1.1 Jika

5 0 0
                                    


Jika saja semuanya tidak terjadi, jika saja aku tidak egois atas keinginanku. Memang betul, mengenal kebutuhan diri jauh lebih dari keinginanku.

Bagaimana bisa aku yang tidak memiliki hasrat berusaha memikat. Layaknya kaleng soda kosong di tengah gurun pasir. Dari jauh terlihat begitu menjanjikan, nyatanya mengecewakan.

Aku kecewa, sungguh kecewa dengan diriku sendiri. Aku rasa pindah menjauhi kota tersebut akan mengurangi beban kecewaku. Ternyata, malah membumbung tinggi seperti lagu yang diputar berulang kali.

Aku juga terlalu takut untuk menginjakkan kakiku lagi, perasaan was-was menghantuiku, keringat dingin mulai keluar, tanganku yang tidak lagi kering, warna bibirku tidak lagi kemerahan. Hanya membayangkannya saja, otakku sudah berisik tidak karuan, apalagi memintaku menginjakkan kaki sekali lagi.

Perjalanan dari sini ke kota lain menjadi awal dari lembar baruku. Tidak tahu siapa atau apa yang akan aku hadapi, tetapi setidaknya jangan orang-orang yang lalu. Ijinkan aku bertemu kala aku siap menghadapinya tanpa rasa takut yang berlebih.

Eloi, kakak laki-lakiku mengecilkan suara pemutar suara di mobil dan mengeluarkan beberapa patah kata, "perjalanannya masih jauh, daripada ngelamun kayak gitu coba kamu liat tuh, pohon pohonnya, jalannya, atau mau tidur aja. Kakak nggak papa kok, nanti kalo udah sampe, tinggal bangunin kamu"

Aku hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandanganku dari jalan di samping kiri. Aku hanya bisa berharap, jika semua ini bisa aku lalui dan berpindah buku yang baru.

Tales of DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang