Chapter 2

9 1 0
                                    

“–Jae? Apa yang terjadi? Kau baik-baik saja?”

Jaehyun sedikit mengerang, tangannya meraih ponsel yang terlepas dari genggamannya sedikit jauh.

Ne, aku baik-baik saja eomoni. Aku hanya menolong orang yang hampir tertabrak,” ucapnya sambil menarik bibirnya sebelah.

“Kau memang anakku. Oh iya, aku lupa tujuan utamaku menelepon. Aku sudah mengirimimu 5 juta. Kalau masih kurang, mintalah pada ayahmu.”

Ne, Gamsahamnida eomoni. Ini sudah lebih dari cukup.”

“Baiklah, belajar yang rajin agar masuk SNU. Aku harus kembali ke kelas dan setelah itu harus ke rumah sakit.”

Jaehyun mengangguk padahal ibunya pun tak akan melihat anggukan Jaehyun. Lantas dia melirik sebelah dengan ujung matanya. Perempuan itu masih berdiri menatap Jaehyun dengan sinis, pantas saja seperti ada yang menyimak pembicaraannya.

Ne, aku menyayangimu eomoni.”

“Ada apa?” tanya Jaehyun saat menutup ponselnya yang sedikit tergores aspal.

“Kenapa kau menarikku?”

Tentu Jaehyun mengerutkan dahi atas pertanyaan itu.

“Kau tak lihat? Astaga! Kau hampir tertabrak mobil!”

“Aku tahu! Seharusnya kau biarkan saja!”
Perempuan itu tak kalah berteriak emosi membalas Jaehyun yang membentaknya. Rahang Jaehyun turun, ia tak percaya dengan pernyataan perempuan itu.

“Kalau mau bunuh diri, lakukanlah di tempat lain yang sepi. Jangan menyusahkan orang lain! Kau mau menjebloskan orang tak bersalah ke penjara?”

Perempuan itu memicingkan mata.

“Kau tahu apa tentangku?” ucapnya seraya pergi.

Sungguh dia sangat terganggu dengan ucapan lelaki itu yang bilang dia menyusahkan. Kalau menyusahkan kenapa sampai menyelamatkannya? Simple kan kalau dia tidak ikut campur mungkin sekarang dia sudah tertabrak.

Chan menepuk bahu Jaehyun yang menatap kepergian sosok perempuan yang berdebat dengannya.

“Jae?”

“Oh Chan.”

“Apa yang kau lakukan disini?”

“Tidak ada. Bagaimana dengan Felix?”

“Begitulah.”

Dari jawaban singkat itu, Jaehyun tahu Chan tidak ingin cerita. But, it’s okay. Artinya Felix baik-baik saja.

Tak mau membuat teman-temannya menunggu lebih lama, keduanya masuk ke dalam club yang berwajah restoran itu. Chan menganga, 'Benar-benar menakjubkan.'

Dari ambang pintu, terlihat teman-temannya berkumpul dekat meja bartender. Tempat ini benar-benar tersembunyi dan sangat kedap suara. Padahal ketika mereka baru masuk pintu utama suasananya sangat tenang. Tapi setelah lewat pintu kedua suasananya berbanding terbalik. Cahaya lampu warna warni dan juga musik yang di putar seorang dj sangat memekakkan telinga, mungkin bagi yang tak biasa suara itu sangat bising.

Seorang bartender menyuguhkan dua gelas minuman berwarna kuning menyala di depan Chan dan Jaehyun.

Chan menyesap sedikit minuman itu sekadar membasahi tenggorokannya lalu mengeluarkan rokok. Belum sempat menyalakan rokoknya, tangan seorang bartender di depan refleks menahan Chan.

“Maaf, disini dilarang merokok.”

“Kau bisa merokok disana bersama Bambam dan Yugyeom,” timpal Jungkook menambahkan.

MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang