Bab 1

4 1 0
                                    

Malam hari, tepat pukul 09.00 PM gadis mungil bertubuh kurus sedang terkulai lemas di ranjang rumah sakit.

Untuk pertama kali nya gadis itu membuka mata setelah koma dalam waktu 2 bulan terakhir. Gadis tersebut adalah Moana, remaja berusia 18 tahun. Saat membuka matanya, Moana melihat sekeliling, yang ia temukan hanya satu wajah perempuan dengan senyum semanis madu, yang seakan sudah lama
menunggu Moana.

Secara perlahan, tubuh ku mulai stabil dan aku memutuskan untuk duduk dengan sigap, saat itu juga aku di sambut dengan pelukan erat mamah sambil berbisik di telinga ku, "Terimakasih, Ya Tuhan, engkau sangat baik. Aku bahagia melihat gadis perempuan ku sudah terbangun seperti sediakala, betapa hancurnya diriku saat terus menatap mu terbaring di kasur terpasang alat-alat infus dan lain nya dengan harapan anak ku terbangun dan sekarang tuhan mengabulkan nya, aku benar benar bahagia." bisik mamah.

Dokter mengatakan bahwa kondisi ku sudah membaik, aku diperbolehkan pulang ke rumah dengan catatan harus banyak beristirahat.

Saat keluar dari kamar rumah sakit, Moana duduk di kursi roda yang didorong oleh mamah nya menatap satu laki laki tinggi, berambut hitam kecoklatan dengan mata yang bulat berwarna coklat, kulit nya putih bersih seperti susu yang memperhatikan Moana di lorong rumah sakit.

Laki laki itu ternyata adalah Adnan, teman masa kecil Moana. Mereka sekarang duduk di bangku kelas 12 sama sama menempuh pendidikan di sekolah negeri. Tidak hanya rumah mereka yang berdekatan, tetapi juga satu kelas. Mereka saling menyayangi satu sama lain, tapi tidak memiliki hubungan yang lebih dari seorang sahabat.

Moana sampai di depan Adnan, mereka saling berhadapan, disitu lah raut wajah Adnan sangat menggambarkan betapa bahagia nya ia melihat Moana yang sudah membaik.

Tawa ria Adnan membuat Moana ikut tersenyum lebar, mereka terus berbalas senyum hingga akhirnya mamah Moana pun berucap
"Sudah sudah, mau sampai kapan kalian saling berbalas senyum, lebih baik pulang, sekarang sudah malam, biarkan Moana beristirahat kembali dirumah." ujar mamah Moana.

Sontak Adnan yang mendengar ucapan mamah Moana segera beranjak membantu menggendong Moana masuk ke mobil.

Adnan berbisik "Lega rasa nya melihat kamu seperti ini. Asal kamu tau, sudah ratusan entah ribuan air mata ku terbuang hanya menangisi wanita kuat seperti mu." kata adnan terkekeh.

Moana tidak menjawab Adnan dia hanya terus tersenyum manis dengan memperlihatkan kedua lesung pipi nya.

Taman Surga Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang