"Elsa!" panggil laki-laki yang sedang berdiri di depan gerbang sekolah tepat setelah Elsa turun dari mobil.
Melihat laki-laki bertubuh jakung itu Elsa melengos, melewati si laki-laki begitu saja hingga membuatnya seketika diekori.
"E-em, Elsa masih marah kah?" tanya laki-laki itu agak gelisah sembari mengambil posisi di samping Elsa, menyamai langkah kecil Elsa dan berjalan bersama menyusuri lorong menuju kelas.
"Dipikir aja deh, siapa coba yang gak marah kalau dicuekin gitu?" Elsa memutar malas bulatan hitam yang ada di netranya. Ia mengungkit kejadian kala ulangan Kimia beberapa hari yang lalu.
"Minta maaf ya El, kamu tau sendiri gimana seremnya Bu Mandu kalau sampai tau ada yang contekan?" Laki-laki bernama Sena itu membungkukkan punggungnya agar bisa melihat wajah Elsa yang masih diselimuti kekesalan.
"Elsa sampai kapan mau marah sama aku hm?" tambahnya dengan penuh harap Elsa meresponnya.
Sebetulnya Elsa tidak kesal-kesal amat, toh Mandu juga mau mentolerirnya. Tapi melihat Sena uring-uringan begini Elsa merasa senang. Terhitung sudah empat hari Sena terus mengulang kata-kata maaf pada Elsa.
"Kamu nanyea?" jawab Elsa yang sudah terinfeksi virus Dilan Cepmek.
"Iya aku nanyea, bertanyea-tanyea," sahut Sena sontak membuat Elsa tertawa tetapi lekas ia tahan. Tidak seru sekali kalau sampai ketahuan ia sedang pura-pura marah.
Junsena Devanson. Sahabat Elsa sejak satu hari ia lahir ke dunia. Bagaimana tidak? Satu hari setelah Sena lahir, pun Elsa menyusul. Dulunya mereka bertetangga, kemanapun selalu bersama sampai usia mereka yang kini menginjak 18 tahun, setiap serpihan momen di hidup Elsa pasti ada Sena. Pria itu bagi Elsa bukan hanya sahabat namun sudah seperti keluarga.
Meski banyak yang menduga hubungan mereka lebih dari sahabat. Sering dikira sepasang kekasih karena kedekatan mereka bagi kebanyakan orang dirasa sangat berlebihan. Mereka begitu lengket dan sulit dipisahkan.
"Yaudah karena Elsa baik, Elsa udah maafin Sena kok," desis Elsa sok cuek.
Sena mengarahkan tangannya ke puncak kepala Elsa, mengacak gemas surai gadis itu. "Tau gak sih aku beberapa hari ini mules mulu gara-gara diambekin kamu."
"Rasain, itu azab bagi orang jahat kek Sena!" Elsa menepis tangan Sena.
"Idih cangkemmu biadab bener El!" Sena melingkarkan tangannya ke leher Elsa, kemudian mengeratkannya alhasil membuat gadis itu tercekik lantas segera memekik sembari berusaha meloloskan diri.
"Anjir kamu mau bikin pacar Taehyung meninggal hah?" Kontan Elsa memukul lengan Sena.
"Taehyung gak mau sama kamu El," ejek Sena dengan tawa yang berindikasi penghinaan.
"Ya Allah semoga Sena jomblo terus, semoga crush dia punya ayang," titah Elsa dengan tangan menengadah bak orang yang tengah berdoa.
"Brengshake kamu El!" umpat Sena.
"Lagian Sena dulu yang mulai!" balas Elsa sinis.
"Tapi El, crush-ku sekarang emang udah punya ayang sih," cetus Sena.
Kontan mata Elsa terbelalak dengan mulut sudah terbuka lebar. "Loh crush Sena yang mana? Kok Elsa gak tau."
"Yang mana aja lah, suka-suka own," jawab Sena.
"Dih bangke serius lah!" Kalau boleh jujur, Elsa merasa sedikit kecewa karena Sena tidak pernah menceritakan tentang si mbak crush padanya. Padahal Elsa selalu menceritakan apapun, ya apapun termasuk saat kali pertama menstruasi pun ia ceritakan pada Sena.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY LOVELY VANTE
RomanceMenikah dengan Om-om konglomerat? WHY NOT? WARNING ‼️ cerita ini mengandung keuwuan yang luar biasa. Author benar-benar gak bisa bikin blurb, langsung baca saja ya.