Part 02

6.2K 794 46
                                    

      Malam hari Asahi masih mengenakan baju basah tadi, juga ada beberapa lebam dibagian tubuh Asahi. Sekarang Asahi dibiarkan diluar panti dengan udara dingin dan baju basahnya.

Asahi sudah tidak bisa mengeluarkan suara karena serak sehabis terus berteriak, ia hanya meringkuk dilantai luar sambil memeluk dirinya sendiri.

Pintu panti terbuka lalu keluar seorang anak berumur 7 tahun dengan segera ia menghampiri tubuh menggigil Asahi.

"Asahi"

"Kak Jeongin" Asahi bangun terduduk melihat Jeongin.

"Baju Asa basah sekarang ganti pake ini ya" Jeongin membawa bajunya sendiri untuk dipakai Asahi.

"Asa takut ibu marah"

"Gak akan, ibu kan gak tau sekarang ganti ya disana"

Asahi mengganguk lalu mengambil baju itu untuk dipakainya, bagaimana pun tubuhnya sudah menggigil dingin apalagi cuaca malam hari yang dingin. Jeongin membawa Asahi ke halaman belakang rumah untuk berganti pakaian, Jeongin juga membantu memakaikannya lalu meringis melihat beberapa luka ditubuh Asahi.

"Maaf ya Asa kakak gak bisa bantu obatin luka kamu, ini pasti sakit ya"

"Udah gak sakit lagi kok, makasih kak"

Setelah selesai ganti baju Jeongin membawa Asahi kedepan lagi lalu membawanya kedepan pagar rumah. Asahi kebingungan kenapa Jeongin membawanya menuju keluar dari panti.

"Kak kita mau keluar?"

Jeongin berhenti didepan pagar lalu mengusap kepala Asahi.

"Asa, kamu gak mau kan dipukul ibu terus" Asahi langsung menggeleng cepat.

"Sakit kak" Jeongin langsung memeluk tubuh kecil Asahi.

Jeongin sebenarnya sering memperhatikan Asahi, ia merasa kasihan dengan Asahi yang diperlakukan tidak baik oleh ibu panti. Jeongin selalu ingin menolong Asahi tetapi tidak bisa. Jeongin juga yang tadi melihat kejadian jatuhnya Jungwon, Asahi tidak salah tetapi jika ia bilang yang sebenarnya pun ibu panti pasti tidak akan percaya.

"Asa pergi dari sini ya, Asa cari bantuan sama orang baik yang mau nolong Asa"

Asahi masih bingung dengan ucapan Jeongin, apa Jeongin ingin mengusirnya, pikir Asahi.

"Kakak gak mau liat kamu dipukul ibu terus, jadi kamu pergi dari panti ini dan jangan kesini lagi"

"Nanti ibu marah kalo Asa pergi"

"Ibu gak akan marah, tenang aja ibu pasti baik baik aja"

"Terus Asa harus kemana kak" mata Asahi sudah berkaca-kaca.

"Kakak gak berniat mengusir kamu kakak cuma gak mau kamu tersiksa terus disini, lebih baik kamu pergi"

"Tunggu sebentar" Jeongin berlari masuk kedalam rumah lalu kembali lagi dengan tas kecilnya.

"Ini, ditas ini ada makanan sama uang yang kakak simpen kamu bawa ya"

"Nanti kakak gak ada uang lagi"

"Udah gak apa apa Sa jangan pikirin kakak oke, kakak sayang sama kamu Sa"

"Asa takut"

"Jangan takut, kakak yakin pasti ada orang baik yang mau nolong kamu"

Jeongin menyerahkan tas kecil itu dan memasangkan kepundak Asahi.

"Pergi sekarang ya, nanti semoga kita ketemu lagi dengan keadaan lebih baik"

Asahi menghambur kepelukan Jeongin lalu menangis.

"Sutt jangan nangis kenceng kenceng nanti ibu denger" Jeongin mengusap pipi Asahi yang basah.

"Asa pergi tapi kakak jangan bilang ibu ya, kakak juga jaga diri baik-baik"

"Kamu juga, nanti kalo makanannya habis Asa beli pake uang yang kakak kasih oke" Asahi mengangguk paham.

"Yaudah sekarang kamu pergi ya keburu nanti ketauan ibu"

Jeongin membuka pagar dengan pelan pelan supaya tidak menimbulkan suara berisik. Asahi langsung keluar lalu melambaikan tangannya kepada Jeongin.

Jeongin menangis, ia sebenarnya tidak mau Asahi pergi tapi ia juga tidak mau Asahi terus dipanti ini.

Setelah Asahi cukup jauh Jeongin kembali menutup pagar rumah lalu masuk kembali kedalam rumah, ia menghembuskan nafas lega karena bisa membebaskan Asahi dari ibu panti kejam itu.







Hari semakin malam dan Asahi tidak tau harus pergi kemana, ia terus berjalan kemana saja bahkan sekarang Asahi tidak tau ada dimana.

"Asa harus kemana lagi, apa sekarang udah jauh dari panti" gumam Asahi sesekali melihat kebelakang untuk memastikan apakah sudah cukup jauh dari panti.

Setelah lelah berjalan Asahi mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dihalte, ia duduk disana bersama beberapa orang yang menunggu bus.

Tak lama bus datang dan orang orang itu langsung naik tinggallah Asahi sendri, mungkin mereka akan pulang kerumahnya masing-masing.

Tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya menghampiri Asahi.

"Hey dek, mana orang tua kamu kenapa kamu sendirian dimalam hari begini"

"Asa sendiri, Asa boleh gak tidur dikursi ini semalam pak"

"Kamu ditinggal orang tua mu?"

Asahi menggelengkan kepalanya "Asa kesini sendiri gak sama siapa siapa"

"Apa kamu lupa jalan pulang?" Tanya si bapak tadi lagi.

"Asa sekarang gak punya rumah" Jawabannya dengan polos.

Bapak tadi melihat Asahi dengan iba, bagaimana bisa anak sekecil Asahi sudah tinggal dijalanan seorang diri.

"Maaf ya nak bapak tidak bisa banyak banyak, ini bapak ada sedikit uang untuk kamu beli makanan" bapak itu memberikan uangnya kepada Asahi.

"Asa masih ada uang kok pak"

"Gak apa ambil aja, dihemat ya uangnya" Asahi tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Makasih banyak pak"

"Yasudah bapak pergi dulu ya, kamu hati-hati disini"

"Makasih pak"

Bapak itu langsung pergi dan tinggallah Asahi sendiri dihalte itu, sudah tidak ada orang karena hampir tengah malam. Asahi membaringkan tubuhnya dikursi halte, lalu meringkuk tidur.






~~~~~~~~~~~~

Makasih yang udah baca cerita aku hshshs

Dikomen sama vote ya (人 •͈ᴗ•͈)

MY DADDY [Jaesahi] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang