BAB 44 - Class Meeting

3.6K 335 30
                                    

Seluruh murid merasa senang akhirnya mereka lepas dari semua mata pelajaran yang menjadi faktor kepala mereka akan meledak. Suasana sekolah sangat meriah dengan berbagai stan makanan yang memenuhi halaman depan sekolah, ada juga panggung yang menampilkan berbagai macam bakat dari bernyanyi hingga menari. Suara pemuda yang berteriak antusias melihat para gadis menggoyangkan tubuh mereka di panggung, dan para gadis yang mendengar suara merdu penyanyi pria meramaikan suasana class meeting.

"Haahahahahaha!!" Jidan tidak bisa menahan tawanya mendengar cerita Argam. Jidan menggantung tangannya di pundak Argam, "Gimana rasanya dibantuin crush sendiri buat pdkt-an sama mantan crush? Saingan lo sekarang lagi. Hahahahahahahah!!"

"Diem sebelum gue bogem mulut lu."

Jidan menulikan telinganya terhadap ancaman  Argam, "Hahahahahaha!!"

"Ya udah la, ajak aja Iras, gitu aja digalauin." Seru Sogi yang asyik memakan bakso bakarnya.

"Kalo dia curiga gimana?"

"Curiga gimana?" Tangan Tio dengan santainya mengambil bakso bakar Sogi, dan Sogi memberikan ekspresi sinis kepada Tio.

"Ya kan dia taunya gue suka Lia, jadi aneh dong kalo tiba-tiba yang gue ajak itu dia."

"Ya cari alasan lah, lu kan ahlinya."

"Alasan apa?"

Jidan menepuk pundak Argam, "Bilang aja lu ga suka ke rumah hantu bareng cewek."

"Kenapa?"

"Karna mereka berisik, teriak-teriak ga jelas, apalagi yang penakut kayak Lia."

Argam memikirkan ide ini, lalu tersenyum simpul. "Waah, encer juga otak lu."

"Yeeh, sepele lu ama gua."

Argam menepuk tangannya antusias, "Oke deh, kapan nih gue ajak Iras?"

"Saran gue jam 2-an aja. Biasanya OSIS jam segitu senggang."

"Oke-oke, makasih sarannya."

Ketiga temannya mengangguk.

"Btw..." Jidan melihat sekeliling keramaian seperti mencari sesuatu, "Ergi mana dah? Lama amat."

"Lu emang jahat banget ya, nyuruh dia pergi sendirian beli minum." Seru Sogi sambil menunjuk wajah Jidan.

"Lah lu sendiri? Mau ga nemenin dia? Gak kan? Ga usah banyak bacot."

Sogi mencibir.

Di sisi lain, Ergi masih menunggu minuman yang dia pesan di sebuah stan minuman. Seorang gadis datang dengan dua kantong yang masing-masing berisi 3 gelas dan 2 gelas minuman dengan warna yang berbeda-beda, menyodorkan dua kantong itu kepada Ergi. "40.000, Kak."

Ergi tersenyum simpul, dia menyerahkan dua lembar uang berwarna hijau, dan memberikannya kepada gadis itu. Gadis itu menerimanya dengan senyum ramah khas penjual, "Terima kasih, Kak."

Ergi menenteng dua kantong itu sambil menghindari kerumuman murid lain yang berdesakkan menunggu pesanan mereka di stan minuman dan makanan lain.

Ergi mengangkat minumannya ke atas menghindari kerumuman yang mulai mendorongnya. Sialnya, di salah satu stan makanan ada banyak laki-laki yang rusuh, entah apa yang membuat mereka harus berteriak dan melompat seperti itu hanya untuk memesan makanan. Ergi berusaha untuk menghindari mereka, mengangkat minumannya tinggi-tinggi, tetapi mereka saling mendorong satu sama lain dan salah satu dari mereka terlempar ke arah Ergi. Ergi tidak memperhatikan ini dan keseimbangannya dengan mudah menghilang, kakinya menyilang dan dia terpeleset ke samping. Ergi berhasil menjaga tubuhnya tidak jatuh, tetapi beberapa minumannya tumpah.

My Sadist KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang