Pagi-pagi sekali krist sudah terbangun dari tidurnya, ia mengusap pipi singto lembut kemudian mencium bibirnya sekilas hingga membuat singto terbangun dari tidurnya.
"Kita ada penerbangan jam 11 nanti" ucap krist.
"....."
"Masih marah, hmm?"
"......"
"Salah ku apa?"
"Kamu makan siang bersama apple kemarin!" Ucap singto yang baru mengeluarkan suaranya.
"Phi ke kantor? Kenapa tak menghampiri ku?"
"Bukankah kamu sudah bahagia bersamanya? Kamu membelikannya makanan dan bercanda dengannya"
"Jadi suami ku cemburu, hmm?"
"......"
"Ya, aku memang bahagia kemarin, itu karna papa akan mengangkat ku menjadi karyawan tetap, aku bisa menyelesaikan kuliah ku sambil berkerja dan papa memberi ku ini" ucap krist sembari memperhatikan dua tiket pesawat.
"Itu sebabnya aku mentraktir apple makan siang, karna aku bahagia. Ayo bangun setelah itu kita pergi baby moon" bisik krist.
Singto benar-benar merasa malu sekarang karna sudah marah tak jelas, dia menyesal mendiamkan krist semalam sedangkan krist hanya tersenyum melihat wajah merah itu.
"Itu sebabnya jika ada masalah sebaiknya di bicarakan baik-baik, katakan apa yang tak phi sukai atau apa yang mengganjal di hati phi" ucap krist.
"Bagaimana dengan pakaian kita?"
"Tak perlu membawa pakaian karna aku tak akan membiarkan phi mengenakan pakaian phi nanti" bisik krist.
"Krist!?"
"Aku bercanda, sayang. Aku sudah membereskan pakaian kita semalam" ucap krist.
"Aauhh... Ssshhh" tiba-tiba singto merintih karna bayinya menendang.
Krist dengan sigap langsung mendekatkan wajahnya dan mengusap lembut perut singto.
"Jangan nakal, sayang" bisik krist.
Bayinya kembali menendang saat mendengar ucapan daddynya, krist melihat perut singto bergerak sendiri kemudian mengecupnya.
"Anak daddy benar-benar nakal" bisik krist.
Setelah sang bayi diam, krist dan singto beranjak dari ranjang dan pergi ke kamar mandi, keduanya berendam bersama di dalam bathub dengan krist yang mengusap perut singto yang mulai membesar, Krist memainkan jari-jari tangan singto sambil menjilat telinganya hingga membuat singto melenguh.
"Kristhh..."
"Hmm?"
"Bukankah kita ada penerbangan?"
"Ya, sebentar lagi"
"Hentikan kegiatan mu!!"
"Ahh... Baiklah, tapi aku tak yakin jika phi akan selamat nanti"
"Aku siap merentangkan kaki ku setiap saat untuk mu, sayang" ucap singto.
"Oh, shit! Siapa yang mengajari phi berbicara seperti itu?"
"Bukankah kamu sendiri saat itu?"
"Suami ku mulai nakal sekarang, hmm?"
"Aku nakal hanya untuk suami ku sendiri" ucap singto.
"Yeah, seperti itu... Karna aku suami yang posesif aku tak mau phi nakal kepada orang lain"
"Krist, apa kamu melupakan perut ku yang mulai membesar? Apa aku ada waktu untuk nakal di luar sana"
"Ya, aku tahu itu"
Tiba-tiba singto beranjak dari posisinya kemudian menungging di hadapan krist, terlihat lubang pinknya berkedut di sana.
"Fuck me, daddyh?" Ucap singto.
Bukankah tadi singto menolak? Kenapa sekarang malah memancing? Tapi krist tak akan menyiakan kesempatan itu.
Krist langsung mendekatkan bibirnya dan menyambar lubang sempit yang menggodanya sedari tadi, krist bermain dengan lubang singto menggunakan jari tengahnya hingga di rasa cukup baru giliran penisnya mendapat giliran.
"Aahh... Yeah... Ini nikmat, hubby" rintih singto.
*Plokk... Plokk... Plokkk...
"Ssshh... Fuck me..."
"Fuck... Me harder"
Krist mencium bibir singto sembari terus bergerak dengan cepat hingga beberapa menit kemudian keduanya memuntahkan cairan mereka.
"Cukup untuk hari ini sayang atau kita akan ketinggalan pesawat nanti" ucap krist sembari mengajak singto keluar dari bathub dan membilas tubuh mereka.
.
.
.
.
.
Perjalanan yang memakan waktu hampir 6 jam akhirnya mereka tiba di Korea, di bandara sudah ada yang menunggu mereka untuk mengantar keduanya ke hotel. Krist memang sudah menyiapkan segalanya.Singto menenggelamkan wajahnya di dada suaminya karna ia merasa benar-benar lelah dan pusing mungkin karna kurang istirahat.
Setelah tiba di hotel, krist menarik koper mereka sembari menggenggam tangan suaminya, krist mengambil card lock hotel di bagian resepsionis kemudian naik ke lantai atas.
Singto langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang saat mereka memasuki kamar hotel.
"Aku benar-benar lelah" ucap singto.
Krist mendekatinya kemudian mengusap perut singto dan mengecupnya singkat.
Krist membawa singto masuk ke dalam pelukannya kemudian keduanya sama-sama terlelap.
.
.
.
.
.
.
Hampir satu minggu mereka berada di korea namun mereka tak keluar sama sekali dan setiap hari menetap di kamar hotel, krist menatap pemandangan indah kota dari balkon kamarnya, ingin rasanya ia turun tapi singto melarangnya untuk keluar dari kamar.Dia seperti tawanan sekarang, untuk apa mereka jauh-jauh ke korea jika hanya untuk melalukan seks dan tak keluar dari kamar?
Ya, percaya atau tidak selama hampir satu minggu mereka berada di sana keduanya tak keluar sama sekali karena singto menolak untuk di ajak keluar, singto lebih mau menghabiskan hari berdua di kamar bersama krist, mereka makan juga menggunakan layanan hotel karna singto melarang krist untuk keluar dari kamar walau hanya beberapa menit.
Nafsu singto semakin hari semakin meningkat membuat krist sedikit pusing meladeninya, entahlah... Biasanya dalam novel yang sering dia baca nafsu dominan akan lebih kuat dan biasanya sang dominan yang sering meminta lebih dulu tapi sekarang singto lebih sering meminta, singto bahkan melarangnya untuk keluar dari kamar.
Krist sering merayu singto dengan mengiming-imingi tempat indah yang akan mereka kunjungi namun semua itu tak berarti bagi singto, dia lebih mau berduaan dengan suaminya di kamar tanpa harus keluar dari sana.
Setelah puas menatap pemandangan kota di bawahnya krist melangkahkan kakinya untuk masuk ke kamar, terlihat suaminya masih betah terlelap dengan tubuh polosnya yang di tutupi selimut hingga perut, krist duduk di samping singto kemudian mengusap perutnya yang mulai sedikit membesar.
"Apa benar ini ulah mu? Kamu yang selalu ingin di jenguk daddy, hmm?" Bisik krist kepada perut singto.
"Apa anak daddy sudah tak sabar ingin bertemu daddy?"
"Sebentar lagi kita bertemu sayang" ucap krist kemudian ia mengecup singkat perut besar singto.
Krist ikut merebahkan tubuhnya di samping singto kemudian memeluk tubuh singto dengan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher sang suami.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Boy And His Nanny ✓
Short StoryAnak laki-laki yang di asuhnya sejak masih kecil kini tumbuh menjadi seorang pria dewasa yang tampan, semakin bertambah usia perilakunya semakin tak dapat di tebak, terkadang ia membuat singto kesal tapi kadang juga mampu membuat hatinya berantakan...