vote dan comment.
Reyhan gak pernah membayangkan akan sampai pada hari ini, hari dimana dia sudah melewati berbagai macam kejadian yang lagi-lagi gak pernah sekalipun Reyhan harapkan akan kejadian, setidaknya, untuk hal-hal yang menyangkut patah hati, sakit, kehancuran sampai kehilangan. Reyhan gak mungkin mengharapkan hal buruk akan terjadi.
Tapi bersamaan dengan itu, Reyhan bertemu dengan orang-orang baik. Orang-orang hebat yang ada bersamanya melalui segala macam problema yang ada.
Orang-orang yang membantu Reyhan untuk bertumbuh dan bermanusia dengan pemikiran yang lebih dewasa, orang-orang yang membantu Reyhan untuk perlahan mulai mengerti perihal; ikhlas dan bersyukur.
Sebab, hidup gak akan berhenti demi menemani Reyhan terpuruk saat patah hati. Sebagai ganti, waktu memberikan Reyhan orang-orang dengan peluk hangat dan tutur yang menenangkan untuk menemaninya menata hati, menatap hidupnya menjadi lebih berarti.
Satu tahun sudah berlalu sejak Perang besar yang menggugurkan begitu banyak jiwa itu, Perang yang mampu menanggalkan nama besar Anthrax dan melambungkan kembali nama baik Hypen.
Dan, satu dari banyaknya orang baik yang hadir dalam hidup Reyhan, ialah Wira.
Wira Hadi Juanda.
"Mana sih, kok gak ada ini orangnya?" suara Haru terdengar memecah hening, rooftop markas Hypen yang berangin dengan atap langit malam menjadi latar saat ini, Reyhan berdiri membiarkan angin menabraknya.
"Ngapain sih, orang pada asik di bawah, lo malah menyendiri disini," oceh Haru dengan aksen julidnya.
"Haru, Lia!" suara Jatayu menyeru, muncul dari pintu bersama Shakeel yang menenteng paperbag, entah apa isinya.
"Lia, lo di cariin sama Mas Wira dari tadi," adu Jatayu kemudian, "lo berdua ngapain disini?" tanyanya kemudian.
"Justru gue disini mau tau, Lia disini sendirian dari tadi, gak ngeri masuk angin apa," Haru masih julid, dia yang kurus emang gak cocok sama cuaca berangin, takut terbang terbawa, kan repot nariknya.
"Gue kangen sama Niko," kata Reyhan, setelah berbalik dan menampilkan senyum sendunya.
Di susul dengan berubahnya raut wajah Jatayu dan Haru yang turut menyenduk, Shakeel yang tau situasi akhirnya memecah hening.
"Guys," panggilnya meraih atensi.
"Gue bawa ini," kata Shakeel mengangkat paperbag di tangannya.
"Ini, hadiah dari kita buat Niko dua tahun lalu, yang kita patungan karena harganya mahal banget tapi Niko lagi kepengen banget sama sepatu ini, akhirnya kita beli buat dia, inget?"
Reyhan, Jatayu dan Haru kompak manyun dan menghapus air mata mereka. Mendadak sedih banget, kangen banget yang gak akan bisa sembuh dengan obat apapun kecuali temu, tapi sudah gak mungkin, Niko sudah berada di tempat yang gak akan bisa mereka kunjungi tanpa meninggalkan dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] One in A Billion [WonJay]
FanfictionSequel dari Babysitting Bad Boy, dari semesta yang berbeda, One in a Billion : Janji Wira. pernah di : #3 on #jay #1 on #lokal #1 on #junhyuk #4 on #niki #3 on #heeseung #8 on #jeongwoo #1 on #sungjay #1 on #jeongharu #1 on #sungjay