YOU POV
Dua hari kemudian..
"Sayang, makan dulu. Kau sudah dua hari belum makan. Aku tak ingin kau tak ada tenaga untuk bermain denganku nanti malam." Sungguh brengsek tingkah lelaki yang membawakan aku sebungkus burger ini sampai membuatku nekat menendang tubuhnya hingga tersungkur ke belakang. Namun, semakin aku memberontak maka akan semakin kuat pula lelaki itu memberikan siksaan padaku. Jay ambil sebuah nampan yang masih terdapat sisa makanan kemarin lalu melayangkannya ke kepalaku dengan begitu keras. Tak bisa lagi aku deskripsikan betapa sakitnya pukulan tersebut, bahkan darah dari bekas tinjuan yang lelaki itu berikan di wajahku saja belum mengering. Kini, ia menambah luka terbuka baru di kepalaku dengan nampan tersebut.
Makanan kemarin berserakan dilantai tempat Jay menahan kedua tanganku dalam posisi terborgol do sebuah besi. Keadaan tubuhku begitu kacau, memar mulai terlihat jelas di sekujur tubuhku, bekas sundutan rokok juga masih terasa sakit di kulitku, tapi yang paling memprihatinkan adalah kondisi wajahku saat ini. Mata kiriku mengalami lebam hingga membuatnya bengkak, bibir bawahku sobek berkat kegiatan ekstrim yang terus Jay lakukan padaku dan sekarang aku harus mendapat lagi luka di kepalaku. Rambutku sudah berserakan di lantai tempat Jay menyekap ku saat ini, tanpa pakaian sehelai pun, bahkan Jay dengan teganya tak memberikan aku kebebasan dengan memborgol tanganku ke atas.
Sungguh, aku tak menyangka kekasih yang selama ini aku cintai akan setega ini melakukan semuanya padaku. Tubuh dan mentalku benar-benar Jay hancurkan, bahkan lelaki itu nekat menarik semua uang dalam tabunganku untuk dia nikmati bersama teman-temannya.
Semalam, Jay berpamitan untuk menemui seorang rekan bisnis yang berencana membuka sebuah kedai makanan di Korea, tapi lelaki itu malah pulang dalam keadaan mabuk dan bernafsu sehingga tubuh lemah ku inilah yang Jay gunakan sebagai pelampiasannya. Dalam sehari saja, Jay bisa menyetubuhiku tiga sampai empat kali pelepasan. Angka yang cukup gila untuk dikatakan kalau Jay bukan merupakan seorang maniak. Itulah sebabnya Jay memaksaku untuk menyantap makanan pemberiannya, agar aku memiliki tenaga untuk melayani nafsu bejatnya. Sungguh, aku merasa sangat hancur diperlakukan seperti ini.
Apalagi di tengah malam, aku kadang merasa sangat kedinginan. Seolah penghangat di ruangan ini sengaja Jay matikan agar membuat menuruti pintanya. Jay memintaku untuk terus menjadi kekasihnya, tak peduli dengan masa lalunya yang berselingkuh dengan ibu tiriku sendiri. Bagi Jay, aku merupakan sumber pemasukan yang tak bisa ia lepaskan begitu saja dan Jay sudah mengakui semua niat buruknya padaku. Dengan ucapan manis diakhir pengakuannya kalau seiring berjalannya waktu, ia mulai jatuh hati padaku. Sialan! Apa ia pikir aku wanita yang bodoh?!!
Jay remas wajahku hingga mengalirkan rasa sakit yang teramat sangat di tubuhku, "Kenapa kau keras sekali sayang? Apa karena kau begitu memikirkan perasaan adik tirimu? Apa kau pikir, aku dan ibu Jake tak tahu mengenai kegiatan yang selalu kalian lakukan? Kau juga kotor, Y/n. Jangan bersikap seolah kau menjadi pihak yang paling tersakiti saat ini!!" bentak Jay mampu memecah tangisanku begitu parau. Akhirnya, aku tak bisa lagi menahan tangisanku di depan Jay, biasanya aku akan terus menahannya hingga lelaki itu pergi, barulah aku menangis kencang merutuki semua yang Jay lakukan padaku.
Melihatku yang perlahan menunjukkan sisi lemah ku, senyum tipis terukir di wajah Jay. "Kau tak ingin adik tirimu itu kenapa-napa bukan?! Jadi turuti pintaku sayang!" ancam Jay yang mau tak mau aku turuti dengan anggukan kepala. Lelaki itu tertawa kencang lalu melayangkan satu tamparan ke wajahku, "Kau sangat menyukai Jake, ya? Aku kenal dirimu, Y/n. Kau akan melakukan apapun untuk orang yang kau cintai. Tapi sekarang, tempatku di hatimu sudah digantikan oleh bedebah kecil itu." ujar Jay sungguh dipenuhi tipu daya, saking hebatnya lelaki itu memanfaatkan kelemahanku, ia sampai memberikan ancaman yang berhubungan dengan adik tiriku.
"Jay, jangan libatkan Jake, dia tak ada hubungannya dengan kita. Aku akan menuruti semua pintamu, kau tak ingin aku mengakhiri hubungan. Baiklah, aku akan bertahan untukmu. Kau ingin aku mengaktifkan kembali kartu kredit milikmu, baiklah akan aku lakukan sayang." pintaku dengan sangat. Semakin membuat Jay tertawa kencang seiring ia tampar lagi wajahku di hadapannya. "Nada suaramu bahkan berubah setelah aku menyebut namanya. Kau orang yang keras Y/n, tapi aku tahu kau akan memberikan seluruh hidupmu untuk orang yang kamu cintai, jadi tetaplah bersamaku sayang." ucap Jay yang langsung aku jawab dengan anggukan kepala. Aku tatap mata Jay dengan atensi yang berkaca-kaca hingga akhirnya lelaki itu mau melepaskan borgol yang menahan tanganku.
Detik itu juga tubuhku ambruk ke lantai yang kotor ini, "Mandi, bersihkan tubuhmu, aku ingin kau melayaniku lagi malam ini!" pinta Jay, berniat meninggalkanku begitu saja sebelum aku tahan kakinya untuk tidak melangkah, "Jay, aku tak kuat bangun, jangan tinggalkan aku.." pintaku dengan sangat. Bahkan hanya untuk mengangkat kepalaku, aku tak sanggup melakukannya, tubuhku benar-benar kehilangan tenaga.
"Say please, baby?" Jay malah melayangkan pertanyaan tersebut untuk menggodaku. Mau tak mau, aku turuti permintaannya, "Please, bantu aku Jay". Langsung Jay angkat tubuhku menuju sebuah kamar mandi di rumah asing tersebut. Rumah ini bukanlah rumah milik Jay yang sebelumnya aku datangi.
Setelah berhasil melumpuhkan diriku dengan mengikat kedua tangan dan kakiku, Jay membawaku menjauh dari rumah miliknya untuk menyembunyikan ku dalam rumah kumuh ini. Aku tak tahu siapa pemiliknya, tapi aku yakin Jay sering menghubungi ibu Jake setelah berhasil menyekap ku. Aku tak tahu apa yang keduanya inginkan sebenarnya, masalah uang tabunganku yang telah dikuras habis oleh Jay rasanya tak sebanding dengan rasa sakit yang aku terima saat ini. Uang masih bisa dicari, tapi mental yang telah dihancurkan tak bisa dengan mudah disembuhkan.
Jay sukses menghancurkan setiap aspek dalam kehidupanku dan aku sangat membencinya.
Tangisku semakin pecah saat kurasakan perih di sekujur tubuh saat air mengenai luka di tubuhku. Saking banyaknya luka yang Jay ciptakan sampai membuat air bekas mandi ku berubah menjadi merah. Tubuhku bergetar hebat, begitu merasa kedinginan sampai membuatku tanpa sadar memeluk lengan Jay yang ikut membantuku membersihkan diri. Alhasil lelaki itu malah ikut mandi bersamaku, namun kegiatan yang awalnya akan kami habiskan dengan hanya membersihkan diri malah berakhir memanjakan diri satu sama lain. Ah, lebih tepatnya, Jay memaksa untuk diriku memanjakannya lagi.
Bahkan lelaki itu sampai menambah bekas kebiruan di leherku dengan cara mencekik ku dari belakang saat ia hentakkan tubuhnya padaku. Dapat ku lihat betapa menyedihkannya diriku saat ini, dengan wajah dan tubuh yang babak belur aku masih harus melayani lelaki bermodalkan kelamin doang sepertinya. Malah, ia tak segan menggunakan kekerasan agar membuatku selalu patuh padanya. Awalnya, aku mengira tamparan yang Jay berikan disela sesi bercinta kami dahulu hanya pemanis untuk membuat dia terlihat dominan. Tapi sekarang aku sadar kalau tindakan itu merupakan kesalahan besar yang aku biarkan terjadi dalam hubungan kami.
Jay memang dominan tapi cenderung kasar dan brutal, bukan sebagai sosok yang dapat dipercaya dan diandalkan seperti bayangan dominan di kepalaku. Sungguh, aku menyesal telah berkenalan dengannya. Aku berharap, Jay mau melepaskan ku dalam waktu dekat karena jika aku berharap pada orang lain. Tak akan ada yang bisa menyelamatkanku, Jake? Tentu saja tak akan mengetahui rumah ini apalagi sampai mengalahkan Jay yang sangat brutal ini. Dia saja tak segan memukulku sebagai orang yang ia cintai. Apalagi Jake yang Jay rasa menjadi saingan terberatnya. Aku yakin, hanya akan ada masalah baru yang Jake ciptakan jika ia menemukanku. Lagipula tak ada yang bisa aku harapkan di dunia ini kecuali diriku sendiri. Sekarang aku hanya perlu menuruti semua permintaan Jay walau rasanya penyatuan tubuh kami hanya mengukir luka di kewanitaanku.
Bukan kenikmatan yang aku dapatkan melainkan perasaan hancur, tak berharga dan sakit yang teramat sangat hingga membuatku tak henti meneteskan air mata. "Kau suka sayang? Kau lebih suka milikku atau milik adik tirimu itu! Katakanlah!" pinta Jay sambil memandang tubuhku di pantulan cermin kamar mandi. Aku hanya diam sebelum ku rasakan tangan Jay yang mengelus klitorisku dari belakang, "Mendesah yang kencang atau kau ingin aku borgol seperti tadi lagi?" tanya Jay yang langsung memancing desahan paksa aku keluarkan.
"Ahhhh Jay daddy.. " sungguh, aku membenci diriku sendiri.
"Lama aku tak mendengar panggilan itu darimu sayang!"
Tuhan, bisakah kau ambil nyawaku sekarang? Terkena serangan jantung karena merasa begitu kelelahan misalnya. Sungguh tubuhku tak kuat lagi menahan semuanya.
TBC
LANJUT KAH INI? KOMEN DLU YANG BANYAK SAMPE 50 YAA
KAMU SEDANG MEMBACA
Broadcast Jockey
قصص عامة[🔞] Tak kamu sangka, Broadcast Jockey terkenal berinisial JK selama ini adalah adik tirimu yang baru memasuki usia legal. JK, berasal dari singkatan nama JAKE yang sangat polos namun menawarkan banyak sekali konten berbau dewasa yang tidak sesuai d...