✘♚✘
Setiba-nya Maya di kediaman Anderson, Ronald bergegas menghubungi dokter pribadi keluarga Anderson untuk datang dan memeriksa keadaan Maya.
Kakek tua itu terkejut melihat keadaan Maya yang kacau di beranda depan mansion nya, segera ia menyuruh beberapa anak buahnya untuk membantu Maya ke kamarnya.
"Bagaimana?" tanya Ronald pada dokter Devian, dokter muda dan tampan.
"Tidak ada yang serius, untungnya peluru yang berada di perut Maya tidak masuk sampai ke dalam jadi masih bisa di ambil dan tidak perlu melakukan operasi," jelas dokter Davian, "saya sudah beri obat pereda nyeri, Maya tertidur karena efek dari obat itu jadi anda tidak perlu khawatir."
Ronald menghela nafas lega, "terima kasih, Devian." Devian tersenyum ramah lalu membenahi barang-barang nya.
"Senang bisa membantu anda, kalau begitu saya pamit undur diri," Ronald mengantar Devian sampai depan pintu kamar Maya, "oh ya, ganti perban-nya setiap dua kali sehari, lalu jangan biarkan luka nya terkena air dulu karena masih basah, jika ingin mandi tolong di lap saja dengan air hangat supaya air tidak mengenai luka nona." Ronald mengangguk mengerti, lantas Davian benar-benar pergi di antar beberapa pelayan.
Ronald menatap cucu nya dengan tatapan sedih, semua salahnya harusnya dia menyembunyikan identitas Maya lebih ketat lagi supaya musuh keluarga Anderson tidak menyerang Maya. Musuh Anderson hanya tau Maya sebagai cucu satu-satunya keturun Anderson, mereka tidak tau jika Anderson punya dua cucu lainnya yang identitasnya masih di sembunyikan.
"Maafkan kakek Maya semua salah kakek, kamu tidak pantas menerima semua serangan dari musuh kakek."
✘♚✘
"Kenapa lo nelfon gue waktu penyerangan itu?" ucap Miya seraya mengganti perban Maya. Sejak tadi Miya tidak henti-hentinya mengocehi Maya karena tidak meminta bantuannya saat terjadinya penyerangan Maya kala itu.
"Berisik," balas Maya memasang wajah pasrah di pelototi kembarannya.
"Berisik ndas mu, gue khawatir karena setiap ada yang nyerang lo gak pernah ngasih tau gue,"
"Kalo gue kasih tau lo, nanti musuh kakek tau kalo Anderson punya cucu dua gue gak mau lo juga kena sasaran mereka," Miya menatap Maya penuh kesedihan, selama ini Maya selalu melindunginya tapi dirinya tidak pernah bisa melindungi Maya.
"Maafin gue, ya.." Maya merontasikan matanya, kembarannya pasti merasa bersalah lagi seperti yang sudah-sudah.
"Alay lo." Tak lama kemudian terdengar isakan Miya, dan Maya pun langsung memeluk kembarannya supaya tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins Revenge
Random⚠️Cerita ini pernah di Unpublish sebelumnya, satu tahun yang lalu karena Author sibuk, kemudian di Publish lagi dan alurnya di ubah di beberapa bab⚠️ [ dibaca sampe selesai terus di vote + komen. Jangan lupa Follow juga ya ] SINOPSIS! Ini bukan ceri...