6. Crossroads (2)

271 34 5
                                    

Character milik @Masashi Kishimoto

Naruhina Alternative Canon

****

"Na-naruto-kun, kita mau ke mana? kau belum terlalu sehat, jangan sampai kau-"

"Diam Hinata."

Nada dingin Naruto membuat Hinata bungkam. Ia selalu takut jika Naruto sudah bersikap dingin. Hinata menggenggam erat leher Naruto, takut-takut Hinata jatuh karena Naruto berlompat-lompat di atap rumah dengan cepat dan tergesa-gesa.

Hingga mencapai puncak patung Hokage, Naruto menurunkan Hinata dengan hati-hati. Walaupun, Naruto sedang menahan amarahnya kepada Hinata, keselamatan gadis itu adalah yang terpenting.

"Naruto-kun ...," panggil Hinata. Laki-laki itu tidak mau menatapnya sedikit pun, Naruto memunggungi Hinata, Naruto lebih memilih menatap pemandangan malam desa Konoha.

"Aku memang laki-laki yang buruk Hinata, tidak peka terhadap perasaanmu, dan baru menyadari jika perasaan yang selalu mengkhawatirkanmu semenjak aku kecil adalah rasa mencintaimu, itu pun setelah aku terkena genjutsu di misi bulan."

Hinata sudah berjanji kepada dirinya untuk tidak menangis lagi di hadapan Naruto. Naruto berbicara tanpa menatapnya. Hembusan angin membuat tubuh Hinata kedinginan. Ia melirik pakaian yang Naruto kenakan, laki-laki itu hanya memakai pakaian khas rumah sakit yang berbahan sangat tipis. Naruto pasti kedinginan juga.

"Saat mendengar kau dilamar oleh laki-laki lain, aku berpikir ingin mati saja."

Hinata berjalan mendekati Naruto. Ia memang bersalah, menyembunyikan hal sepenting itu di saat mereka masih menjalin hubungan.

Hinata berdiri tepat di belakang Naruto. Hinata sangat ingin memeluk laki-laki itu.

Hinata merindukannya.

"Jantungku seolah berhenti berdetak Hinata. Aku terus memikirkan, apa kau memang sudah bosan padaku? kau menyerah kepadaku?" Naruto merasakan Hinata yang berada di belakangnya, dirinya membalikkan tubuhnya dan mendapati Hinata yang menahan tangisannya

"Kau menyerah Hinata? setelah semuanya?"

Hinata menggeleng keras. Dia menyanggah perkataan Naruto.

Hinata tidak ingin menyerah. Hinata tidak ingin mereka menyerah.

"Naruto-kun, gomenasai, gomenasai." Hinata ingin sekali mengatakan alasan sebenarnya. Alasan jika dirinya belum menolak lamaran dari laki-laki lain itu.

"Aku tahu jika kau terus didesak oleh keluarga Hyuga, Hinata. Laki-laki itu dari keluarga kaya pasti lebih bisa memakmurkan bisnis Hyuga dan menyenangkan keluarga Hyuga. Maafkan aku Hinata, aku belum bisa menjadi laki-laki yang dibanggakan oleh mu."

Tangis Hinata pecah. "Kau selalu ku banggakan Naruto-kun!" seru Hinata, ia tetap menunduk menyembunyikan wajahnya yang mulai beruaraian air mata.

Hinata tidak terima dengan perkataan Naruto. Naruto itu sangat ia banggakan, jauh sebelum laki-laki itu terkenal sekalipun. Naruto cahaya di hidupnya.

Naruto tersenyum getir, ia senang mendengar ucapan Hinata. Hatinya sedikit menghangat, tetapi disituasi seperti ini, hatinya lebih merasakan sakit saat gadis itu berteriak dengan linangan air mata. Semua karenanya. Ia seperti laki-laki tidak berguna, yang selalu membuat Hinata menangis.

"Sumanai ne Hinata," ucap Naruto lalu memeluk tubuh Hinata yang bergetar karena menahan suara tangisannya. "Maaf jika aku belum bisa membahagiakanmu." 

Hinata mendorong pelan dada Naruto, menjauh darinya. Untuk apa laki-laki itu meminta maaf? Naruto tidak bersalah di sini, ialah yang tidak jujur kepada Naruto tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Sepertinya kita harus berakhir bukan?"

lagi-lagi Hinata menggeleng dengan keras. "Naruto-kun-"

"Aku melepaskanmu Hinata. Maaf jika melanggar janji akan merubah keluarga Hyuga, nyatanya aku tidak mampu bukan? Aku lebih takut kau tidak akan bahagia ketika kita menikah nanti dan kau dirudung oleh keluarga Hyuga karena menikah dengan shinobi seperti ku. Jika seperti itu nanti, aku memilih menjadi pengecut saja Hinata. Kau berhak bahagia." 

"Kau jahat!" seru lagi Hinata. Naruto menyerah begitu saja? Hinata sungguh kecewa. Tetapi, semuanya juga salahnya kan? semuanya juga berawal dari dirinya kan yang tidak terbuka pada laki-laki itu bukan?

Hinata menangis histeris, dirinya dan Naruto sungguh berakhir. Naruto dengan sigap memeluk gadis itu, dirinya pun ikut menangis. 

Hinata-nya akan pergi. 

Hinata-nya bukan lagi Hinata miliknya.

"Sumanai Hinata, sumanai." 

MY DREAM LOVE

"Tou-sama terlalu lemah untuk melindungimu dari para tetua Hyuga selama ini. Gomenasai Hinata." 

Sebagai seorang ayah, dirinya tidak tega melihat anak sulungnya itu terus saja diusik oleh keluarga Hyuga. Dulu dirinya menjadi sangat disiplin kepada Hinata agar Hinata tidak dicibir oleh keluarga mereka, nyatanya cibiran itu tetap ada dan menjadi parah.

"Aku baik-baik saja Tou-sama, jangan seperti ini. Bangunlah." Hinata menghela napasnya, berkali-kali ayahnya meminta maaf dengan membungkukkan tubuhnya dihadapan Hinata. Hinata tidak tega, ayahnya itu tidak salah.

"Sebaiknya kita tolak saja lamaran itu Hinata. Biarlah ancaman mereka selalu datang. Kau tidak boleh dikorbankan hanya untuk kepentingan keluarga ini Hinata!"

Hinata menundukkan kepalanya. Setelah semuanya, ia tidak ingin misi ini berhenti ditengah jalan. Biarlah Hinata menjadi berguna sekali saja untuk keluarganya.

"Aku siap Tou-sama, aku ingin menjadi berguna untuk keluarga Hyuga."

"Ayah mendengar masalah kau dan Naruto. Soal ini, apa kau tidak ceritakan kepada Naruto?"

Hinata menggeleng disusul helaan napas dari Hiashi.

"Hinata, kau tidak harus menanggung ini untukku!"

"Izinkan aku Tou-san, percaya padaku."

MY DREAM LOVE

Janjinya kau update tiap malem sabtu kan ya haha, eh malah lupa teruss

Ini up lagi aja deh, ngejar yang gagal up mulu wkwk







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DREAM LOVE [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang