2. (b)

412 95 17
                                    

Sebelum baca, bintangnya disentuh dulu ya, Beib. Kalau rame kan penulisnya pasti happy. Kl happy pasti bakal nulis lagi eheeee.....😁😁😁

###

Hari pertama yang semula Jelita perkirakan akan begitu mengerikan ternyata tidak seperti apa yang ia duga. Surya Bisena, general manager Jelita ternyata tak seburuk yang ia duga. Meskipun pria itu jauh dari kata ramah, tapi pria itu tidak pernah melontarkan kalimat dengan nada tinggi. Yah, untuk apa berbicara dengan nada tinggi jika tidak ada hal yang membuat pria itu emosi.

Pagi ini Jelita memulai pekerjaannya dengan mempersiapkan ruang meeting yang akan digunakan untuk morning briefing yang dihadiri oleh general manager dan semua Head of Department. Ia juga mengumpulkan dan mempersiapkan logbook dari setiap departemen. Mengumpulkan guest comment dari Restoran & Front Office untuk diperiksa oleh general manager. Lalu setelah morning briefing berakhir, ia pun mengirimkan hasil notulen via email ke semua departemen.

Hal yang tak begitu rumit sebenarnya. Namun, karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja sebagai sekretaris seorang general manager, tentu saja ia sedikit mengalami kerepotan.

Kehadiran Melly di sisinya membuat segalanya lebih mudah. Wanita itu banyak memberi masukan dan bimbingan yang begitu berguna. Tidak hanya urusan pekerjaan, tapi juga tentang bagaimana bersikap dan membawa diri saat mendampingi atasan mereka.

Dari informasi yang Jelita dapat dari Melly juga, pria itu sering kali melibatkan sang istri di setiap kegiatannya. Hal yang mengharuskan Jelita mengakrabkan diri dengan wanita itu juga mendampinginya. Bukan hal yang sulit sebenarnya, ia adalah orang yang mudah akrab dengan siapa saja apalagi jika orang itu ramah dan menyenangkan.

Saat hari mulai beranjak siang, Jelita mendampingi Surya melakukan house tour ke seluruh area hotel yang rutin dilakukan setiap satu minggu sekali di hari Senin bersama Head of department.

Setelahnya, di jam istirahat, Jelita menggunakan untuk menghubungi suaminya. Panggilan video ia lakukan setelah menikmati makan siangnya bersama Melly.

"Makan apa itu, Ndre?" tanya Jelita saat dilihatnya Andre sedang menyuapkan makanan di depan layar ponselnya.

"Cap cay. Tapi masih enak buatan kamu," balas pria itu sambil menikmati makanannya. "Kamu sudah makan?"

Jelita mengangguk. "Baru saja, sama Melly. Oh ya, kamu makan di mana itu? Sama siapa aja?" Jelita melihat suasana asing di belakang Andre. Bukan rumah makan biasa atau warung tempat makan siang khas para pekerja kantoran. Tempat itu terlihat lebih eksklusif dengan kursi dan sofa yang nyaman layaknya kafe-kafe dengan menu yang harganya di atas rata-rata.

"Oh." Andre menoleh ke sekeliling sebelum menjawab, "Tadi keluar kantor terus sekalian makan siang. Cari yang gampang parkirnya."

Jelita kembali mengangguk. Enggan membahas lebih jauh lagi.

"Sama siapa aja? Sendirian?"

"Sama anaknya Pak Wicaksono." Andre berucap cuek menyebut nama atasannya.

"Pak Wicaksono direktur keuangan?" Jelita kembali bertanya.

"Iya."

Jelita terdiam sejenak.

"Yang kamu bilang karyawan baru itu, ya, Ndre?"

"Iya. Emm.... Nanti lagi aja, ya. Nggak enak, nih." Andre berucap pelan mendekat pada layar ponselnya

Karena melihat Andre yang tak terlalu nyaman menanggapi, Jelita pun akhirnya mengakhiri sambungan videonya.

"Ya, sudah kalau gitu, Ndre. Kamu lanjutin makan kamu aja. Nanti malam aja, ya, disambung lagi. Kamu hati-hati baliknya."

LDR (Long distance RelationShit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang