Happy reading<3
"Zoraa, lo taug gak?" ucap jevan bertanya kepada Zora.
Zora bingung."tau apa?"
"Lo cantik," ujar jevan tertawa geli.
"Mau gak jadi pacar gue?" Kini giliran Samuel membuka suara.
"Kalian ada-ada aja ih," balas Zora.
"Serius, Lo tuh cantik, lucu lagi." Jevan lagi-lagi menggoda Zora.
"Zora sangat biutipul, tambah biutipul jika jadi pacar sam-" perkataan Samuel terpotong.
"Kalian ganggu." Galen memotong perkataan Samuel.
Galen merasa dongkol dengan kehadiran temannya itu. Mereka berdua sangat mengganggu Galen dan Zora yang sedang makan di kantin.
"Boleh gabung gak disini? meja makan pada penuh semua." Adine datang membawa rantang makanan nya.
"Boleh," ucap Zora.
"Nah, kalau yang ini ganggu bangat." Jevan menyinggung adine.
"Bisa diam gak sih Lo." Adine menatap sinis ke arah jevan.
"Kalau mulut diciptakan untuk ngomong, kenapa harus diam?" Tanya jevan sembari tersenyum mengejek
Adine diam. Ia tidak mau lagi berdebat dengan jevan yang tidak berfaedah.
"Sudah?" Galen bertanya ke Zora.
"Sudah apa?" Zora bertanya balik.
"Makan."
"Iya, sudah."
"Ayo," ucap Galen sambil menggandeng tangan Zora.
"Duluan ya." Setelah mengatakan itu, Zora dan Galen pergi.
Merasa tidak ada teman, adine juga berpindah tempat. Sangat tidak manusiawi jika duduk bersama jevan dan Samuel.
"Ck! bilang aja mau duduk sama Galen," ucap Samuel melihat adine yang pindah.
♡♡♡
Zora duduk di sudut lapangan basket. Sepulang dari kantin Galen membawanya ke lapangan basket, katanya cowok itu ingin bermain basket. Jadi Zora menemani cowok itu.
Selain pintar di bidang akademik, Galen juga cukup pintar dalam permainan bola basket. Dulu pak zamid memilih Galen sebagai kapten basket di SMA Atma jaya, namun Galen menolak dengan alasan fokus belajar.
"Capek ya?" Zora bertanya saat Galen menghampirinya.
"Gak, udah biasa kek gini," jawab Galen.
"Mau minum gak? Pasti kamu haus," ujar Zora.
"Gue gak haus." Galen menolak.
"Bohong, mau minum apa? ntar aku beli di kan-"
"Auzora, gue gak haus." Jika Galen menyebut nama panjang Zora, berarti cowok itu sedang serius.
"Yaudah. Kalau gitu nih tissu buat lap keringat kamu," ujar Zora sembari menyodorkan tissu untuk Galen.
"Lo aja," ucap Galen.
"Hah?" Otak Zora ngebug.
"Lo yang ngelap keringat gue."
"Ih, kok gitu."
"Yaudah kalau gak mau."
"Eh mau kok tapi dekat-dekat sini tangan aku gak sampe, kamu tinggi bangat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In High School
Teen Fiction"Hati itu tidak pernah salah, yang salah adalah sebuah perasaan cinta yang datang tak terduga."