ALPHA, beta dan Omega. Muncul sebagai secondary gender yang membuat orang-orang menjadi lebih berkuasa, semena-mena dan sebagian orang akan merasa tertindas. Alpha adalah tingkatan yang paling tinggi dalam secondary gender, sementara beta tidak memiliki spekulasi spesial yang menjadikannya sama seperti manusia biasa, berbeda dengan Omega yang menempati tingkatan terendah di secondary gender. Tinggi dan rendah, Alpha dan Omega, keduanya bagaikan magnet yang seolah saling menarik bila medannya tepat, tapi juga saling menjauh bila medannya tidak tepat.
Kebanyakan Omega memiliki karakteristik yang begitu khas. Bertubuh mungil, cantik dan menarik, berlaku bagi Omega laki-laki maupun perempuan—oleh karena itu mereka dapat menarik perhatian Alpha dengan mudah. Berbeda dengan Jeong Yunho, memiliki tinggi seratus delapan puluh enam sentimeter, tubuhnya menjulang tinggi besar, tampan menawan dan, statusnya adalah Omega. Meskipun saat kanak-kanak Yunho pernah mengira jika darah Alpha mengalir di pembuluh darahnya, tapi nyatanya Yunho salah besar. Ya, Jeong Yunho, Omega yang memiliki siklus heat yang dapat membuatnya frustrasi karena pikirannya dipenuhi bayang-bayang sosok yang ia sukai sejak lama. Ketika heat mengambil alih, Yunho tidak lagi mempunyai kuasa atas pikirannya yang memutar adegan kotor yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Di mana Yunho akan membuka lebar kakinya bagi Alpha yang ia sukai, mendesah penuh nikmat dengan peluh yang membasahi tubuh, menyebut nama satu sama lain dalam gelora gairah yang membeludak. Namun tentunya hal itu tidak akan pernah terjadi, memangnya ada Alpha yang menyukai Omega tinggi besar yang mengeluarkan aura intimidasi kental? Tentu saja tidak. Yunho harus tahu diri, toh selama ini selalu mengatasi masa heat nya sendiri, tanpa bantuan dari Alpha; hanya mengkonsumsi supresan.
Yunho menghela napasnya panjang, ia menatap tumpukkan buku yang ada di hadapannya. Aroma kertas memenuhi ruang perpustakaan, Yunho sedang mengerjakan tugas kuliahnya sendirian, tanpa ada yang menemani atau menganggu. Jika Yunho bisa, ia lebih memilih untuk menjadi Alpha, fisik tubuhnya benar-benar tidak cocok dikategorikan sebagai Omega. Hanya saja, Yunho tidak dapat merubah takdir yang sifatnya absolut.
Yunho menggelengkan kepala demi mengusir pikiran aneh tersebut, lebih baik ia kembali melanjutkan tugasnya agar bisa pulang ke apartemen dan merebahkan tubuh besarnya di sana. Jemari Yunho mengenggam bolpoin, mulai menulis tugas yang akan dikumpulkan besok pagi. Ini pukul empat sore, ia masih memiliki waktu tiga jam sebelum makan malam.
"Yunho!"
Suara yang terdengar familier berhasil membuat rahang Yunho mengatup rapat, ia menoleh dan mendapatkan tatapan sinis dari sekitarnya. Sementara pelaku yang baru saja memanggil nama Yunho hanya bisa tersenyum lebar seraya berjalan santai tanpa mempedulikan orang-orang yang seolah terganggu dengan suara yang keluar dari mulutnya. Ini perpustakaan, ingat?
Yunho berbicara dari sela-sela giginya. "For the fuck sake, this is library, Jung Wooyoung." ia tidak menyangka bila teman satu jurusannya itu akan datang menghampirinya.
Jung Wooyoung mencibir, ia memilih untuk duduk di samping Yunho seraya menopang dagu dengan punggung tangan, iris hitamnya menatap lurus wajah Yunho dari samping. "Ayo pulang bersama."
"Aku masih harus mengerjakan tugas." gumam Yunho yang menulis untaian kalimat di buku tugasnya, tidak mempedulikan keberadaan Wooyoung.
Bukan Wooyoung namanya bila menerima penolakan dari Yunho begitu saja. "Ayo pulang bersama." ajaknya lagi, untuk yang kedua kali.
Yunho menghela napas gusar, ia menoleh pada Wooyoung; menatap Omega yang lebih kecil darinya itu dengan tatapan malas. Iris hitam Wooyoung menatapnya penuh harap, tahi lalat di bawah mata kanannya menjadi ciri khas dari Jung Wooyoung yang membuat penampilannya semakin manis. Yunho tahu bahwa Wooyoung tidak akan menyerah sampai ia menuruti permintaan lelaki manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate Pair - MiYun / YuNgi ver. (Ateez)
Fanfiction"Kau tidak mengetahui apapun, Song Mingi." nada suara Yunho bergetar, tangannya terkepal erat hingga kaleng coca-cola di genggamannya remuk dan sebagian isinya tumpah ke lantai, "kau tidak tahu seberat apa aku menjalani hidupku sebagai Omega yang be...