"...darrrr! Bengong aja, udah hafalan belum?"
"Eh, mbak Fani hehe kaget aku. Udah kok mbak alhamdullilah."
"Kamu kenapa? mau cerita?"
"Emmm, gimana ya aku mau banget cerita ke mbak Fani, tapi nanti mbak Fani tau kan bahaya." tuturnya dalam hati.
"...eh, malah bengong lagi mau cerita gak nih??? nanti aku bonusin cilor lima ribu deh hahahaaa" goda embak Fani.
"Gak papa lhooo mbak hehe, aku cuma bingung, mbak kan santri pertama di ponpes ini, mbak juga santri satu-satunya untuk angkatan mbak, mbak kok betah gitu disini hebat deh."
"Ya Allah, cuma itu aja kamu bengongin. Aku ini punya prinsip bahwa kita itu kalo mau sekolah ya dimana aja sama kok, apa lagi kalo penggunaan kurikulum nya sama juga, jadi ya buat apa kita harus musingin tempat kita belajar, kan yang terpenting adalah niat dan usaha kita. Lagian sekarang aku punya adik-adik santri baru kan, jadi aku punya temen walaupun angkatan aku cuma aku sendiri. Toh tahun ini kamu juga bakal nemenin aku kan di pondok ini?"
"...heheee iya dong mbak, keluarga kedua aku setelah rumah kan disini. Di sini aku dianggap keluarga banget, di saat keluarga aku sendiri entah kemana hehee." Ucapnya dengan cengengesan.
"Its ok, kamu hebattt banget. Jujur aku kagum sama anak SD kayak kamu terkadang kamu tuh hebat bisa memotivasi orang bahkan kata-kata kamu tuh melebihi orang dewasa. Dan yang buat aku kagum adalah kuatnya kamu sama keadaan. Masih SD udah jauh dari orang tua, orang tuanya juga udah pisah. Terus sering cekcok sama istri om, padahal keluarga asli kamu kan cuma mereka di sini. Aku juga kagum sama proses hijrah dan kemauan kamu untuk belajar jadi lebih baik."
"...aaaa mbak terharu aku tuh, alhamdullilah aku bersyukur banget Allah ngasih aku hal yang amat sangat berharga yaitu bisa hidup dikelilingi orang-orang baik."
"...Zaica, mbak Fani, kalian berdua di cariin ustadz di suruh bantu ngajar." Ucap Fadil dari bawah tangga kelas ponpes.
"... iyaaa" kompak Zaica dan mbak Fani yang langsung menuju kelas.
***
Kejadian tadi malam
"...i i ibu? kok ibu di sini?" Ucap Zaica kepada seorang wanita yang posisinya bersebrangan dengan ia.Namun wanita tersebut semakin di dekati, semakin menjauh. Zaica yang merasa kesalpun langsung lari menuju wanita tersebut dengan harapan dapat langsung memegang tangannya dan memeluknya. Namun sebelum ia mulai lari wanita itu berbalik melihat Zaica dengan wajah pucat dan mata kosong sambil tertawa seperti orang tidak waras.
"...i i i ibu kenapa???" mata Zaica terbuka lebar dengan rasa ketakutan yang memuncak dan ingin kabur dari tempat itu dengan mengurungkan niatnya di awal. Namun tubuhnya terkunci, ia langsung menangis dan memejamkan matanya sambil membaca beberapa ayat-ayat Al-Qur'an.
Wanita itu semakin menjadi-jadi dan langsung dengan cepatnya menghampiri Zaica yang ketakutan. Zaica pun menjerit histeris "aaaaaaaaaaaaa" jeritan tersebut pecah, hingga tiba-tiba ketika zaica mulai tidak merasakan apapun, zaica langsung membuka matanya, dan tidak ada lagi wanita yang seperti ibunya tadi.
Namun kini Zaica seperti berpindah tempat ia ada di depan salah satu mesin ATM di daerah yang sedang sepi. Zaica hanya kebingungan dan masih ketakutan, tapi kini Zaica dapat menggerakkan tubuhnya lagi. Zaica pun mulai ingin melangkahkan kakinya, kemudian langkahnya pun mulai terhenti lagi ketika ia melihat mobil warna hitam yang baru sampai, dan turun beberapa orang berpakaian rapih serta bertubuh wangi namun memakai penutup wajah, yang buru-buru menghampiri mesin ATM tersebut. Zaica mengenali salah satu tubuh orang tersebut dan wangi tubuhnya yang sangat khas. Namun zaica tidak ingat siapa orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brave girl
Teen Fiction"...iya, ini udah jauh kok dari Zaica, ini udah di luar tadi Zaica masih jemur baju." "Lho kok om bawa-bawa nama aku, emang om lagi telponan sama siapa?" Tutur Zaica dalam hatinya, yang tidak sengaja mendengar percakapan omnya yang sedang menelpon s...