Twins Revenge : Chapter 19

3.2K 268 35
                                    

"Miya," Maya menghentikan langkah kakinya di gundakan anak tangga, gadis itu kemudian menjawab Glen tanpa menoleh sedikit pun.

"Apa?"

"Muka lo kenapa?"

"Bukan urusan lo, dan jangan ganggu gue." Melanjutkan langkahnya Maya berlalu menuju kamarnya.

Glen menghela nafas lirih, dari bawah ia melihat bi Ijah tengah berjalan menaiki tangga dengan baskom air dan kotak obat.

"Bi ini buat Miya ya?" Bi Ijah mengangguk, "Iya den, ini buat neng Miya tadi bibi liat muka neng Miya memar-memar gitu, pasti sakit."

Mengambil alih baskom dan kotak obat itu Glen kemudian berujar, "Kklo gitu biar Glen aja bi,"

"Gak papa den? Gak ngerepotin kan?" Tanya bi Ijah memastikan.

"Gak ada yang di tepotin bi, lagi pula Miya adek aku, wajar aja kalo aku mau rawat dia."

Bi Ijah mengangguk dengan senyum di wajahnya, "iya den, neng Miya adek nya aden, kalo gitu bibi lanjut kerja ya den, makasih udah mau ngobatin neng Miya."

✘♚✘

"Miya buka pintunya,"

Kalau kedua tangannya tidak memegang sesuatu Glen sudah menerobos masuk tanpa meminta Miya membukakan pintunya.

Cklek!

"Bisa gak sih lo gak ganggu gue, gue sibuk," ucap Maya dengan nada kesal karena kegiatannya terganggu.

"Gue cuma mau ngobatin luka lo doang kok,"

"Gak perlu,"

"Kali ini aja lo nurut sama abang lo,"

"Lo bukan abang gue," Glen terdiam di tempat mendengar kalimat yang di ucapkan Maya, "gue bukan adek lo kalo lo lupa, Glen. Gini deh.. lo gak usah sok baik sama gue dan caper, mau sekeras apapun lo deketin gue itu gak bakal ngaruh sama gue karena kita beda, lo harus inget itu."


BRAK!

Pintu itu tertutup kasar hingga terdengar nyaring sampai bawah, Glen masih terdiam di tempat nya mencerna ucapan Maya yang menurutnya aneh di dengar.

✘♚✘

"Iya-iya bawel."|

|"Di bilangin juga, gue tuh khawatir tau sama lo wahai kembaran gak berahlak."

"Itu kan lo, gak ada akhlak nya."|

|"Hih! Gak usah ngalihin pembicaraan ya, pokoknya gue harus ikut di misi lo nanti."

"Gak, lo tau itu bahaya, gue gak mau lo kenapa-napa."|

|"Tapi kan ada lo, ada Rissa sama yang lain juga."

"Gak, ngerepotin yang ada."|

|"Ish lo mah."

Miya merajuk di sebrang sana, wajahnya menekuk sebal akan kembarannya itu dan Maya tau kebiasaan Miya ketika kesal, pasti gadis itu akan makan banyak camilan sampai kenyang.

"Jangan makan cemilan banyak-banyak, nanti lo gendut kayak babi."|

|"Si Dodo makan tomat, bodo amat!"

Tut!

Maya terkekeh kecil mendengar pantun dua bait dari Miya, adik kembarnya itu pasti tengah mencak-mencak tak jelas di kamarnya.

"Ekhem.."

Maya menoleh mendengar deheman halus itu, kemudian ia memutar bola matanya malas saat melihat ternyata gadis letoy yang berdehem.

"Apa mau caper?" tanya Maya menatap rendah Lora, tentu Lora tersinggung dengan tatapan itu, gadis berpiyama pink itu menatap tak suka Maya.

"Gue liat repotasi lo di sekolah udah mulai bagus, anak-anak gak ada yang ganggu lo lagi, lo pasti seneng."

"Oh, iya dong,"

"Cih, gue pastiin lo bakal nyesel karena gak milih mati waktu itu, selama gue masih hidup di dunia ini, gue bakal terus ganggu lo sampe lo mohon ampun sama gue,"

"Yakin banget bisa ngalahin gue, tapi boleh lah, gue tunggu permainan lo itu,"

Lora mengepalkan kedua tangannya kesal, ia berusaha memprovokasi Maya namun nampaknya gadis itu tak takut sama sekali padanya.

Melihat Glen yang berjalan menuju kolam berenang otak gadis itu berpikir licik, dengan gesit ia menarik tangan Maya seolah-olah Maya mendorong dirinya agar tercebur ke kolam.

Byurrr!!

"Bang Glen!!" Teriak Lora sambil berusaha naik ke permukaan.

"Lora!"

Glen bergegas masuk ke air untuk menyelamatkan Lora yang hampir tenggelam.

Plash!

Plash!

"Kak- Glen, ak-aku gak bis-a bere-ang,"

Plash!

"Lora!" Teriak Alena.

Wanita itu berlari ke pinggir kolam, membantu Lora naik ke permukaan.

"Kamu gak apa-apa sayang?" Lora mengangguk lemah.

Plak!

Maya menoleh ke samping saat menerima tamparan keras dari tangan Glen, nafas Glen naik turun tak beratur.

"Lo udah keterlaluan Miya, kalo Lora kenapa-napa gimana? Lo mau tanggungjawab hah!" Bentak Glen penuh emosi.

Maya menatap tajam Glen, ia tak mempermasalahkan Glen yang menamparnya karena itu bukan apa-apa, hanya saja ia marah karena lagi-lagi ia di fitnah oleh mahkluk rendahan macam Lora.

Plak!

Sekali lagi Maya mendapat tamparan keras, kali ini berasal dari Alena.

"Jadi kamu yang udah lakuin itu sama Lora, dasar gadis gak punya hati!" Pekik Alena.

Memejamkan matanya meredam emosi, Maya menyorot tajam Alena dan Glen bergantian.

"Gue bakal bales perbuatan kalian sama gue, tiga kali lipat." Sebelum berlalu Maya menatap tajam Lora yang menatapnya penuh kemenangan.

Tersenyum menyeringai sambil bergumam 'Loser' Maya mengacungkan jari tengahnya pada Lora sebelum akhirnya pergi ke kamarnya.

✘♚✘

Seorang pemuda yang di rahasiakan namanya tengah duduk di kafe yang terkenal di kalangan remaja.

Sambil menggenggam handphone nya mata pemuda itu berkilat tajam, tangannya mengepal erat untuk pelampiasan emosi nya, entah apa yang membuat nya marah.

"Liat sampe di mana kemampuan lo buat sandiwara." Ucapnya dingin, pemuda itu kemudian tersenyum menyeringai bagai menemukan mangsa baru.

Twins RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang