Hobi

602 89 16
                                    


Peringatan!!!!⚠️

Cerita ini fiktif belaka dan hanya sebagai hiburan.Tidak secara khusus merujuk ataupun menghasut perilaku apapun.

....

Di sebuah ruangan berukuran 4×3 tampak ada seorang wanita berambut panjang sedang digantung dengan posisi kepala menghadap ke lantai.

Tubuh wanita itu sudah dipenuhi oleh goresan-goresan kecil yang sengaja diukir untuk menciptakan sebuah karya seni di badan indah sang wanita.

Suara rintihan lemah terdengar dari bibir wanita yang tergantung dalam posisi tak berbusana itu. Bahkan sosok itu tampak begitu sangat putus asa menghadapi situasi yang sedang menimpanya.

Namun lelaki yang sedang duduk tak jauh dari tempatnya tergantung. Malah tampak senang menatap pemandangan di depannya.

Mata lelaki itu sangat tajam bak singa buas yang siap memakan mangsanya.

Dengan ekspresi takut, dan sisa tenaganya wanita yang sedang tergantung itu memohon untuk dilepaskan dari tempat ini.

Akan tetapi, lelaki yang sedang duduk itu malah bersikap acuh. Dia tidak mempedulikan permohonan wanita cantik yang sedang tergantung di hadapannya.

Lelaki itu tampak diam sembari terus memperhatikan korbannya. Dia meneliti dan mengawasi dengan sesama. Ada pertanyaan yang ingin dia ajukan, sebelum mengeksekusi wanita cantik tak berbusana itu.

"Kenapa, kau tidak tersenyum?" tanyanya dengan wajah datar.

Mendengar perkataan lelaki di hadapannya membuat wanita itu ketakutan. Dia takut salah menjawab dan akan berakibat fatal untuk keselamatannya.

"Aku bertanya?! Kenapa, kau tidak tersenyum seperti di lokasi syuting? Bukankah, kau hobi melakukan itu?!!" hardik Xiao Zhan sambil bergerak dari bangkunya.

Wanita itu terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa? Karena pertanyaan yang diajukan oleh lelaki berwajah lugu di hadapannya--- sangat membuatnya frustrasi.

"Jawab!" Lelaki itu membentak wanita tak berdaya ini, sembari menjambak rambutnya, agar menatap ke arahnya.

"A-aku tidak bisa," jawab wanita itu sambil menangis menahan sakit.

Lelaki itu menghembuskan nafasnya berat. Dia mulai muak melihat wanita ini--- sehingga tanpa pikir panjang lelaki itu langsung bergerak ke arah meja berukuran petak yang berada di sisi kanannya.

Di atas meja itu sudah banyak terisi oleh benda-benda tajam, dari pisau, palu, gergaji, gunting, kapak, dan jarum suntik yang di dalamnya sudah diisi oleh cairan racun dalam dosis tinggi.

"Apa yang harus aku lakukan?" tanyanya sambil menyentuh satu-persatu benda di atas meja besi itu dengan penuh kelembutan. "Membuat senyuman menjijikkan itu lenyap!" seru lelaki itu langsung mengambil pisau berukuran kecil, lalu kembali berbalik dan berjalan ke arah wanita itu.

Sesampainya di depan wanita itu dia menarik kepalanya. Lalu tangannya yang memegang pisau itu, dia arahkan ke bibir wanita itu.

"Buka mulutmu!!!"

"H-hmmm." Wanita itu menutup rapat mulutnya. Matanya menatap mata lelaki di depannya dengan tatapan memohon ampun.

Akan tetapi, hal itu malah membuat lelaki yang sedang menjambak rambutnya muak. Sehingga tanpa kenal rasa ampun ... lelaki itu menusuk mata kanan wanita itu.

Sreekkkkkk.

Darah dari mata wanita itu mulai mengenai wajah lelaki itu. Namun, tidak ada ekspresi yang ditujukan olehnya. Sehingga hal itu membuat wanita yang sedang menjerit kesakitan itu menjadi semakin takut.

Male Demon || Yizhan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang