Tuduhan² 14

485 49 6
                                    


Gua bangun-bangun sakit banget rasanya badan gua. Apa lagi punggung gua, yakin gua ni punggung gua lecet lecet biru biru. Gua bangun dari tidur gua, duduk gila banget pegel badan gua rasanya gegara tidur di lantai mana gua belum pake baju lagi. Pas gua angkat kepala gua itu behhhh denyut denyut anjir, kek gua abis muter muter 20 kali lapangan berat anjng!

Tadinya gua berharap ayah bakalan balik lagi, liat keadaan gua. Tapi apalah harapan gua itu, ternyata cuma angan-angan aja. Biasanya setiap ayah habis hukum gua, ayah selalu nyuruh gua buat keluar terus gua disuruh ngobatin luka gua. Yaa walaupun gua gak ngobatin luka gua, ya karena luka di punggung gua gak bisa gua obatin sendiri. Tapi yaa kadang kakak kembar gua kak Reno suka ngobatin si, gitu-gitu dia juga yaa bisa dibilang peduli si.

Keesokan harinya

Masih diruangan yang sama

Vino membuka matanya, ia bangun perlahan dengan hati-hati meregangkan otot-otot nya katena pegal.

" Shhh aww... " Rintih Vino, karena rasa sakit dipunggung nya di tambah dengan pusing dikepalanya belum hilang

Perlahan ia bangkit, hari ini ia harus pergi untuk sekolah walau memaksa tubuhnya agar tetap kuat.

Vino keluar dari ruangan itu, setelah ia memakai baju kaosnya. Dengan sempoyongan berusaha berjalan, sesekali memegang tembok atapun lemari di dekatnya. Vino melihat ke arah jam dinding, ternyata ia bangun lebih awal sekarang sudah jam 04.00 pagi.

Ia menaiki anak tangga memegang pegangan tangga, perlahan lahan menaiki hingga sampai pada puncak anak tangga dan segera ia menuju kamarnya. Sampai di kamar ia langsung membersihkan tubuhnya, dan sholat setelah azan shubuh berkumandang.

Setiap sholat Vino selalu merapalkan do'a untuk dirinya juga orang yang ia sayangi. Kali ini do'a yang sama seperti biasanya. Meminta kepada Tuhan agar orang tersayang nya selalu sehat, dilindungi dan selalu bahagia. Untuk dirinya sendiri ia hanya berdo'a, agar ia dikuatkan lagi tubuhnya. Ia ingin kuat lebih mental nya, dan ia hanya ingin keluar dari masa-masa buruknya. Ia hanya ingin bahagia, tidak ingin lagi mendapatkan torehan luka.

Selesai merapalkan do'a, dengan tubuhnya yang dipaksa bergerak ia berjalan menuju meja belajarnya. Menulis semua yang ia alami di buku itu, ia menumpahkan semua yang ia rasakan di buku miliknya. Buku yang hanya ia yang tahu, buku rahasia yang selalu berada di tasnya. Buku bewarna coklat muda dengan tulisan ' This My Life ' karena ia tidak bisa untuk cerita ke orang lain, jadi ia menceritakan semua di buku itu. Tidak semua hanya beberapa saja, jika semua maka buku itu sudah habis tidak ada halaman kosong yang tersisa.

1 jam lebih ia berada di kamarnya, sekarang sudah pukul setengah enam. Vino sudah mencium aroma makanan dari kamarnya. Pasti Bunda nya ini sedang memasak untuk sarapan.

" Hufft ayok semangat Vino... " Ucapnya menyemangati dirinya sendiri, tetapi nada nya terdengar tidak semangat.

" Ck. Gua gak belajar buat ulangan lagi! Huft gak papa deh ini kan hari akhir ulangan. " Ujarnya mata pelajaran ulangan untuk hari ini, mungkin jika sempat ia akan belajar disekolah walaupun hanya sedikit waktu

" Yaudah semoga keburu belajar di kelas. " Ujarnya lalu beranjak keluar dari kamarnya menuju lantai bawah

Sampai lantai bawah ia melihat bunda nya sedang menyiapkan beberapa hidangan makanan dengan sedikit tergesa, Vino menghampiri ke meja makan.

" Bunda kenapa buru-buru? " Tanya Vino

Tanpa melihat Vino Bunda nya menjawab

" Bunda ada urusan penting, jadi bunda harus buru-buru. " Jawabnya menuangkan beberapa air ke dalam gelas

Kisah Vino  || ( Lee Jeno  ) End [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang