Krit diam pun juga Billkin, di depan Krit masih ada semangkuk mie yang kepulan asapnya semakin menghilang menyatu dengan udara. Rasa canggung antara keduanya mengebul bak kepulan asap mie itu.
"Well, How have you been?" Krit bertanya lebih dulu.
Billkin terkejut ketika ada pemecah suasana tegang di antara mereka. Tapi kemudian dia menjawab "Good, semua berjalan cukup baik beberapa tahun ini.."
"Kamu sendiri? I've seen a lot of your face on billboards. You look way.." Krit mengangguk dan tersenyum geli. "Ya, Ya, lebih tampan kuharap." Mereka berdua tertawa setelahnya.
Baik Krit dan juga Billkin tidak begitu yakin bagaimana mereka harus merespon lebih terhadap satu sama lain. Hanya saja, setelah sekian lama mereka tidak bertemu ini semua terasa seakan hubungan yang terbentuk di mereka sedikit tidak menetap pada tempatnya.
Krit menyelesaikan makannya dalam diam, sedikit merasa ditatap setiap dia mengambil suapan baru. Tapi dia tidak bisa memberanikan dirinya untuk menatap ke atas. Ketika dia mengambil suapan baru dirinya tersedak, cukup keras dan mengagetkan, tapi kemudian dirinya terdiam ketika sebuah gelas disuguhkan di depannya. Dengan mata berair yang tidak yakin, dia mengambil gelasnya dan meminumnya.
"Better take it slowly, Krit." Billkin menasehati dengan lembut. Mulutnya tidak bisa membalas, tapi mata Krit melihat bagaimana Billkin mengambil beberapa tissue untuknya dan meminta Ibu pemilik resto itu untuk mengisi airnya lagi. "Krit?" panggilnya
"Krit?" kali ini lebih keras. Dan jiwanya terasa seperti tersentak. Dia tidak tahu mengapa tapi sedetik kemudian dia berlari keluar dari toko itu, tidak mengatakan apapun dan meninggalkan Billkin dan juga pemilik toko itu dalam keadaan bingung.
Billkin berdiri dari tempatnya setelah Krit keluar dari pintu, mengambil barang laki-laki itu yang tertinggal dan memberikan uangnya dengan nominal yang pas dan cepat mengejar laki-laki yang tadi sudah pergi mendahuluinya.
"Krit?!" Billkin meneriakkan nama sang model. Tidak butuh beberapa kali untuk Billkin berhasil mendahului dan menghentikan Krit. Dia meraih tangannya tapi disingkirkan oleh yang empunya. "What's wrong with you?"
Kali ini Krit menaikkan matanya dengan binar kemarahan dan perasaan yang kuat. "What's wrong with me?! No, What's wrong with you!" Krit menunjuk Billkin dengan jari rampingnya, terlihat sangat kurus dari ketika terakhir kali Billkin lihat tapi tetap terlihat terawat.
"Apa maksudnya?--"
"You left me, Kin!" Krit merasa tangisannya sudah pecah dengan sekuat tenaga dan suara dia keluarkan. "On our day.. Dan sekarang kamu mau act like nothing had ever happened?" Krit membuang pandangannya dari sosok didepannya, dia tidak ingin melihatnya. Ini semua membuat dia frustasi.
Billkin dibuatnya terdiam setelah beberapa detik kemudian Krit kembali melihatnya. Kali ini dengan mata merahnya dan suara lebih serak dari sebelumnya. "Do you even love me?" Billkin tidak mampu untuk berbicara. Rasanya semua sulur perasaan menekannya lebih dalam lagi dan dia merasa ini semua menyerangnya berlebihan.
"Where have you been this whole time?" Tanya Krit lagi, kali ini nadanya tertarik dengan paksa. Matanya menatap Billkin yang menundukkan wajahnya, tidak mampu untuk sekedar mengangkat dagunya apalagi menatap orang di sebelahnya.
"Maaf, maaf Krit. Kita ngga seharusnya ketemu. Ngga seharusnya kita ngobrol. This is a mistake." Billkin panik, tangan yang tadinya menggenggam jemari sang aktor pun terlepas begitu saja. Sekarang tangan-tangannya berada di antara pelipis kepalanya. Rasanya dia sudah melakukan kesalahan terbesar malam itu.
Saat Billkin akhirnya mengeluarkan pengakuannya dia pergi, meninggalkan dirinya.
Stop Recording. Klik
"Gotcha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost and Found - BKPP AU
Fanfiction| Summary | "Gue minta maaf, Kin." "Kenapa?! Kenapa harus satu-satunya kebahagiaan gue, Kak!" Kedua kakak beradik itu terlihat kacau, sangat kacau, yang lebih muda terbelit oleh kabut emosi membuat tangannya melayangkan pukulan-pukulan tak terarah...