Mencari bukti 17

711 54 7
                                    


Di hamparan angin malam Vino terus menyusuri jalanan gelap yang sepi, sangat sepi karena sudah sangat larut malam. Angin malam menerpa kulit lengannya yang tidak terbalut oleh kain, juga surai hitam nya. Sambil menggendong tas nya ia terus berjalan lurus, tidak naik kendaraan karena motor nya berada di tangan sang Ayah. Ingin naik kendaraan umum pun tidak ada jika sudah malam begini di daerah sana, jadi ia terpaksa berjalan kaki lagi pula tidak terlalu buruk juga. Walau ia menahan sakit sebab luka-luka yang ia miliki ikut terhembus oleh angin malam yang dingin.

Satu tujuan di benaknya ia akan berkunjung ke sana, tempat kejadian yang membuat semuanya menjadi kacau seperti yang ia alami ini. Tinggal beberapa meter lagi ia akan sampai pada tempat tujuan, berharap ia dapat menemukan sesuatu sebagai bukti. Lelah, tapi ia tidak boleh lemah ini sangatlah amat penting tidak bisa lagi ia tunda.

Setelah sampai ia berkeliling di tempat itu, berkeliling memastikan ada sesuatu yang bisa menjadi bukti. Lama ia mengelilingi lingkungan itu, ia tidak mendapatkan apapun di arena Elang gold itu. Ia menghembuskan napasnya lelah, ia tidak boleh menyerah Vino yakin pasti bisa menemukan sesuatu sebagai bukti. Vino mengedarkan pandangannya ke setiap atas sudut sudut tiang atau pun tembok-tembok atap, keberadaan mencari CCTV.

Vino ingat dulu ia pernah melihat CCTV di tempat ini, tapi dimana? Hingga ia menemukan sudut yang terarah sangat pas pada arena. Paling ujung disana terdapat ruko yang masih di pakai atau masih ada penghuninya, sekilas ia melihat sesuatu yang sedikit tertutup oleh poster lusuh disana. Tanpa lama ia menghampiri ruko itu, sampai di sana ia menatap lekat ke atas ujung ruko. Dan ya, benar dugaannya ia melihat CCTV di sana. Hatinya sedikit bernapas lega, sekarang ia harus mengecek CCTV itu berharap masih berfungsi.

" Semoga gak rusak! Sekarang harus cek. " Vino menaiki sebuah kursi yang lumayan tinggi disana, beruntung kursi itu ada.

" Hah... Kayak nya gua harus langsung ngecek, tapi siapa yang pegang monitor CCTV nya? Duh! Gimana dong? " Sekarang Vino malah bingung bagaimana ia bisa melihat CCTV-nya? Vino turun dari kursi, sejenak ia melamun memikirkan caranya.

3 menit kemudian ia dikejutkan dengan panggilan seseorang.

" Dek lagi apa? Kok ngelamun gitu di sini? " Tanya lelaki paruh baya yang sedang melintas

" Eh pak, ia ini saya lagi ngecek CCTV. " Jawab sopan Vino

" Loh ada apa? " Tanya lekali itu

" Eee anu pak__" Vino menceritakan tujuannya

" Ahh kejadian itu ya? Saya baru tau kemarin itu. Jadi korbnnya itu teman kamu? "

" I-iya pak. " Jawab Vino gugup

" Kebetulan nih dek, ini ruko punya saya dan kebetulan CCTV-nya masih berfungsi. Saya cuma tau kalau ada kclkn, gak tau penyebabnya. Denger denger polisi juga udah tutup kasus nya, sesuai permintaan keluarga korbn katanya. "

" Serius pak? Kasusnya ditutup? " Ujar Vino terkejut, bahkan ia tidak tahu bahwa kasus ini sudah di tutup

" Ia katanya dari 2 hari yang lalu. Yaudah dek, kebetulan saya bawa kunci ruko saya. Sebentar saya buka dulu ya dek? "

" Eh iya Pak. "

" Huh... YaAllah semoga Vino bisa dapet buktinya... " Ujarnya dalam hati, memohon do'a pada Tuhannya

Setelah ruko dibuka Vino dipersilahkan untuk masuk, kemudian memgecek cctv. Di perlihatkan lah CCTV tersebut, memperlihatkan pada hari itu dan di jam itu. Vino melihat seseorang dengan pakaian jaket berwarna coklat dengan jeans hitam dan motor berwarna hitam bercampur dengan warna merah melintas disekitaran kumpulan motor yang tidak lain milik Hema juga teman-teman Hema teroarkir disana. Entah kemana Hema dan teman-temannya itu, tidak ada di sana.

Kisah Vino  || ( Lee Jeno  ) End [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang