu pun menu yang rutin dia dapatkan. Menu itu merupakan menu spesial hasil selundupan Pak Andre, pemilik stand kantin bakso yang 80% menggunakan bahan-bahan sehat. Beliau menjualnya secara ‘ilegal’ kepada siswa-siswi khusus yang mengetahuinya.
“Nah! Itu anaknya yang tadi terakhir borong! Siapa itu ya namanya?” seru Pak Andre menunjuk gerombolan siswa yang baru saja melewati pintu kantin.
Bergegas Arian mengalihkan pandangan untuk melihat orang-orang yang membuatnya menahan lapar hari ini.
Arian mendesah keras dan seringai di sudut bibirnya muncul. Terlintas dalam benaknya pertanyaan tentang kapan dia bisa jauh-jauh terlibat dengan orang itu? Lebih baik baginya tidak pernah mengenal makanan itu dan menjalani kehidupannya di Belanda daripada harus bertemu manusia yang kini menjadi pusat dari seluruh atensinya.
“Sialan!” gerutu Arian sambil berbalik pergi.
Dia hampir meninggalkan kantin, namun kepadatan manusia menjadi penghalangnya untuk bisa pergi lebih cepat.
“Lo mau ke mana? Udah makan?”
Tiba-tiba saja orang yang membuatnya kesal telah berdiri di sebelahnya.
“...”
Arian hanya diam karena enggan menjawab. Dia masih kesal karena tidak mendapatkan makanan kesukaannya itu, ditambah lagi dengan adanya orang ini.
“Ian,” panggil Kenzo sekali lagi.
Orang yang dipanggil dengan suara lembut malah memberi lirikan tajam dan segera berjalan pergi mendesak banyak orang begitu dia melihat jalan yang melonggar.
“Susah amat ngomong sama nih orang,” gumam Kenzo seraya tersenyum pahit.
Dia segera kembali ke meja teman-temannya berkumpul dan meletakkan dua bungkus batagor dengan santai.
“Anjir! Pede banget Lo naroh sini!” seru Geovano panik seraya bergegas menyembunyikan dua bungkusan batagor tersebut.
Menu tersebut merupakan barang ilegal yang harus mereka sembunyikan dari para mata-mata, guru dan juga anggota OSIS agar tidak menjadi masalah.
“Habisin,” kata Kenzo singkat.
Matanya mengarah pada pintu kantin yang masih padat oleh para siswa yang berlalu lalang, namun yang ingin dia lihat sudah menghilang dari pandangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIATUS - [BL] ROPE RELATIONSHIP
Novela JuvenilSiswa SMA dengan darah Belanda yang mengalir di tubuhnya pernah berharap dilahirkan di belahan bumi lainnya daripada harus hidup berurusan dengan putra sulung keluarga Sanjaya. Sekeras apapun usahanya menjauhkan diri dan memutuskan segala sesuatu ya...