Pak Indra kembali melakukan kegiatannya yang tadi sempat terputus. Dia menekan sebuah nomor yang ada di layarnya, kemudian menunggu sebelum sambungannya terhubung. Tak lama kemudian, telponnya diangkat. Langsung saja Pak Indra menyapa yang ada di seberang sana dan mulai untuk menyampaikan tujuannya.
"Halo? …… Kamu bisa bantu kami atau tidak? …… Ya, saya tau kamu itu lagi mengajar, tapi coba dengarkan ini. Sepuluh menit saja kok saya jelaskannya. Muridmu tidak akan keberatan kan? …… Kok kamu jadi orang nyebelin banget sih? Kamu mau kasus baru atau tidak sih? Kalau iya, coba dengarkan. …… Intinya, kali ini kami dapat kasus pembunuhan. ……! “
Pak Indra terlihat menjauhkan ponselnya sedikit dari telinganya, sebelum akhirnya beliau kembali mendekatkannya beberapa detik kemudian, dan mulai kembali berbicara.
"Ya ampun, jangan teriak begitu juga dong! Saya tau kamu senang karena ada kasus baru, tapi tidak perlu sekalian menulikan telinga saya kan? …… Yah, kasus pembunuhan kan memang "mainan" favoritmu! …… Detilnya nanti akan saya beri tahu. Tapi intinya, ada sebuah kepala manusia yang ditemukan di sungai yang ada di dekat taman kota. ……? Iya, kasus itu, kalau kamu memang sudah dengar. Memang kasusnya sudah disiarkan di berita ya? Kamu lihat di mana? …… Ooh, di TV lokal rupanya? Oke, jadi bagaimana, kamu mau bantu? …… Kalau begitu, kita ketemu besok malam jam 8, di kafe yang ada di dekat taman kota itu loh. …… Ya, di La Cafe, atau apapun itu namanya. Nanti aku akan ajak Yoshi juga!”
Yoshi tersenyum simpul karenanya. Dia senang karena akhirnya dia bisa juga bertemu dengan sosok misterius yang legendanya sering membantu kepolisian dengan caranya yang lain daripada yang lain. Yoshi sudah mendengarkan beberapa ceritanya dari Trio Koplak, tapi dia jelas ingin melihat orangnya secara langsung.
"Yah, memang sudah saatnya kamu menunjukkan batang hidungmu pada Yoshi. Tidak baik kalau kamu terlalu lama jadi makhluk "gaib" bagi anggota baru kita ini. Kegaiban kamu itu sudah melegenda, aku tau. Tapi kasian tuh, Yoshi penasaran sama bagaimana kamu itu wujudnya!” ujar Pak Indra.
Hal ini membuat Yoshi terkekeh. Setidaknya, sebentar lagi dia akan menemukan jawabannya, iya kan?
"Yah, kamu kan memang masih sebelas – dua belas sama hantu. …… Intinya, besok malam kita bertiga ketemu, dan aku akan bawa semua data yang sudah kami dapatkan. ……Iya iya, saya yang traktir kalian. Dasar jomblo kere! Ini kan awal bulan, kenapa tidak sekali – sekali kamu yang traktir? …… Irit sih irit, tapi kalau kamu sadar keadaannya bisa sekacau itu, ya kamu lebih hati – hati lah saat ke Underground sana! …… Yah, karena aku tidak tau bagaimana keadaan di bawah sana, aku cuma bisa bilang, terserah kamu deh. …… Oke, kalau begitu sampai ketemu besok malam! …… “
Setelahnya, sambungan telepon mereka terputus. Pak Indra meletakkan ponselnya di atas mejanya, kemudian beliau menghela napasnya. Disandarkan tubuhnya ke kursinya, kemudian dia tertawa lepas setelahnya. Hal itu jelas membuat Yoshi langsung memandang heran atasannya.
"Seru banget deh kalian," Komentar Yoshi.
“Begitulah. Dia selalu sukses bikin sisi tegas dan serius saya hilang karena kelakuannya yang kadang suka bikin kesal itu. Dan saya rasa kamu tau, kalau setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan. Begitu pula orang ini. Dia emang jenius kriminal, tapi dia sekaligus berisik dan rese. Kalau dia teriak cukup keras, saya yakin flyover yang baru jadi di dekat sini bisa saja hancur walau dia teriaknya dari kantor ini," Sahut Pak Indra, lalu kembali terkekeh.
"Busyet dah, itu teriakan atau apa sih pak?"
"Yah, tapi begitulah dia ...."
"Bisa ceritain tentang dia lebih lanjut lagi pak? Selama ini, bagi saya semua yang bapak ceritakan rasanya kabur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective Yoshi 5 : Kapak Merah dan Tanduk Setan Pengisap Darah
Mystery / Thriller•Seri kelima dari serial "Detective Yoshi"• "Wah, sepertinya kasus ini sangat menarik! Sangat asik bukan, jika kita diharuskan menemukan potongan puzzle berbentuk potongan tubuh manusia ini?" ujar pria itu sambil menimang potongan telinga manusia ya...