Dibelahan bumi lainnya, disebuah rumah terdengar suara pertengkaran kecil antara seorang wanita paruh baya dengan Putri kesayangannya. "Dari mana saja kamu, kenapa jam segini baru pulang? kenapa juga, baju kamu basah? Danau lagi ya?" Tanya seorang wanita paruh baya pada putri kesayangannya di dalam rumah tersebut. "Iya ma, tadi aku habis kedanau terus tiba-tiba saja turun hujan, dan didanau tidak ada tempat berteduh ma! jadi mama jangan marah-marah terus sama aku, dan aku mohon ma... jangan pernah larang aku kedanau itu lagi ma!". Ucap putri kesayangan wanita paruh baya itu, terpaksa berbohong karena sesungguh ia memang terpaksa berbohong kepada Ibunya, karena ia menyukai tempat itu, dimana tempat ia selalu mencurahkan semua masalahnya.
"Iya.... mama ngak akan pernah larang kamu lagi untuk pergi kesana, sayang...." Balas wanita paruh baya itu kembali, sambil mengusap lembut kepala putri kesayangannya. Gadis yang mendapatkan jawaban dari Ibunya itu hanya mengangguk kecil pada Ibunya, gadis itu, ia gadis yang menghabiskan waktunya didanau, senja tadi. "Ya.... udah gih kamu mandi dulu sana, trus kita makan malam bersama. Adikmu sudah menunggu kita diruang makan". Suruh wanita paruh baya itu pada gadis cantik yang notabenya adalah putri kesayangannya.
Gadis itu melangkahkan kakinya melewati ruang makan. Diruang makan terlihat seorang pria yang tengah duduk dikursi sambil memainkan Iphonenya. "Habis dari danau ya kak?". Tanya adik gadis cantik tersebut. "hmmm....".Hanya deheman kecil yang terdengar dari gadis itu, ia pergi meniggalkan adiknya yang tengah mendengus kesal, karena pertanyaan yang ia lontarkan pada kakaknya hanya dibalas dengan deheman kecil.
Kini gadis itu tampak lebih segar setelah mandi, bukannya turun menuju ruang makan, ia malah duduk dikursi menghadap meja belajarnya. Terlihat ia sedang membuka lembaran demi lembaran buku yang bertuliskan "DEAR DIARY". Tangannya yang menggenggam pena mulai menari diatas lembaran kosong pada buku itu. ia menulis "Hari ini aku menatapnya lebih lama, semburat cahaya jingga keemasan itu membuatku seakan-akan melupakan semua masalah yang ada pada diriku, membuatku tersenyum menatapnya. Aku senang sekali.... selain bisa menatapnya lebih lama, hari ini juga turun hujan. Itu semakin membuatku bahagia. Terima kasih untuk hari ini, Tuhan". Setelah menulis apa yang ingin ia tulis, gadis itu menutup kembali buku itu. Lalu beranjk menuju ruang makan.
Diputarnya pelan knop kamarnya. ia melangkahkan kakinya menuruni belasan anak tangga yang berada dirumahnya. "Sayang ayo kita makan malam bersama". Ucap Ibu gadis itu memberikan sambutan hangat padanya.
