Chapter 9

6 1 0
                                    

“Sudah berhenti?” goda Jaehyun dengan menopang dagu seraya melayangkan tatapan lembut yang akan membuat semua wanita yang melihatnya akan terpesona. Namun, itu tak berlaku untuk Hayoung, ia malah menatap jijik Jaehyun.

“Berhenti apa?”

“Percobaan bunuh diri.”

“Jangan ungkit itu disini.”

Dentuman musik bervolume besar menyeruak ke telinga Chan, ia mendekat ke meja bartender dimana ada Jaehyun sedang berbincang dengan Hayoung.

“Young-ah, kau tahu, saat melihatmu hatiku berdebar kencang,” racau Jaehyun sambil menepuk-nepuk dadanya.

Bruk!

Nice catch! Untung saja Chan datang tepat waktu. Kalau sampai telat satu detik mungkin dahi Jaehyun akan berubah bentuk.

Chan memapah Jaehyun dan mendudukkannya bersama teman-teman yang lain agar duduk lebih nyaman sedangkan dirinya kembali ke meja bartender.

“Berikan aku Vodka.”

Huftt! Hayoung meniup poninya.

“Jangan harap aku memberikannya padamu. Aku harus menjamin kehidupan adikku.”

Chan menaikkan bibir. “Kau sangat sayang padanya.”

“Tentu saja. Dia adikku satu-satunya.”

Dddrrrttt …

Tertera nama ‘Felix’ di ponselnya, oleh karena itu ia segera mengangkatnya.

[Hyung,] Terdengar erangan dari seberang telepon.

“Dimana kau?”

[Mereka datang ke rumahku.]

Chan melirik teman-temannya. Ia tidak bisa mengandalkan mereka berhubung mereka dalam pengaruh alkohol.

“Aku akan kesana sekarang!”

Chan melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. Dia tampak sangat gusar, dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada Felix. Lelaki malang itu, sudah disiksa oleh orang tuanya dia juga diolok-olok dan dibully, di diskriminasi karena berbeda dengan teman-temannya.

Chan memarkirkan mobilnya di depan bangunan yang sedikit kumuh. Felix melarikan diri dari rumah ayahnya dan menempati tempat ini beberapa waktu lalu, mungkin dapat dibilang kostan kecil. Saat Chan memasuki rumah Felix, berantakan sudah. Rumahnya hancur seperti kapal pecah.

“Lix? Felix?”

“Hyung. Maaf aku memanggilmu kesini.”

Chan menggeleng. “Kau tak salah, yang salah itu si Hyunjin keparat! Mau dia apa sih?!”

“Yang membuatku babak belur memang Hyunjin. Tapi yang menghancurkan semuanya orang suruhan ayah.” Chan menghela nafas kasar.

“Rumah ini sudah tak aman. Ikutlah ke rumahku. Kemasi barang-barangmu.” Felix mengangguk lantas segera melakukan perintah Chan.

***

Felix memasuki rumah Chan yang seperti istana. Meskipun matanya sedikit linu dan sedikit buram, ia mendapati seseorang yang baru keluar dari salah satu ruangan.

Gayoung mengatupkan bibir, membekam mulutnya sendiri. Ia terkejut dengan kehadiran Felix yang babak belur.

“Chan! Dimana kotak p3k?” tanya Gayoung rusuh. Tanpa di suruh pun Chan akan mengambil kotak itu tapi berhubung Gayoung memintanya mungkin kesannya dia disuruh.

“Dia Hannah?” tanya Felix bingung karena ada perempuan di rumah ini yang ia kira adik Chan. Felix memang belum pernah melihat Hannah.

“Bukan. Dia Gayoung.” Gayoung membuka tutup salep namun direbut Chan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang