follow on instagram
@_warnalilac
@daralaluna
start;
[03]
"Wadidaw, sapa nih yang baru dateng?" celetuk Ayus kala melihat Dara mendekati markas mereka.
"Halo, Manis. Lagi tersesat, kah? Sinian, biar Abang bisikin jalan pulang." Mereka terbahak-bahak mendengar godaan dari Putra, lalu terdiam dalam sekejap saat mengetahui Ega bersama Dara di belakangnya. Dalam hati, Dara puas menyaksikan semua membungkam.
"Oi, Bos. Dari mana aja, nih?" Basa-basi Putra, tetapi Ega tak menghiraukan dan menyingkir pergi ke dalam markas, menuju tempat pribadinya. "Weh, gue dikacangin, kenapa tuh si Bos?" tanya Putra.
"Coba tanya tuh cewek," sahut Aldi menunjuk Dara dengan dagunya. Kemudian semua menatap tanya pada Dara.
Dara berkata, "nggak usah kepo lo pada."
"Ngapain lo ke sini?" ketus Putra.
"Kenapa emang? Gue udah nggak boleh ke sini lagi?"
"Bukan nggak boleh. Lo bisa ke sini kapan aja, selain pas pake seragam lo itu. Kita pada nggak mau gara-gara kehadiran lo bikin markas ini terancam bubar," ujar Ayus masih agak emosi saat mengingat apa yang terjadi pada markasnya beberapa hari lalu.
Hati Dara mencelos. Harapan terakhirnya pupus sudah. Dia sudah berniat ingin menginap di markas Kalideres Kamp. tapi ternyata kedatangannya sangat tidak diharapkan. Gadis itu tak menyalahkan mereka bila menolak kehadirannya yang membawa masalah. Siapa yang tidak marah bila markasnya diusik dan diancam akan dibubarkan oleh warga setempat. Tentu mereka masih menyimpan amarah mungkin juga dendam. Apalagi kejadian penggerebekan itu Dara lah penyebabnya.
Gadis berseragam SMA tersebut menunduk lesu beranjak duduk di atas tumpukan bekas peti telur. Tas ranselnya diletakkan di samping kakinya.
"Sorry ya, Dar. Kita nggak musuhin lo kok." Adit berusaha menghibur gadis itu, yang diaminkan oleh teman-temannya.
Dara menghembuskan napas berat, berkata sambil menunduk. "Gue minta maaf sama kalian semua, gara-gara gue lari ke sini kemarin kalian jadi kebawa-bawa."
Para cowok menatapnya cemas. Pelupuk mata Dara memanas seiring hatinya seperti tersayat. Pucuk hidungnya memerah lantaran berusaha menahan isak tangis.
"Lo gakpapa, Dar?" tanya Putra lembut.
Dara menggeleng pelan, masih menundukkan kepala. Enggan memperlihatkan kesedihannya.
"Bener gakpapa, nih?" sahut Adit.
"Gakpapa kok." Suara Dara bergetar, kentara sekali jika dia menahan tangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TWINS RIVALRY ♊
RomanceDara dan Zara adalah kembar identik sejak lahir. Karena persamaan fisik dan banyak hal lainnya membuat mereka tumbuh menjadi bersaing dan saling menjatuhkan satu sama lain. Entah siapa yang memulai, permusuhan yang terjadi sejak kecil itu berlangsu...