Kemarin, disuatu malam yang sepertinya cerah
Saat jiwa dan raga merebahkan lelah
Menuju mimpi indah
Semua seperti biasa sampai mimpi mulai menyapa
Yang datang tanpa aba-aba, tanpa pertanda
Mimpi yang mengingatkan akan luka lara
Mengapa datang?
Bagian mana pintu yang masih berlubang?
Bukankah dulu setiap sisi berpenghalang?
Menutup segala kenangan masuk
Bangkit sendiri setelah terpuruk
Rusak oleh mimpi terkutuk
Sekian lama berpeluh lelah melupakan
Sesak terhimpit keadaan
Lambat terseok kesakitan
Lalu setelah hampir sembuh
Haruskah kembali kambuh?
Dan akankah semakin melepuh?