❌BaKi-15❌

7.8K 1K 88
                                    

Aku tuh muak sama sider. Bosen ngemis vote komen sama kalian, sama aja gak ada perubahan sama sekali.

Vote dan 60 komen.

Barina-Kio

Barina gak bisa gini terus, Kio semakin tak terkendali dan kejiwaannya tak kunjung pulih, apa Barina salah menolong Kio malam itu?

Tapi kan mana mungkin, dia menolong orang, menolong adalah kegiatan baik tapi kenapa hasilnya seperti ini.

"Kio, kamu keterlaluan. Dia adik aku dan gak seharusnya kamu ngancen pakai pisau gitu!"

Kio memiringkan sedikit kepalanya, menatap Barina lugu, tatapan bak anak bayi yang tak tau apapun.

"Salahnya dimana?" tanya Kio tak tau.

Saat ini mereka sedang sarapan di meja makan, mengingat ulah Kio tadi membuat Barina gak mood, Kio sekarang jadi aneh.

Bukan seperti Kio nya dulu yang lugu, polos dan manja, sekarang Kio terlihat diam, tenang dan tindakannya sangat aneh.

"Kamu mengancam dengan pisau, itu tindakan anak nakal!"

Kio terkejut, anak nakal? Dia gak mau jadi anak nakal "Kio gak mau jadi anak nakal.." lirihnya sedih.

Kepalanya menunduk, pegangan pada sendok mengerat disusul isakan lirih darinya, Barina ingin menenangkan tapi dia sendiri takut pada tingkah Kio.

"Nanti kita ke rumah James, kamu minta maaf sama dia."

"Harus ya?"

"Mau jadi anak nakal?"

"Enggak! Gak mau jadi anak nakal.."

"Makanya nurut, nanti minta maaf sama James."

Kio mengangguk, walau sebenarnya dia enggan meminta maaf karena merasa tak salah, dia kan hanya mempertahankan miliknya saja.

Barina tersenyum puas, ya setidaknya Kio masih nurut sama perkataannya walau tingkahnya suka diluar nalar.

"Aku bosan, nanti malam kita membuat kekacauan yuk." Gillen mengusulkan ide.

"Kekacauan apa?"

"Kita buat Kio dibenci sama Keluarga Dameswara, lalu Kio akan dipisahkan sama Barina, dan setelahnya Kio akan menggila lalu membunuh orang lagi!"

"Jangan harap itu terjadi." sahut Kio malas.

"Itu terlalu gegabah." ujar Ace tenang.

Kio tak mau dipisahkan dari Barina, dia akan melakukan banyak cara agar perpisahan tak terjadi selamanya.

.....

Seharusnya mereka sudah berangkat, tapi Barina gak selesai-selesai teleponannya, membuat Kio kesal sekaligus geram.

Siapa orang yang berani ngehubungin Barina sampai lama seperti itu.

Karena penasaran, Kio berjalan mendekati pintu kamar tempat Barina teleponan dari tadi.

"Tapi aku gak bisa, Kio kasihan."

Save the Pretty Guy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang