03.

10.8K 59 1
                                    

Gadis ramping berambut hitam panjang, nampak menggeliat terganggu akan sinar mentari yang masuk melalui celah jendela kamarnya. Dibukanya perlahan kelopak mata berhias bulu lentik alami itu, berusaha menyesuaikan netranya dengan cahaya di kamar bernuansa cream coklatnya, lalu ia menengok kearah jam dinding yang ternyata sudah menunjukkan pukul lima pagi.

Segera dipaksakan bangun tubuhnya, duduk sambil mengumpulkan kembali nyawanya satu demi satu. Ingatannya berputar-putar, dan satu momen kemarin malam yang sungguh terasa tidak nyata, momen saat bibir Ezza menyentuh bibir Ayyra dengan lembut dan hangat sekelebat muncul.

"bangsAt!" terpental kembali tubuhnya bersembunyi dibalik selimut, sanking malunya.

.

.

[Skip]

Pagi ini Ayyra tak bertemu Biantara satu, alias Altezza karena pria itu pasti berangkat lebih dulu, ia hanya menjumpai Rion duduk di meja makan lengkap dengan seragam sekolah dasar, memperhatikan Bi Ani yang sedang memasak.

"Pagi Rion!"

"pagi kak Ayyra! Nanti kita berangkat bareng lagi ya? Diantar pak Galeh"

"hahah, iya ganteng, nanti berangkat bareng." jawab Ayyra yang juga lengkap dengan seragamnya, mencubit gemas pipi anak kelas satu SD itu.

"nona Ayyra, mau bekal apa hari ini?" tanya Bi Ani, satu-satunya pembantu di Apartemen Ezza, parubaya dengan sanggul dan seragam hitam putihnya.

"sesuai menu Bi Ani saja,"

"baik nona, tunggu ya, lima menit selesai."

"siap!"

Setelah dibuatkan makan, dan dibawakan bekal, Ayyra dan Rion diantar menuju sekolah oleh supir pribadi Rion, sementara saja, sampai sepeda motor Ayyra selesai dibenarkan.

.

.

Di kantin sekolah elit tengah kota, para gadis memekik ala fangirl saat mendengar cerita Ayyra.

"jadi kemarin Lo dijemput? Yaahh, tahu gitu gue gak pulang dulu dan nungguin lo." ucap Jihan lesu.

"bener, biar bisa liatin om Altezza ganteng." ucap Ruby berbinar membayangkan sosok yang sedang ia bicarakan.

"pasti penampilannya keren banget! Lo bayangin aja dia pakai BMW hitam, sehabis pulang kerja, sama kemejanya." ujar Emeli meringkas cerita Ayyra.

"AAAAA!!"

"fanatik gila, udah udah!" sahut Ayyra protes.

Di tengah obrolan mereka, seorang pemuda tinggi, mengenakan seragam putih abu-abu, dengan kancing yang dibuka memperlihatkan kaos hitam didalamnya, berjalan menghampiri para gadis disana.

"Eh, Aldo tuh!" bisik Liliana, membuat semua temannya menoleh ke objek yang sama.

"hai semua! Lagi asik ngomongin apa nih?" tanya pemuda bernama Aldo, ketua tim basket putra di SMAN Garuda ll. Tampan, atletis, populer, mirip seperti remaja wattpad yang sering Ayyra baca.

"ngomongin indahnya dunia, Do." ujar Jihan senyum-senyum sambil melirik para gadis yang juga mulai senyam-senyum.

Aldo hanya geleng-geleng sambil tersenyum, lalu tatapannya tertuju pada Ayyra, "selamat ulangtahun Ra,"

Ayyra sedikit mengangkat dua alisnya, lalu menunjuk dirinya sendiri sekedar memastikan.

"eh? Aku? Makasih Do." ucap Ayyra jadi sedikit gugup.

"nanti ikut ekskul bahasa Inggris kan?" tanya Aldo.

"iya, kayaknya kalau gak males aku ekskul hari ini, kenapa?" jawab sekaligus tanya Ayyra.

"aku juga ada ekskul basket, pulangnya samaan kan? Mau bareng kayak kemarin?"

"ee..itu.."

"iya aja udah. Iya Do, Ayyra mau." jawab Jihan tiba-tiba mewakili Ayyra.

"ambil aja Do anaknya," ucap Ruby menimpali.

Aldo terkekeh, pemuda itu mengangguk "kalau iya aku tunggu di gerbang depan kayak biasa ya, See you Ayyra, See you semua!"

Setelah itu Aldo berjalan pergi, Ayyra jadi bimbang sesaat, sesuatu membuatnya terlihat layaknya orang jahat.

Ia seperti memberi harapan pada pria yang sudah jelas menyukainya, namun meski dilihat sesempurna apa Aldo, Ayyra tetap tak bisa membalas perasaan ketua basket populer itu. Padahal semua orang sangat setuju jika mereka menjadi couple, Ayyra pun berpikir mereka akan cocok, namun pikirannya salah, karena hatinya seperti menolak dan punya alasan lain yang Ayyra sendiri tidak tahu.

.
.

.
.

[Ruang Meeting]
"Pak!"

Altezza menoleh tidak senang kearah sekretarisnya, pria lebih muda dengan rambut cepak, wajah baby face seperti idol Korea, dengan pawakan tinggi berisi.

"bapak ini sakit kah? Jika iya, meeting-nya saya batalkan." ucap sahabat sekaligus calon adik iparnya yang hanya beda setahun dengan Ezza, Athar Rakhan.

"engga, gue gak sakit."

"Dari tadi bapak tidak fokus,"

"Thar, kalau lagi berdua gak usah formal. Udah berapa kali gue bilang." protes Altezza sambil memejamkan matanya.

"Iya, iya. Lagian Lo kenapa sih? Bawaannya males kerja gue lihat." ujar Athar

"tiap hari juga males,"

"iya gak salah sih. Cuman habis ini kita ada meeting, biasanya Lo selalu cek semuanya, lah ini kayak gak minat banget."

"gue cuma capek kali ya," Altezza mengedihkan bahunya dan membenarkan duduknya.

"serius?"

"hm, ngomong-ngomong jadwal gue sampe jam berapa?" tanya Altezza

Athar membolak-balik jadwal yang sudah ia susun, dan membaca maksimum jadwal dari boss besarnya ini. "sampai jam delapan,"

"eh? udah lewat Thar, ini dah jam sepuluh." ujar Ezza melihat jam tangannya.

"malem lah goblok, ELAH BIKIN EMOSI AJA BOCAH."

.

.

hai kaka-kaka, long time no see! Sorry baru bisa up karena schedule di rl, aku usahakan buat up cerita seminggu sekali, aku usahakan, tapi Tuhan yang menentukan :))

Tapi makasih sudah baca! Kalau boleh vote, komen juga ya! Thanks and love ya!

Fallin Love to My Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang