Prolog

957 120 88
                                    

Nirwana adalah kesempurnaan dari kesenangan hidup abadi. Sebuah kerang raksasa terbuka yang dibelakangnya terdapat satu ular berkepala tujuh adalah tempat kesukaan Mahadewa saat ingin bersantai sambil terus menyelesaikan segala urusan alam semesta dalam diam. Bantal-bantal berbalut sutra menjadi pemanis yang memanjakan Mahadewa agar semakin betah dan nyaman, seolah semua yang ada di sana berlomba-lomba untuk menyenangkan Mahadewa.

Terbukti, Mahadewa yang tengah berbaring di pangkuan Mahadewi memejamkan mata seolah sangat menikmati usapan sayang di kepala dari kegiatan sederhana tersebut. Hatinya menjadi tenang karena sekarang ... ia tidak lagi kesepian.

"Aku tidak pernah menyangka akan berada di sini ... di sampingmu, Mahadewa."

Mahadewa tersenyum tanpa ingin membuka mata. Dalam hati, ia mengakui jika paha yang menjadi bantalan kepalanya saat ini bahkan lebih nyaman dibanding bantal-bantal indah miliknya.

"Kau Yang Mahatahu ... keisenganmu menulis takdir baru adalah bentuk dari pengetahuanmu akan masa depan. Apa aku benar?"

Mahadewa terkekeh ringan. Suaranya terdengar merdu dan menenangkan hingga benda-benda langit seolah tengah menari-nari sekaligus jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Ia membuka mata, memperlihatkan iris keemasan yang berpendar indah.

"Apa yang Mahadewiku inginkan, hm?"

Mahadewi tersipu malu saat suara Mahadewa terdengar sangat memanjakannya. Niat tersembunyinya terbaca dengan mudah. Jari-jeraminya menyusup ke dalam sela-sela rambut Mahadewa yang indah nan halus. "Kau Yang Mahatahu dan lebih tahu tanpa harus kuberitahu."

"Memang." Mahadewa tidak menyangkal. Ia memfokuskan tatap pada belahan jiwanya yang cantik jelita. "Tapi aku ingin mendengarnya secara langsung."

"Bahagiakan mereka, Mahadewa."

Mereka yang dimaksud Mahadewi adalah pasangan reinkarnasi mereka yang masih hidup di belahan bumi Yunani; Pangeran Leonard dan Dewi Harnum. Permintaan Mahadewi mengingatkan Mahadewa akan permintaan Dewi Harnum sebelum penyatuan mereka di malam bulan purnama merah.

"Saya menginginkan akhir yang bahagia. Bila menurut Anda, kami –saya dan Pangeran Leonard- tak pantas mendapatkannya, mohon pantaskanlah kami, Wahai Dewata Yang Agung."

Akhir kisah yang bahagia.

Itu permintaan Dewi Harnum padanya waktu itu.

"Haruskah?"

Mahadewi mengerjap. Apa maksudnya?

"Kutukan Dewi Dione dan segala hal yang terjadi di masa lalu mengikat takdir mereka dengan kuat, Mahadewi. Itu tidak bisa diubah, walau aku ingin."

"Tapi takdirmu lebih kuat dibanding apa pun, Mahadewa. Terlebih sekarang sampai akhir kehidupan ... jagat raya berada dalam genggamanmu. Kau pun belum sempat menulis akhir kisah dari takdir baru yang iseng kau buat, karena itu aku meminta akhir hidup yang bahagia untuk mereka."

"Hmmm ...." Mahadewa bergumam sambil memainkan satu tangan Mahadewi yang bebas, menggenggam dan mengecupinya tipis-tipis nan lembut.

"Ya? Mahadewa .... Ya? Katakan 'ya.'"

"Aku harus melihat perjuangan cinta mereka terlebih dulu, Mahadewi."

"Kau bahkan mengetahui segalanya walau sedang tidur, Mahadewa!"

Saat tahu suasana hati sang pujaan tidak lagi dalam keadaan baik, Mahadewa bangkit dan duduk bersila di hadapan Mahadewi. "Belahan jiwaku, dengar ..." Mahadewa menangkup wajah cantik Mahadewi yang tampak merajuk agar menatapnya. Saat mata biru yang indah itu membalas tatapannya kesal, ia tersenyum lembut. "Cara mereka menyikapi perpisahan kali ini ... menentukan akhir kisah dari takdir baru yang akan kutulis."

Mahadewi mengerjap lucu.

"Jika sikap mereka dapat menyenangkanku, akan kusatukan mereka dengan bahagia. Tapi ..." Tatapan Mahadewa menjadi sangat serius saat menjeda ucapannya. Namun tetap ada senyum di bibir meski samar. Entah apa maksudnya.

"Mahadewa ... jangan." Mahadewi menggeleng dua kali. Ada ketakutan di matanya saat menunggu kelanjutan dari ucapan Mahadewa tersebut.

"Jika sikap mereka mengecewakanku, maaf saja, Mahadewi ..., mereka akan kupisahkan."

***

Ngehaiii! Akhirnya LENUM season 2 resmi buka lapak juga. Yeay!!!! Akhirnya reunian juga kita di lapak baru LENUM 💥🎉🎉🎉

Jangan sampai salah, ya. Nama lapaknya 'Kesayanganku~' .... Salah sebut, auto LENUM ngambek😩😄

Info terbaru. Kali ini aku nggak pakai kata-kata lebay di awal bab. Harap jangan kecewa dan tetap baca, ya🙏

Btw, makasihhh bangetttt buat perhatian kalian di pertanyaan kemarin, terharu. Makasih udah kasih energi positif ke akuuu❤

Setiap komen kalian berarti banget. Semua saran, masukan ... bener-bener membantu dan ngingetin aku yang kadang suka lupa. Kubongkar, ya. Kadang setiap komen kalian bikin aku keinget lagi jalan ceritanya (yang kadang aku sendiri lupa karena kelamaan up wkwk) dan perbaiki lagi setiap kali mau update part berikutnya.

Jadi emang ngebantu banget setiap komen kalian tuuuh. Bintang mah bonus buat aku. Komen kalian juga kayak semangat buat aku. Makasihhh ... udah relain jarinya capek ngetik setiap komenan di semua ceritaku😍

Jadi, apa kalian siap perlakukan 'Kesayanganku~' ini sama dengan perlakuan kalian ke 'Permaisuriku~'? Plisss, jangan dibedakan, ya. Jangan dianaktirikan juga karena cerita ini masih LENUM😍

Eh, ada yang keberatan sama judul cerita lapak baru ini yang sederhana banget? Takutnya ada yang kurang suka atau gimana gitu. Plis, jangan maksain baca kalo nggak suka, kecuali buat yang pura-pura nggak suka, sok dibaca😁

Welcome to Pembaca baruuu. Salam kenal, ya🙏😀

Oke. Sekian cuap-cuap lebaynya. Makasihhh dan bahagia selaluuu❤

PS: JANGAN NUNGGU UP!
(Akhirnya bisa nulis kalimat ini lagi hiks)

See you soon😘

Kesayanganku~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang