O2.

322 35 1
                                    

"Mama apa-apaan ini?" Protes Taehyung sesaat memasuki apartemen miliknya.

Yang ada didalam sama-sama menengok kaget.

"Apanya yang apa-apaan, Taehyung?! Kamu mau buat mama mati jantungan?!"

"Kenapa jadi mama yang marah? Harusnya Tae yang marah disini. Memasukkan orang lain tanpa izin ku. Mama papa sudah janji tidak akan ikut campur urusan ku."

Jungkook yang disana menatap orang tua dan anak berdebat. Astaga, apa lelaki itu hilang akal?

"Maaf, bukannya lancang. Tapi Tuan Taehyung yang terhormat tidak bisakah anda bicara sedikit sopan dengan mama mu?" Sela Jungkook.

Mama Kim menaikkan dagu sombong.

Taehyung mendelik menatap Jungkook tidak percaya.

"Wow, siapa ini? Orang asing yang masuk kedalam wilayah orang lain tanpa izin dan berani-beraninya membahas kata sopan?"

"Taehyung." Sela Mama Kim.

"Stop, ma. Kalian keluar!"

"Kim Taehyung!"

Mama Kim terlonjak kaget mendengar teriakan Jungkook.

"Tidak sopan! Beliau ini mama mu yang melahirkan mu bertaruh nyawa demi anak yang tidak ada apa-apanya seperti ini?" Sarkas Jungkook.

Taehyung memandang Jungkook sengit.

"Jangan mentang-mentang kaya jadi seenaknya sendiri dong!"

Taehyung tersenyum culas. Well, laki-laki didepannya tidak buruk juga.

"Mama, bisa anda keluar? Pintu disebelah sana jika anda lupa. Nanti anak tidak sopan mu ini akan menelfon."

"Dan kau, si paling sopan. Ikut saya!"

Taehyung menyambar lengan Jungkook dan menarik tubuh itu mengikutinya.

Jungkook memberontak. Tapi cengkraman Taehyung bagaikan elang.

Tubuh Jungkook ditubrukan disebalik pintu. Mendesah sakit lalu menatap kesal lelaki didepannya.

"Kau gila?!"

Taehyung mengunci tubuh Jungkook.

"Lepaskan aku, Taehyung!"

"Well, kau menginginkan aku kan manis?"

Jungkook menatap gugup wajah Taehyung yang sangat dekat dengan wajahnya. Bahkan deru nafas Taehyung menyapa indra penciuman membuat mabuk.

Taehyung mengusap pelan pipi Jungkook lalu ke arah bibir.

"Bibir ini rupanya yang dengan lancang mencium pipi saya."

Jungkook menahan nafasnya. Gila. Dirinya benar-benar gila karena terbuai bukannya memberontak.

Tapi sungguh, tatapan Taehyung dengan afeksinya. Jungkook menyerahkan diri dengan cuma-cuma.

"Apa harus aku meminta izin?" Tangan Jungkook mulai berani menyentuh pipi yang tadi siang dikecup.

Entah siapa yang memajukan wajah, keduanya terlampau dekat.

"Aku minta izin untuk menciummu, Kim."

Lalu tanpa butuh jawaban bilah bibir keduanya terpagut.

Lenguh desah basah saling bersahutan.

Entah insting dari mana tapi Jungkook yakin dirinya tidak akan pergi dari ruangan ini paling tidak sampai besok. Karena setelahnya badannya disentak ke dalam gendongan Taehyung.

Kakinya dia lingkarkan di pinggang Taehyung. Lengannya semakin mencekik leher.

Pagutan tidak lepas. Bahkan kedua telapak tangan Taehyung sudah meremas-remas pantat Jungkook.

Diselingi desahan lirih, keduanya berguling di atas ranjang.

Rasa besi dikecap. Masa bodoh siapa yang terluka. Mereka tidak ingin menyia-nyiakan sesapan demi sesapan yang nikmat menggugah gairah.

"Eumh, Taehh—"

Jungkook tidak bisa tidak melolong karena nipple miliknya di cubit gemas.

Membalas perbuatan Taehyung, Jungkook menggerakkan pinggulnya memutar.

"Oh—"

Yash! Desahan berat Taehyung.

"Ah Tae, terus remas." Jungkook semakin menaikkan pantatnya.

Taehyung memukul main-main benda padat ditangannya.

Keduanya masih berpakaian lengkap.

Jungkook mendongak memberikan akses pada Taehyung yang lidahnya menjulur menyusuri lehernya.

Beberapa kali sesapan ringan dibubuhkan. Jungkook yang masih dry humping makin-makin mendesah.

Bukan tanpa alasan Jungkook mendayu, dirinya ingin Taehyung semakin terpancing.

Apakah milik Taehyung mampu memenuhi lubangnya?

"Shh ahh Taehh haaahh teruus."

Taehyung yang disuguhi wajah indah semakin gencar.

"Enak?"

Jungkook mengangguk ribut.

"Lepas. Ayo lepas."

"Apa yang saya dapat?"

"Lubangku sempit. Bisa pijit ahh erat. Mau coba?" Jungkook mengerling nakal.

Jungkook semakin gencar menggoda Taehyung.

Taehyung yang normal memiliki nafsu tidak akan menyia-nyiakan.

"Jangan minta berhenti. Dia sepertinya sangat lelah, Jung. Buat sampai relax."

"Mau. Mau pijet lama-lama. Uhh."

Taehyung tertawa. Miliknya mulai merasakan nyeri.

"Pegal. Cepat keluarkan dan telanjangi dirimu."

[]

Apa yang Jungkook ramal memang terjadi. Dirinya bangun di siang hari dengan Taehyung disampingnya.

Ganteng.

Jungkook tersenyum malu-malu mengingat apa yang mereka lalui.

Taehyung yang menyempatkan membersihkan dirinya. Mengganti sprei meski yang bekas dilempar begitu saja. Jangan lupa jika pagi tadi sebelum terlelap Taehyung sesekali memijit dan mengelus pinggangnya.

Bagaimana Jungkook tidak semakin jatuh hati?

Bahkan bau sex masih menguar kental.

Ah, Taehyung memang yang terbaik.

"Kamu sudah masuk ke dalam perangkap ku, Kim. Jangan harap bisa keluar jika bukan aku yang melepaskan."

Jungkook mencuri kecupan ringan di bibir Taehyung yang membengkak.

[—]

Halo, semoga kalian suka!
Aku up sesuai mood ya.
Tapi kayaknya bakal daily update karena iki bakal jadi short story ✨
Nggak sampai 10 chapter kok
Ringan aja, biar sama-sama enjoy
Tengkyuu , lupcu (~ ̄³ ̄)~

HyacinthaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang