Prolog

6 0 0
                                    

"Terima kasih sudah bantu keluarga kami."
"Haha, kayak sama siapa aja mas," soraknya lalu merangkul Kakak laki-lakinya.

Keluarga Theodor Paulo baru saja memindahkan barang ke rumah yang letaknya lumayan jauh dari pemukiman setempat. Namun sang Ayah—alias Theo, ia mengatakan bahwa rumah ini dekat dengan lokasi kerjanya. Sehingga, ia tak perlu terlalu khawatir untuk meninggalkan tiga orang Anaknya beserta Istrinya.

"Om Aldo! Sering-sering main kesini dong.. Temenin Eca main, hehe.." Antusias kecil darinya menusuk telinga Rivaldo—adik kandung Theo.

"Iya, Ca. Pasti Om Aldo bakalan main disini terus!" Rivaldo juga menolak lemas untuk membalas gadis kecil berusia 10 tahun dihadapannya.

"Kalau mau nginep juga gapapa kok, Do," ucap wanita di sebelah Theo.
"Siap mbak! Ini sih aku sama Cia bakal nemenin anak-anak selagi Mbak sama Mas kerja."

Theo beserta istrinya hanya tersenyum. Sedangkan dibalik itu semua, ada Athan yang tengah menggerutu serta Neo yang memutar bola matanya malas karena percakapan membosankan ini.

"Capek nih, Pah," keluh sang gadis nomor dua lalu menghentakkan kedua kakinya.
"Masuk duluan gih, bantuin bawa barangnya Eca juga sekalian," perintah sang Ibunda kepadanya.

"Kak Than! Bantuin," Athan beranjak membantu kedua Adiknya memasukkan barang ke dalam rumah.

















"Bau amis."


The Rethguals HouseWhere stories live. Discover now