MUSIM PANAS

1 1 0
                                        

Hari ini adalah musim panas yang melelahkan menurut Endine dan kawan kawannya. Namun si4 kutubu ku harus memata matai mrk dalam keadaan panas. "Apa yg harus aku lakukan disaatusim panas ini. Semuanya sudah aku bersihakn dari ujung ke ujung. Melelahkan"ucap Endine yg terpapar diatas tikar merah kesayanganya saat ia tidur.

       Lalu tiba tiba ada suara bel dari tetangga sebelah untuk Endine. " Endin, bangun ada kawan mu Mesya" teriakan nenek untukku ," baiklah nek".
Ucap Endine dgn tulus. Dua menit kemudian." Sudah lama tak jumpa mesya ." Ucap Endine yg sedang mengambil cemilan untuk mek ber2. "Tidak usah cemilan kak mesya sudah kenyang, mesya cuma mau ngasi oleh oleh untuk kakak Endine "
Ucap Mesya yg segan melihat Endine mencari cari cemilan." Ah begitu yah, tp apa kamu mau kue ubi warna, aku membeliya ditoko jual makan indo, ini rasanya enak, silakan mencoba !" Ucap Endine yg menyuguhkan teh dan mempiring kan kue ubi warnanya.

         Lalu setelah beberapa saat ia basa-basi dgn Mesya."bug" suara jatuh terdengar dari luar teras rumah Endine, Endine langsung mengecek diluar rumahnya dan melihat ada Shyiam, Derley, Harry, David. "A a ah kalian baik baik saja?" Ucap Endine yg kebingungan.

" Ah kami baik baik saja ngomong omong kamu bicara dgn siapa?" Ucap Derley yg juga kebingungan.

" Aku bicara dgn Mesya, kalian mau masuk ayok" ucap Endine yg senang tamu nya bertambah Krn makin banyak teman ngobrol nya.

  Didalam rumahnya Endine Shyiam ingin membicarakan sesuatu dgn nya namun hal itu terpotong karena Endine menawarkan cemilan yg sangat menggiurkan.

"Ah Endine sampai sini dahulu yah aku mau pulang, oiya ini kertas petunjuk kotak yg pernah kita simpan didalam pohon sakura besar." Ucap Mesya

     "Pssst, mending kita pergi aja yuk ngelanjutin misi memantau Misma agar pintar" bisik Harry pada tim mrk ber4.

"baiklah, tdk masalah, lagi pula hari ini Endine tdk sedang belajarkan l?". Ucap shyiam. "Apa kalian mau pergi, boleh, aku mau belanja dulu, salam kenal ya" ucap Endine pada shiyam, shiyam pun menjadi malu. Akhirnya shyiam dan teman temanya pergi.

    Endine pun pergi kepasar untuk membeli titipan neneknya agar bisa masak sop kesukaan nya. Ditengah perjalannanya dia selalu menatap kegedung swalayan yg lagi direnovasi, ia melihatnya dengan serius, namun dia selalu berfikir aneh saat melihatnya. Sehingga dia harus memalingkan tatapannya dgn gedung itu.

      "Ayam, ikan, kol, wortel, sudah berarti aku bisa pulang." Ucap Endine dgn senang. Dia melewati jalan yg berbeda dari yg tadi agar tdk melihat hal aneh lagi. Ia melawati pohon sakura yg indah dan sangat besar, dia mengingat sesuatu yang membuatnya tersenyum bersama mesya ( teman lama Endine.)

    " Oiiiii, jangan disitu." Ucap anak laki laki yang lagi melempar bola dan tak sengaja melayang ke kepala Endine husssh. Plak.

"Aku tak bisa bangun rasanya seperti kejadian yg pernah kualami dulu." Ucap Endine didalam hati.

Endine terjatuh kepalanya mengenai batu yg agak runcing. Karena tendangan bolanya sangat kuat sekali sehingga Endine sampai pingsan dan kepalanya bocor.
  " Cepatt, toloooong tolong , ada apa ini, ada apa ini . Cepat panggilkan polisiiii." Semua orang panik melihat keadaannya yg sangat kritis.

  Beberapa saat kemudian semua orang menjadi tenang. Nenek dan kakeknya Endine pun suyldah dipanggil polisi. Dan semua anak yg sedang bermain bola dipanggil polisi mengenai masalah yang tadi.

  Polisi itu pun sedang berdiskisi masalah tadi sambil mencatat sesuatu dan membuka berkas berkas sesuatu. Lalu tiba tiba kakeknya Endine menanyakanbsesuatau kpd polisi " permisi pak apa Endine baik baik saja ?" Ucap kakek. " Dia akan "mengalami pingsan beberapa hari kedepan". Ucap polisi.

  Maafkan kami, saya dan anak saya akan bertanggung jawab atas kesalahannya, mohon maaf" ucap ibu dari anak yang tadi.
"Tidak apa apa, sekarang saya akan bertanya kpd anak lelaki anda, apa kamu sengaja?" Tanya polisi pada anak lelaki tersebut.

" Tidak aku tidak sengaja  melakukannya"
jawab anak lelaki tersebut dgn polos, padahal didalam hatinya mengatakan 'iya' karena suatu alasan.

Pengalaman KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang