O1

522 50 2
                                    

Pertemuan antara dua keluarga antara Kim dan Jeon hanya sebatas menjaga persahabatan. Namun, bagaimana jika anak semata wayang Keluarga Jeon langsung terpanah asmara?

Namanya Jeon Jungkook. Melihat dengan binar kepada Taehyung, anak pertama Keluarga Kim.

Meski wajahnya terkesan kaku, tapi Jungkook suka. Sangat suka.

Apalagi Taehyung terlihat begitu menawan.

Jungkook sesekali melirik malu-malu. Mama Kim yang menyadari hanya tersenyum.

Sedangkan dari sisi Taehyung, dia merasa sedikit risih dengan lelaki didepannya. Pakaiannya terlalu glamor untuk acara singkat antar keluarga.

"Jungkook, ayo besok berbelanja kecil-kecilan. Kamu ada waktu luangkan?"

Jungkook tersenyum mengangguk. "Saya selesai pemotretan di jam makan siang. Tidak apa, Mama Kim?"

"Tidak masalah. Ada barang bagus limited edition dari Louis Vuitton, kamu harus memilihkan mama mana yang cocok. Oke?"

Jungkook tersenyum gembira.

"Ah, harusnya aku juga ikut." Sedih Mama Jeon.

"Kamu besok ikut suamimu. Jangan ganggu waktuku dengan anak manisku." Kata Mama Kim.

Para suami tertawa melihat tingkah istri-istrinya. Jungkook ikut tertawa sambil melirik Taehyung sekilas yang tidak bereaksi.

"Dasar manusia kaku." Batin Jungkook.

[]

Siangnya setelah jadwal Jungkook selesai, dirinya menuju Kim Corp. menemui Mama Kim sesuai janjinya semalam.

Sesampainya di basement kantor Kim, Jungkook menyemprotkan banyak parfum dipakainya. Caron.

"Mari memikat Kim Taehyung." Senang Jungkook lalu menuju ruangan yang Mama Kim tunjukkan.

[]

"Itu Jungkook bukan?"

"Jungkook."

"Astaga, model itu."

"Apa kita akan bekerjasama dengan Jungkook?"

"Wow, lihat dia shining shimmering splendid."

"Indah sekali."

"Aku iri, dia cantik."

Entahlah, Jungkook hanya tersenyum menyapa. Menjaga image dirinya sebagai model terkenal.

"Selamat siang, apa kau bisa mengantarkan aku ke lantai tujuh?"

Orang di resepsionis tergagap namun masih berusaha profesional.

"Selamat siang, Tuan Jungkook. Apa sebelumnya sudah ada janji dengan Tuan Kim Taehyung?"

Jungkook menggeleng. "Aku ingin bertemu Mama Kim— maksud ku Nyonya Kim. Beliau bilang aku harus kesana."

"Baik, tuan. Mari."

Jungkook di dalam lift sambil membenahi diri. Hanya sendiri karena katanya tidak sembarang orang boleh langsung mengakses ke lantai tujuh.

Setelah pintu lift terbuka, kebetulan sekali Mama Kim juga baru keluar dari satu ruangan.

"Mama Kim." Panggil Jungkook.

"Oh, anak manisku."

Jungkook mendekat sedikit berlari.

"Mama sudah makan?" Tanya Jungkook setelah menyalami tangan yang lebih tua.

"Belum. Mama sudah pesan di resto kesukaan mama. Kita berangkat sekarang tapi sebentar tas mama di ruangan Taehyung. Bisa ambilkan? Mama mau ke ruangan Papa sebentar."

Jungkook mengangguk beberapa kali. Gemas.

Memberi salam pada beberapa orang yang sepertinya sekretaris Taehyung sebelum masuk ruangan.

Tidak ada yang bertanya karena mereka memiliki telinga yang cukup peka untuk mendengar perintah nyonya besar.

Tok! Tok!

Belum ada balasan dari dalam tapi Jungkook terlebih dulu masuk.

Taehyung yang didalam sudah menatap tidak suka. Namun wajah terkejut menyapa.

"Hehe, hai Taehyung."

Taehyung menghela nafas dan mengangguk sekali.

"Mau ambil tas Mama Kim."

Taehyung menunjuk tas berwana biru di sofa.

Jungkook mendengus dengan respon Taehyung.

"Kamu nggak punya mulut ya?"

Suara Jungkook pelan, tapi Taehyung masih bisa mendengar.

"Ambil dan pergi."

Jungkook menatap Taehyung kesal.

"Menyebalkan!"

Setelah menyambar tas Jungkook mendekati Taehyung dan tanpa aba-aba mengecup pipi.

"Jangan terlalu kaku, gantengmu berkurang sedikit. Dadah!"

Tanpa berdosa seolah tidak terjadi apa-apa Jungkook keluar dari ruangan Taehyung dengan ringannya.

"Hihihi tidak apa-apa hari ini di pipi. Besok bibir. Lalu besoknya—"

Entah apa yang Jungkook pikirkan. Yang jelas pipinya bersemu merah.

[—]

Halo, ada yang baru nih!
Nggak akan panjang.
Just like short story aja.
Semoga bisa menghibur kalian semua!
Lupcuu

HyacinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang