44:Zio dan Ken

769 145 6
                                    

     Zio sedikit kelelahan menghadapi musuh yang tak ada habis habisnya, sedangkan ia tidak tahu apa yang terjadi pada 2 bawahnya yang berada di tingkat lain.

   Para musuh sedikit menyingkir memberi jalan untuk seseorang di belakang, melihat punggung laki laki bertubuh tegap dan berbusana blazer rapi itu memasuki lingkaran yang di dalamnya ada Zio yang terlihat sangat kelelahan.

    Punggung kepala berambut putih itu memiliki postur tubuh tegap dan memiliki bahu yang lebar, langkah lebar itu terhenti di hadapan Zio dengan suasana beku dalam seketika.

     Bibir indah pink dan basah itu tertarik membentuk smirk sambil suara berat dan sedikit serak mengeluarkan kalimat.

    "Bukankah ini, laki laki calon suami dari gadis?"

     Mendengar kalimat lambat ini membuat Zio mengerutkan keningnya dengan keras.

....

  Ken dan Bella telah sampai di basmen atau bagian ground floor (lantai dasar sebuah bangunan)

    Bella menyentak keras tangan Ken dari lenganya lalu membungkuk menyentuh sisi luka di perutnya sambil terbatuk batuk menututupi rasa sakitnya.

    "K.. Ha...u..bajin...gan!"

   Bella ngos ngosan, sedangkan Ken baru sadar bahwa stamina Bella telah menurun banyak tak seperti beberapa tahun yang lalu. Ia pun melangkah untuk mendekat sambil tersenyum geli.

   "Aku rasa setelah ini, aku perlu melat-"

  Hampir beberapa langkah lagi mendekati ke arah Bella.

    Bruk!.......

   Sebuah mobil yang terparkir tepat di samping Bella dan Ken jatuh tubuh seseorang langsung membuat kaca pecah berhamburan dan atap mobil langsung rusak parah.

    Ken seeolah mengetahui sesuatu langsung mengapai tangan Bella mengajak gadis itu untuk menjauh dari area tersebut dengan segera.

    Tapi Bella dengan cepat menyentak tangan itu sambil tatapanya terus ke arah laki laki yang terbaring di atas atap mobil tanpa bergerak sedikitpun.

     "Bella.. "

   Panggil Ken pelan menahan perasaanya, ia mencoba menguatkan rasionalnya untuk terkhir kali. Seolah tuli Bella hanya diam mematung tidak menyahut panggilan Ken, yang menjadi tumpuan penglihatanya adalah telapak tangan yang berlumuran darah dengan jari jari sedikit bergerak gerak lemah.

     Tapak sepatu boots yang familiar itu cukup mudah untuk menebak siapa yang jatuh dan terbaring walau wajahnya tidak kelihatan.

    Suara teriakan datang menghampiri, Ken dengan cepat mengeluarkan pistolnya dan melindungi gadis yang masih berdiri dengan linglung.

    Suara teriakan dan tembakan tak terdengar sama sekali di pendengaran Bella, yang ia dengar hanyalah dengungan nyata ia mencoba menguatkan hatinya melangkah dengan berat mendekati mobil yang rusak itu.

    Dengan pelan ia memanjat kap mobil walaupun pandangannya sudah mengenang air mata, bau darah memenuhi penciuman dan sedikit demi sedikit ia melihat wajah tampan yang penuh luka dan kepala yang bersimbah darah.

     Bella tiba tiba mengalami yang namanya kehilangan pegangan dalam hidup, tubuhnya luruh tapi dengan keras kepala ia mendekati tubuh yang ia tidak tahu apakah mati atau masih bisa di selamatkan.

    Memegang pisau yang tertancap di jantung lelaki itu dengan getir, ia kehilangan seluruh kekuatanya, seluruh energinya dan hampir seluruh kewarasanya.

Run Bella!....Run! (END) (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang