4. Aku Suka Mikha

0 0 0
                                    

Tika tengah menatapku sedikit tajam, tadi aku bilang ingin jujur sesuatu tetapi sudah lima menit berhadapan dan tidak ada satupun kalimat yang terlontar dari mulutku. Saat ini kita tengah berada di depan gedung aula yang sepi, walaupun sedang jam istirahat namun sangat jarang manusia yang berlalu lalang di sini.

"Astaga Nik, ini gue harus nunggu sampai kapan?" Jengah Tika.

"Hehe, gue suka sama Mikha deh kayaknya."

Tika terdiam dengan mata yang tidak berkedip. Aku jadi takut mengenai apa yang sedang dipikirkan Tika.

"Jangan bilang siapapun please," Ucapku memohon. "Termasuk Siera sama Hana, nanti gue cerita sendiri ke mereka."

Prang

Suara benda yang terjatuh membuatku sontak menoleh ke belakang, jantungku hampir keluar dari tubuhku. Siera dan Hana tengah berdiri dengan air wajah yang berbeda, Hana dengan tangannya yang menutup mulut dan Siera dengan tatapan yang sangat tidak bersahabat. Oh aku jadi paham alasan Tika tidak berkedip sedari tadi.

"Cukup tahu," Ucap Siera.

"Tempe," Timpal Hana yang langsung disenggol Siera menandakan ia tidak dalam situasi ingin bercanda.

*****

"Ra."

"Hhm?"

Sepanjang pelajaran bahasa Indonesia Siera terus mendiamiku, baiklah aku salah karena hanya cerita pada Tika. Tapi kan nanti pada akhirnya aku juga akan memberitahu mereka, nanti bukan sekarang.

"Buah buah apa yang bikin senyum terus?" Aku memulai interaksi ini dengan tebakan receh, berharap Siera akan terpancing namun aku salah. "Buahagia'in kamuu, HAHAHA." Akhirnya kujawab sendiri tebak-tebakan ini.

"Garing lo."

"Ah udah dong ngambeknya, gue beliin susu stroberi kesukaan lo deh," Kuyakin Siera tidak akan menolak kali ini.

"Dua." Tuhkan apa kataku.

"Iya dua," Balasku sambil terkekeh.

Apakah kalian tahu? hari di mana kalian mulai jujur kepada orang lain mengenai orang yang kalian suka adalah hari di mana semua tidak lagi terasa sama.

*****

"Coba cerita kenapa lo suka sama Mikhael."

Gerai es krim ini mendadak terasa seperti ruang interogasi bagiku. Siera, Hana, dan Tika seperti sudah menyiapkan banyak hal untuk menyudutkanku.

"Nik?" Panggil Tika.

Harus kujawab apa? karena Mikhael menarik? pintar? tinggi? tipeku? caranya bicara? caranya berjalan? senyumannya? entahlah, rasa suka yang timbul tidak bisa kurangkai melalu untaian kata. Yang aku rasakan selama ini adalah perhatianku tidak bisa lepas dari padanya.

"Gatau ah lo pada bikin gue kebelet poop tau gak sih!?" Kesalku yang langsung menyendok es krim untuk mendinginkan pikiran ini.

"Iya iya, jangan salting gitu dong," Ucap Hana diikuti gelak tawa yang lainnya.

Kesal tapi senang karena akhirnya aku bisa becerita dengan mereka. Rasa senang dan sendu ini tidak akan kusimpan sendiri lagi.

"Gue akan pastiin dia jadi temen kita." Aku menoleh ke arah Siera usai gadis itu ucapkan kalimat yang sangat membantu, aku selalu mempercayai dia.

Es krim coklat ini lebih enak dari biasanya. Kalau orang lain makan es krim untuk membangkitkan suasana hati, tapi itu tidak berlaku untukku karena jika suasana hati sedang tidak baik maka apapun yang aku konsumsi menjadi tidak enak.

...

Senin, 22 Agustus 2022
Hari ini Siera, Hana, dan Tika mengetahui tentang rasaku untuk Mikhael. Pasti rasanya menjadi canggung dan malu karena ada orang lain yang mengetahui tentang perasaan ini, tapi... perkataan Siera cukup memberikan titik cahaya untuk langkahku ke depannya.

_____

Jangan lupa tinggalkan pesan dan kesan supaya Niki bisa bahagia,
terima kasih sudah mampir.

If One DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang