Seorang pria manis masuk ke dalam kamar dan membuka jendela membiarkan udara segar pagi hari masuk ke dalam kamar, cahaya matahari mulai menyinari wajah seorang pria tampan yang masih betah terlelap sehingga membuatnya merasa terganggu dan terbangun dari tidurnya.
"Tuan krist, tuan ada kelas pagi ini"
"Aku masih mengantuk!" Ucapnya sembari menaikan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
Setelah membuka jendela dia berjalan menuju ranjang dan mencoba untuk membangunkan sang majikan sekali lagi.
"Tuan, tuan sudah tak masuk kemarin. Saya tak mau tuan tidak masuk lagi hari ini" ucapnya.
Krist berdecak kesal dan membuka selimut yang menutup wajahnya kemudian menarik tangan pria yang sedari tadi mengganggunya hingga pria itu terjatuh ke atas tubuhnya.
"Phi sing, bukankah sudah pernah ku katakan jangan berbicara formal pada ku! Ayolah kita sudah lama bersama dan kita hanya berbeda 7 tahun! Panggil aku krist jangan tuan!" Ucap krist marah sembari menatap wajah singto.
"Maaf, tuan. Jangan panggil saya phi dan saya tak bisa memanggil tuan hanya dengan sebutan nama" ucap singto.
"Baiklah nanny, aku tak ingin ke kampus jika kamu masih memanggil ku tuan" ucap krist santai.
Singto beranjak dari atas tubuh krist dan membenahi posisinya lagi kemudian menatap krist.
"Ayo tuan, nanti nyonya anna marah jika tuan tidak ke kampus hari ini" ucap singto.
"Tidak!" Ucap krist sembari memasang wajah kesalnya.
Singto hanya melihat itu dengan tatapan yang sulit di artikan, krist masih sama seperti anak kecil beberapa tahun yang lalu. Jika dia tak mendapat apa yang di inginkannya dia pasti akan merajuk seperti sekarang.
Apa krist melupakan usianya? Dia bahkan sudah berusia 22 tahun sekarang tapi masih bersikap layaknya anak kecil.
"Baiklah" ucap singto mengalah.
Krist tersenyum senang mendengarnya.
"Ayo, krist" ucap singto.
"Ahh... Indah sekali pagi ini" ucap krist sembari beranjak dari kasur kemudian berjalan menuju kamar mandi, sedangkan singto masuk ke dalam walk in closet mencari pakaian untuk krist kenakan dan menyiapkan buku dan laptop krist untuk ke kampus nanti.
Singto memang berkerja sebagai pengasuh krist, bahkan sejak krist masih berusia 5 tahun saat itu, hingga sekarang krist sudah berusia 22 tahun.
Singto seorang pria dewasa, berusia 29 tahun, dia berkerja menjadi pengasuh krist sejak usianya 12 tahun dan saat itu usia krist baru 5 tahun.
Kenapa usianya yang terbilang masih kanak-kanak sudah bisa berkerja menjadi pengasuh? Karna saat itu orang tua singto bekerja sebagai pelayan di rumah krist dan singto selalu ikut orang tuanya berkerja.
Karna pengasuh krist saat itu sudah berhenti jadi untuk sementara yang menemani krist bermain itu singto, singto sudah cukup besar untuk menjaga krist, karna melihat krist nyaman bersama singto, jadi papa krist menjadikan singto pengasuh untuk krist.
Mereka bermain layaknya seorang teman dan tumbuh dewasa bersama baru keduanya menyadari perbedaan mereka. Singto hanyalah seorang pengasuh dan krist anak majikannya.
Orang tua singto sudah meninggal dunia beberapa tahun yang lalu dan sebenarnya semenjak orang tuanya meninggal singto juga ingin berhenti berkerja menjadi pengasuh krist dan mencoba mandiri dengan berkerja di luar sana, namun krist selalu menahan singto agar tak berhenti
Sudah terhitung 17 tahun singto berkerja sebagai pengasuh krist, harusnya krist tak membutuhkan pengasuh lagi sekarang karna krist sudah dewasa bahkan sudah sekolah di perguruan tinggi.
krist selalu menahan singto agar tak keluar dari rumahnya dan krist mengatakan jika dia masih sangat membutuhkan singto, krist akan bersikap layaknya seorang anak kecil kepada singto dan meminta layani semuanya walau sebenarnya ia juga bisa mengerjakan semuanya sendiri. Itu dia lakukan agar singto terus berkerja dengannya.
Krist keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk yang menutupi bagian bawahnya kemudian berjalan menuju walk in closet, terlihat jika singto sedang menyetrika pakaian yang akan di kenakannya sekarang.
Krist mendekati singto dan berdiri di belakang singto, ia memperhatikan setiap gerakan tangan singto.
"Apa tugas mu sudah kamu kerjakan?" Tanya singto.
"Belum" ucap krist singkat.
"Krist! Kamu bukan lagi anak sekolah dasar sekarang! Kamu bahkan sudah kuliah! Apa kamu tak ingin lulus nanti?"
"Biarkan saja" ucap krist cuek.
"Nanny..."
"Hmm" ucap singto sembari terus mengerjakan perkerjaannya.
"Benar-benar calon istri idaman" bisik krist di dekat telinga singto sehingga membuat singto menghentikan kegiatannya.
"Gunakan kemeja ini, setelah itu kerjakan tugas mu" ucap singto.
"Phi sing" ucap krist.
Singto mengabaikan krist dan membuka tas krist mengeluarkan laptopnya, singto memang tak mau di panggil phi mengingat jika dia hanya pengasuh krist di rumah itu, singto hanya ingin tahu batasan dan bersikap profesional.
"Nanny"
"Ya, tuan"
"Shit! Harus berapa kali ku katakan jangan panggil aku tuan!!"
"Ya, krist?"
"Apa nanny sudah mempunyai kekasih?" Tanya krist sembari berjalan mendekati singto.
"Kenapa menanyakan itu?"
"Hanya ingin, bukankah nanny sudah tua dan pastinya sudah siap ingin membangun rumah tangga"
"Hmm, ya... Aku sudah mempunyai kekasih, tugas ku menjadi pengasuh mu akan selesai setelah kamu wisuda nanti, setelah itu aku akan menikahi kekasih ku" ucap singto.
"Oh, shit! Aku tak ingin lulus jika begitu" ucap krist.
"Kamu bahkan sudah sangat tua untuk di asuh, krist" ucap singto lagi.
"Ya, jika phi sing berhenti menjadi pengasuh ku bagaimana jika setelahnya phi menjadi istri ku saja" ucap krist.
Krist meletakan dua tangannya di pinggang singto hingga membuat singto menghentikan kegiatannya kemudian melepas tangan krist dari pinggangnya.
"Kerjakan tugas mu" ucap singto.
Singto menarik kursi dan menyuruh krist agar duduk di kursinya, sedangkan dia berdiri melihat krist mengerjakan tugas kuliahnya.
Hei, walau singto hanya seorang anak pelayan tapi singto juga kuliah bahkan lulus dengan nilai tertinggi saat itu, singto anak yang berprestasi, jika dia berhenti berkerja menjadi pengasuh krist, singto bisa melamar perkerjaan di perusahaan besar dan dia yakin jika dia akan di terima semudah itu.
"Sudah, nanny" ucap krist sembari menarik dasi singto hingga membuat singto sedikit menunduk jadinya.
Krist menatap wajah singto yang berada dekat dengannya dengan seksama hingga membuat singto gelagapan dan berusaha untuk menjauhkan wajahnya.
*Cup... Satu kecupan mendarat di bibir singto hingga membuat mata singto membulat sedangkan sang pelaku tersenyum manis seolah tak terjadi apa-apa.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy And His Nanny ✓
Short StoryAnak laki-laki yang di asuhnya sejak masih kecil kini tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang tampan, semakin bertambah usia perilakunya semakin tak dapat di tebak, terkadang ia membuat singto kesal tapi kadang juga mampu membuat hatinya berantakan...