Kembali bersama Trust Issue

8 1 0
                                    

"Bi, udah dong. 3 minggu lagi lo nikah dan sekarang Edgar malah kecelakaan. Berhenti nangisnya ayo ke rumah sakit,"

"Sakit, Ras. Gue liatnya jelas banget. Edgar yang selama ini sama gue terus, ternyata dia sama yang lain juga. 2 tahun sama Edgar gak menjamin dia konsisten buat baik terus,"

"Iya gue tau soal itu. Tapi semuanya udah siap lho. Duit lo banyak kebuang kalo lo batalin gitu aja. Kasihan orang tua kalian,"

"Gak akan gue kasihan sama duit, gue sekarang lebih mentingin hati dari pada duit,"

"Harga diri orang tua lho," tegas Saras.

"Mending diem, Ras. Kalo lo emang mau jenguk Edgar, kesana sendiri. Gue cuma minta numpang di kamar ini sebentar. Besok gue nyari kontrakan,"

"Rumah lo sama Edgar? Lo mau kemana? Jangan macem-macem ya buat kabur. Di kamar gue sampai nanti ada titik terang dari masalah ini,"

"Biarin, dijual sama Edgar gue udah bodo amat. Gue cuma gak mau ya tinggal di rumah itu lagi,"

"Hufff Bi, bukannya gue gak mau ada dipihak lo. Cuma, gue juga ngerti siapa Edgar. Pasti dia gak akan seburuk itu. Gue kerumah sakit dulu. Jangan kabur, gak usah nyari tempat lain. Paham?!" tegas Saras yang hanya diangguki oleh Libi

*****

"Mba maaf ini gitar yang dibawa Libi," ucap laki-laki yang menabrak Libi tadi. Dia ingat betul Edgar memanggilnya Libi dan Edgar berpesan mengenai gitar ini.

Perempuan yang sedang menangis itupun menatap gitar pemberian laki-laki itu. "Bawa saja, Mas. Itu tidak ada maknanya untuk Mas Edgar," ucapnya.

"Saya Andra, Edgar berpesan untuk membawakan gitar ini karena ini milik LIbi," ucap Andra memperkenalkan namanya, karena ia berharap bisa segera keluar dalam peristiwa ini.

"Bawa saja, Mas! Apa susahnya? Malah itu bisa buat koleksi atau bahkan yang lainnya! Mas bawa itu secara gratis! Saya Mala tidak akan mau menyentuh gitar itu, paham?!" ucap Mala menggunakan nada yang menggebu-gebu. Ia cemburu, ia sakit, ia cemas dengan keadaan ini.

"Ingat ya, Mba. Saya Andra, jikalau nanti Edgar bangun dan mencari gitar ini. Bilang padanya sedang dibawa Andra," ucap Andra sembari meninggalkan Mala.

Disisi lain, ternyata Saras hadir bersama kedua orang tua Edgar. Saras terlihat tidak suka melihat Mala yang sedang berada di depan kamar rawat Edgar.

"Mala," panggil Saras dengan nada tidak sukanya.

"Saras, Mas Edgar," ucapnya sembari menangis tersedu.

"Kenapa Mala?" tanya Ibu Edgar sembari menggeleng lirih. Teringat kejadian buruk yang dilakukan Mala terhadap Edgar.

"Saya gak suka kamu berdekatan lagi dengan Edgar. Atau malah kamu yang membuat Edgar kecelakaan, iya?" ucap Ayah Edgar yang tak suka dengan kedatangan Mala.

"Bukan," ucap Mala sembari menggeleng lirih.

"Om dan tante tenangin diri dulu, ya. Biar Mala jadi urusan Saras sekarang," ucap Saras diangguki kedua orang tua Edgar.

Saras mencengkram tangan Mala dan menariknya menuju taman Rumah Sakit. Ini tidak bisa dibiarkan, Saras tidak akan membiarkan kejadian tahun lalu terulang kembali. Ia tidak rela martabat Edgar dan keluarganya jatuh lagi. Sesampainya di taman, Saras mendudukan Mala di kursi taman.

"Gue udah pernah bilang. Jangan kesini lagi!" tegas Saras.

"Tapi, Edgar masih sayang aku, Ras,"

"Lo yang sok tau! Tindakan lo di cafe tadi, nunjukin ke gue kalo lo perempuan murahan! Ngerti gak lo?!"

Trust IssueTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang