Prolog

513 28 2
                                    

"Naren Keano Biantara." Panggil jeano dengan nada dingin.

"humm? Why kakaa?" Jawab Naren sembari mendongak ke atas.

"Jelasin." Jeano menatap Naren sembari memperlihatkan sebuah foto dirinya dengan Cairo. Di foto itu Naren sedang mencubit kedua pipi Cairo dengan gemasnya sambil tersenyum lucu.

"eungg, itu cairo! Teman baru nana yang nana temui ditaman tadi >⁠o⁠<" ujar Naren dengan antusias

"Kakaa? Don't mad at me heumm, itu hanya teman nana" ucapnya dengan kepala menunduk karena saat ini Jeano menatapnya dengan tatapan tajam dan datar, bagaimana ia tak takut?

"Kakaa. ."

"Kaka, maaf. . ."

"Jangan marahh, takut. ."

"Kakaa huee, maaf. Nda bole angry hiks. Takut, nana takut hiks. kakaa, maaf" ujar Naren masih dengan kepala yang menunjuk dan menangis.

Jeano diam, ia berusaha mengontrol amarahnya kepada kelinci nakalnya ini. Harus kah ia menghukum kelincinya ini?.

"Harus kah saya menghukum kelinci nakal ini?" Tanya Jeano, ia masih tetap dengan pada posisinya. Tatapan tajam dan dinginnya masih ia berikan kepada Naren.

Naren menggeleng ribut, "gamau hiks, nana gamau di hukum. hueee kaka maaff, jangan hukum nana, nana janji tidak akan mengulangi lagi hiks" Naren menjawabnya masih dengan menangis.

Jeano tidak menjawab, ia mengangkat dagu Javier pelan agar ia bisa menatap mata Naren.

"Kaka, hiks" ucap Javier dengan sesegukan

"i'm not mad at you, bunny" ujar Jeano.

"Bohong, buktinya kaka masih dingin ke nana" jawabnya dengan lirih di akhir kalimat.

"Kakaa, don't mad, please" ucap Naren yang hendak menangis lagi

Jeano tidak menjawab, ia langsung menarik Naren ke pelukannya.

"Kakaa, hiks, don't mad" ujarnya lagi.

"Diam sebentar, saya marah sekarang" jawab Jeano, dingin namun lembut.

Naren terisak pelan, sangat pelan. Ia tak mau menambah kemarahan jeano kepadanya.

Jeano diam tak bergeming, ia sembari mengelus lembut surai sang pacar. 'tahan jeano, kau tidak boleh kelepasan.' batinnya.

"Babe, sor-" Jeano menghentikan kata-katanya setelah melihat Naren tertidur, ia tersenyum lalu mengecup keningnya cukup lama dan menggendongnya dengan bridal style menuju kamarnya.

"eunghh, kaka maaf" gumam Naren dalam tidurnya.

Jeano menatap Naren yang digendongannya, 'lucu sekali, sial aku sudah tidak sabar untuk memakannya' batinnya.

                                         . . .

Hayiee, gue chel, kita pake lo-gue aja lah ya soalnya gue udh kebiasaan sma temen.

Sebenernya cerita ini ga mau gue pub tapi setelah gue pikir' kayany gue pub aja deh, masalah yang baca or vote itu bodo amat.

Oh iya gue cuman gabut buat cerita ini jadi jngn berharap lebih, wkwk.

Gue up kalo lagi ga mager, kadang tuh ide udah diotak tapi mager nulis jadi yaudah gajadi ☺️.
Udah deh segitu dulu, kalo mau kenal gue lebih jauh ke Instagram : @milkcoocies_

Happy reading guyss

Baby Boy | On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang